007
"Apa nona baik-baik saja?" Tanya Anzu ketika melihat (name) tertidur dalam gendongan Izumi. Wajah gadis kecil itu nampak tidak tenang hingga ia khawatir.
"Dia tidak apa-apa, biar aku yang mengantarnya," Ucap Izumi yang langsung berjalan melewati Anzu yang masih menatap cemas.
Izumi membawa (name) ke kamar gadis kecil itu. Selama perjalanan pulang (name) sama sekali tidak ingin turun dari gendongan Izumi. Bahkan di dalam kendaraan, (name) akhirnya duduk di pangkuan Izumi.
Gadis kecil itu pun hanya diam dengan wajahnya yang bersandar pada bahu Izumi. Hingga tanpa sadar (name) tertidur disana.
Sesampainya di kamar, Izumi melihat netra (name) yang terbuka perlahan. Izumi pun menurunkan (name) dalam posisi duduk di pinggir ranjangnya.
"Saya akan memanggil Anzu untuk membantu anda berganti pakaian," Ucap Izumi.
(Name) bergerak mengambil sesuatu yang selalu ia simpan di laci nakasnya. Tangan mungilnya mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah maroon yang ada di laci tersebut. Ia membukanya perlahan, manampilkan sebuah bross berukuran sedang.
Bros itu dihiasi berlian murni yang dibentuk lingkaran kecil dengan warna yang jerning seperti air. Di dampingi oleh ukiran emas putih yang melingkari seluruh sisi berlian dengan ukiran yang sederhana namun nampak begitu elegan.
(Name) menatap bross tersebut dengan tatapan yang dalam. Ia tidak menyadari Anzu yang telah berdiri di dekatnya sejak tadi.
"Nona ?"
(Name) tersentak kaget saat suara Anzu yang memanggilnya. Gadis kecil itu langsung menutup bross tersebut dan kembali meletakannya di laci nakas.
"Anzu nee-san sudah datang ternyata," Ucap (name) seperti tidak terjadi apapun.
Anzu langsung bergerak membantu (name) mengganti gaunnya menjadi piyama. Ia juga melepas perhiasan dan membersihkan riasan tipis yang ada di wajah (name).
"Tuan muda tadi datang berkunjung," Ucap Anzu.
"O-onii-sama?" Tanya (name) kaget.
"Onii-sama" Yang dimaksud (name) memang hanpir tidak pernah mengunjungi kediaman ini. Kakak laki-lakinya itu selalu sibuk di luar sana setiap harinya hingga sangat sulit menghubunginya. Kedatangannya kali ini tentu saja sangat mengejutkan (name). Tapi sayangnya ia justru sedang tidak ada dirumah saat kakak laki-lakinya itu datang.
"Tuan muda tidak mengatakan apapun, ia masuk ke ruang baca anda, setelah itu pergi," Jelas Anzu.
Pupus sudah harapan (name). Ia pikir kakaknua itu akan menunggunya hingga kembali, tapi mendengar dari penjelasan dari Anzu. Kakaknya itu pasti melakukannya lagi.
Setelah berganti pakaian. (Name) merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Tubuh mungilnya diselimuti oleh selimut berwarna putih yang dipasang oleh Anzu. Tangannya memeluk boneka yang selalu menjadi teman tidurnya itu.
"Selamat malam nona," Ucap Anzu. Ia mematikan cahaya lilin sebelum keluar dari kamar nonanya itu.
---
Di sisi lain kediaman (last name). Izumi baru saja menghabisi para tikus yang hampir setiap malam terus berdatangan mengganggu ketenangan.
Kini sarung tangan putih yang biasa membalut tangannya telah dilumuri oleh darah yang begitu kotor. Ia lantas membuangnya dan menggantinya dengan cadangan yang selalu ia bawa di sakunya.
"Chou uzai, benar-benar merepotkan," Ucap Izumi.
Hari ini sudah cukup ia menyaksikan para sampah yang tidak berharga. Sekarang ia harus berurusan dengan tikus yang seharusnya bersama para sampah.
Ia memberi isyarat pada pria bersurai ungu tua panjang itu untuk mengurus sisa sisa tikus tersebut. Dengan senang hati pria itu menurutinya.
Netra biru Izumi menatap ke arah jendela yang sudah tidak disinari cahaya apapun. Menandakan bahwa sudah tidak ada kegiatan apapun disana.
Ia menghela nafas kasar. Hari-harinya mungkin masih akan sangat panjang.
―――― Midnight Butler ――――
𝕿𝖔 𝖇𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖙𝖎𝖓𝖚𝖊𝖉
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro