015
Entah bagaimana malam ini tidak ada cahaya apapun yang menghiasi langit. Tidak ada bulan ataupun bintang. Seperti menandakan bahwa ada banyak awan yang menutup langit saat ini. Sepertinya akan ada hujan.
Menghabiskan waktu hampir 3 jam untuk lari dari kejaran bandit. Mereka pun akhirnya berhasil melarikan diri. Meski ada beberapa luka ditubuh Izumi dan HiMERU. Sementara (name) hanya sedikit lusuh dan lumpur yang mengotori dressnya.
"Sekarang bagaimana?" Tanya HiMERU
(Name) berjalan keluar dari persembunyian mereka. Menatap ke arah jalan yang kosong tanpa siapapun. Disini cukup gelap karena tidak ada cahaya apapun yang menyinari. Tidak ada rumah juga yang bisa memberi sedikit sinar.
Kendaraan mereka sudah rusak dan hancur. Sudah pasti tidak akan bisa digunakan. Satu-satunya cara hanyalah jalan kaki.
Gadis kecil itu membuka sepatunya yang memiliki heels 4cm. Kemudian ia berjalan begitu saja ke jalannya semula. Ia menoleh ke arah 2 butlernya yang masih diam di tempat.
"Aku tidak perlu menjelaskannya kan?" Ucap (name).
Rasanya aneh jika ada seorang nona dari keluarga bangsawan berjalan kaki tanpa sepatu seperti ini. Kebanyakan nona pasti akan merasah risih dan tidak akan menyukainya. Namun bagi (name) yang selalu melakukan hal tidak biasa untuk seorang nona. Ia tidak mempermasalahkan itu.
Hal tak terduga dari kejar-kejaran selama 3 jam itu adalah mereka ternyata telah tiba di tempat tujuan. Hanya perlu berjalan 10 menit, mereka sudah bisa melihat ada banyak cahaya yang menandakan bahwa mereka sudah ada di desa yang di tuju. Meski masih perlu berjalan beberapa waktu lagi, namun melihatnya saja sudah cukup bagus.
---
Tempat itu nampak sepi meski ada banyak cahaya yang menyala di setiap rumah. (Name) memakai kembali sepatunya setelah melihat jalan di desa ini ada banyak benda benda berserakan. Khawatir ada benda tajam disana.
Desa itu tidak begitu luas. Sesuai ukuran Desa pada umumnya. Bangunan disini pun sangat sederhana dan memiliki suasana yang benar-benar berbeda dengan di kota.
Mereka berjalan hingga ke tempat dimana itu satu-satunya gedung bertingkat yang ada di desa itu. Dari luar mereka bisa mendengar suara ramai yang terdengar ceria namun juga suram disaat yang bersamaan. Menandakan ada pesta di dalam sana.
Sepertinya sepinya desa ini karena mereka semua sedang berkumpul di tempat itu.
"Chou uzai, kita tidak mungkin masuk dengan keadaan seperti ini," Gumam Izumi kesal.
(Name) meletakan kepalan tangannya yang mungil di bawah bibirnya. Membuat pose seolah sedang berpikir sesuatu. Ia menatap HiMERU untuk beberapa saat hingga menimbulkan tanda tanya pada pria bersurai biru muda itu.
"Apa tidak ada satupun barang yang dibawa?" Tanya (name).
"Tidak ada waktu," Ucap HiMERU.
Memang benar tidak ada waktu untuk itu. Nyawa lebih penting daripada harus sibuk mengambil barang dari bagasi.
(Name) sedikit bingung karena artinya rencana harus mengalami perubahan jika seperti ini. Lagipula seharusnya mereka tiba disini sebelum matahari tenggelam. Tapi kejadian tadi terlalu banyak menguras waktu.
"Apa semua orang ada di dalam?" Tanya (name).
"Seharusnya begitu, Yuu-kun bilang kepala desa tidak akan membiarkan rakyat desa ini tidak hadir ke acara itu," Ucap Izumi.
"HiMERU nii-san kamu bawa benda itu kan?" Tanya (name) pada HiMERU untuk memastikan.
HiMERU merogoh saku dibalik setelan butlernya untuk mengambil benda yang dimaksud oleh (name). Kemudian dari balik setelannya ia mengeluarkan sebuah kantung kain berwarna hijau lumut.
"Apa nona ingin aku memasukannya ke dalam?" Tanya HiMERU.
Seulas senyum lembut muncul di wajah (name) setelah mendengar pertanyaan itu.
―――― Midnight Butler ――――
𝕿𝖔 𝖇𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖙𝖎𝖓𝖚𝖊𝖉
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro