Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

011

"AAAAAAAAAA"

PRANG

"Nona?!"

Izumi mendobrak paksa pintu kamar (name) bertepatan dengan suara benda yang pecah dari kamar majikannya itu. Netra birunya menangkap tubuh mungil yang tengah duduk memeluk lututnya. Tubuhnya berbalut selimut tebal yang itu terlihat seperti sedang menimpa tubuhnya.

Izumi mendekati (name). Ia melihat pecahan vas bunga yang berada tepat di samping ranjang (name). Ia mengambil sapu tangan dari sakunya kemudian memungut pecahan-pecahan tersebut.

Izumi tidak mengubris apapun dari sosok (name) yang nampak begitu ketakutan. Bagaimana pun itu hanyalah reaksi dari sebuah mimpi buruk dan ia sudah tahu bahwa gadis kecil itu tidak ingin diperlakukan apapun selama ia bereaksi dari mimpi buruknya.

Setelah selesai memungut semua pecahan tersebut. Izumi ingin beranjak dari tempat itu, namun tangan (name) yang menarik ujung pakaiannya itu menahan pergerakannya.

"Su-sudah berapa banyak?" Tanya (name).

"Mungkin ada 15," Ucap Izumi.

"Berapa lama lagi aku harus melakukannya ?" Tanya (name) lagi.

Izumi memahami hal itu. Melakukan sesuatu yang sama sekali tidak disukai membuat siapapun merasa tersiksa. Terutama untuk gadis kecil seusianya.

Izumi juga tidak yakin apakah harus tetap menyebut nonanya itu gadis kecil atau bukan. Mengingat usianya sudah menginjak 14 tahun. Namun tubuh mungil yang nampak seperti anak berusia 8 tahun itu membuat semua tidak akan yang menyangka tentang usianya.

Sang butler itu tidak menjawab pertanyaan apapun untuk yang terakhir. Ia sendiri juga tidak bisa menjawabnya dengan yakin.

Perlahan-lahan tangan (name) yang menggenggam ujung pakaian Izumi melonggar. (Name) kembali dalam posisi tidurnya yang kini berbalik membelakangi Izumi.

Tidak ada respon apapun. Netra birunya menatap ke arah keluar jendela. Ia bisa melihat dua orang butler lainnya kini tengah bersama para tikus di bawah.

"Hal yang naif bisa membunuhmu, nona," Gumam Izumi sebelum mematikan lilin yang menerangi ruangan tersebut.

---

"HiMERU-dono bagaimana yang disebelah sana?" Tanya Souma yang sedang mengelap pedanganya yang selalu di tangannya itu.

"HiMERU sudah menyelesaikan yang disana," Ucap HiMERU dengan wajah yang nyaris tanpa ekspresi.

Kedua pasang netra itu menatap ke arah tikus-tikus yang baru saja selesai di basmi. Tidak baik membiarkan seekor tikus berkeliaran, itu bisa mengotori rumah. Apalagi jika sampai bergerombol seperti ini.

"Sekarang apa yang akan dilakukan dengan ini?" Tanya HiMERU.

Pria bersurai biru muda itu hampir tidak pernah terlibat dalam urusan membasmi tikus. Ia biasanya lebih banyak bertugas membantu Nazuna di halaman belakang. Ini karena sedang tidak ada Izumi, makanya ia ikut diseret membantu Souma mengurus tikus-tikus.

"Chou uzai, kalian terlalu berisik,"

"Kami tidak selihai itu untuk tidak membuat suara apapun," Ucap Souma.

"Ck, haruskah aku terus mengatakannya beberapa kali baru mengerti hah?!" Ucap Izumi kesal.

"Ini pertama kalinya HiMERU ikut membasmi tikus," Ucap HiMERU.

Izumi menatap ke segerombolan tikus yang dibasmi mereka. Soal ketenangan itu sebenarnya mereka juga tidak seberisik itu. Tapi tetap saja yang namanya ada suara pasti akan mengganggu.

Walau majikan mereka tidak protes tentang itu. Apakah begini caranya seorang butler memperlakukan nona mereka ?

"Singkirkan mereka !" Ucap Izumi.

---

(Name) belum tidur kembali sejak mimpi buruknya. Matanya kini benar-benar terjaga hingga ia sulit untuk tidur. Bahkan untuk memejamkan mata saja rasanya kurang nyaman. Padahal besok ada banyak hal yang harus ia kerjakan.

(Name) mengubagh kembali posisinya menjadi duduk. Musim gugur seperti ini udaranya cukup dingin di malam hari. Ia beranjak dari tempat tidurnya untuk keluar dari kamarnya sebentar.

Mengingat tidak banyak orang yang ada di kediaman ini. Ia berpikir bahwa keluar sendiri seperti ini tidak akan ada yang menyadarinya.

Langkah dari kaki mungilnya itu menelusuri  lorong-lorong yang begitu minum cahaya. Hanya ada lampu redup untuk menerangi lorong ini. Itupun jarak antara 1 lampu dengan yang lainnya cukup jauh.

"Apa kembali ke kamar saja?" Gumam (name).

―――― Midnight Butler ――――

𝕿𝖔 𝖇𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖙𝖎𝖓𝖚𝖊𝖉

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro