Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

012

"Apa kembali ke kamar saja?"

"Nona,"

(Name) menoleh ke belakang yang nampak lebih banyak cahaya dari posisinya sekarang. Sosok butler yang paling pendek diantara yang lainnya pun muncul dengan tatapan bingung. Ia bertanya-tanya kenapa gadis kecil itu ada disini.

"Nazuna nii-san, bisa bantu antarkan aku ke kamar,"

"Baiklah, biarkan nii-chan ini mengantar nona ke kamarmu," Ucap Nazuna.

(Name) menggenggam lengan baju Nazuna yang tidak sedang menggenggam lilin di tangannya. (Name) cukup takut gelap, walau ia sendiri sudah terbiasa dengan itu.

---

Nazuna mengantar (name) hingga ia berada di tempat tidurnya. Ia memakaikan gadis kecil itu selimut hingga ke lehernya. Kemudian kembali membawa lilin di tangannya yang sebelumnya ia letakan di nakas.

(Name) langsung memejamkan matanya. Mencoba untuk segera tidur agar cahaya matahari cepat muncul. Ia tidak ingin berlama-lama memandang langit malam yang sangat minim cahaya meski malam ini bintang sedang bertaburan di langit.

Nazuna memperhatikan wajah (name) yang terpejam. Mengulas senyum pandangan seorang kakak pada adiknya.

Ia berterima kasih pada gadis kecil itu. Meski ada beberapa hal yang sudah tak dapat diperbaiki walau (name) membantunya. Namun itu lebih baik daripada ia tetap berada di sana.

Setidaknya ia tidak akan menjadi orang yang sama.

---

"TOMOYA-CHIN, HAJIME-CHIN, MITSURU-CHIN!"

Suara bara api yang memenuhi gedung yang cukup tua itu tidak membungkan suara teriakan dari sosok pemuda bersurai pirang itu.

"Ni-nii-chan..."

Suara lemah dari sosok anak laki-laki bersurai biru muda itu mencoba menyahut panggilan yang menggelegar itu. Namun suaranya terlalu lemah untuk didengar. Dikalahkan oleh suara bara api yang tak habis-habisnya membakar seluruh gedung ini.

Netra berwarna merah itu menangkap 3 orang yang ia cari. Nampak dari kejauhan ia bisa melihat 2 di antara nya sudah tak sadarkan diri. Sementara yang satunya tengah mengulurkan tangannya

"HAJIME-CHIN!"

Pemuda itu mencoba berlari ke arah mereka bertiga. Namun baru berlari sedikit sebuah atap plavon runtuh terbakar oleh api. Mengepung jalan menuju kesana.

"Ni-Nii-chan..."

KREK

BRAK

Suara halus nan lemah itu menjadi suara terakhir yang ia dengar. Sekali lagi sebuah plavon kembali runtuh. Menutup pandangannya pada 3 orang yang sudah ia cari selama 1 jam dalam bara api.

Pupilnya mengecil. Menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya. Hingga seseorang menyeretnya untuk keluar. Namun netra itu masih menatap kosong ke arah tempat yang beberapa menit lalu membakar 3 nyawa tak berdosa.

Di depan gedung yang masih diselimuti bara api. Sudah banyak penghuni lain yang berkumpul. Tapi tidak dengannya yang berdiri seorang diri menatap kosong ke arah gedung itu. Gedung yang masih menyisakan 3 tubuh tak bernyawa di dalamnya.

Kakinya sudah terlalu lemas. Ia terduduk di posisinya. Netra merah albino nya masih menatap ke arah pintu yang sudah tak terpasang di tempatnya.

Ia sudah terlambat untuk menyelamatkan mereka.

"Ano..."

Ia berbalik menatap sosok yang memanggilnya. Tubuh mungil seorang perempuan yang mungkin ia perkirakan berusia 7 tahun itu menatapnya dengan tatapan lembut.

"Maaf kami terlambat," Ucapnya.

Pemuda itu tidak memahami apa yang diucapkan gadis kecil itu. Ia hanya memandangi tangan yang berbalut sarung tangan yang tengah terulur ke arahnya.

"Biarkan aku membantumu memberi keadilan atas 3 nyawa mereka," Ucapnya lagi.

Perlahan ia menerima uluran itu. Ada sedikit keraguan, namun hatinya seolah mengatakan bahwa ia harus menerimanya.

"Boleh aku tau siapa namamu?"

"Nito Nazuna,"

---

"Biarkan nii-chan menjagamu untuk membalas keadilan itu,"

―――― Midnight Butler ――――

𝕿𝖔 𝖇𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖙𝖎𝖓𝖚𝖊𝖉







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro