Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

006

Ruang aula yang berada di sisi lain itu juga nampak ramai oleh para bangsawan. Bedanya, parang bangsawan di ruangan ini menggunakan topeng mata yang sebenarnya juga tidak menyamarkan wajah secara kesuluruhan.

Aura yang dikeluarkan oleh ruangan ini pun nampak berbeda dengan sisi yang satunya. Ruangan ini nampak memberikan aura kelam yang penuh muslihat. Nampak banyaknya seulas senyum yang memiliki banyak makna tersembunyi. Ditambah cahaya yang redup, menambah aura mencengkam yang kian menguat.

(Name) dan Izumi berdiri di bagian belakang dari kerumunan orang-orang tersebut. Di sana sudah ada panggung yang masih ditutupi oleh tirai merah yang khas akan sebuah pertunjukan.

(Name) mengulurkan kedua tangannya minta di gendong. Tentu saja itu karena (name) tidak bisa melihat apapun yang ada di panggung.

Izumi menurutinya dan langsung menggendong tubuh mungil itu, namun dengan posisi yang tidak begitu tinggi. Takutnya sosok (name) akan terlihat oleh seseorang.

Tirai itu pun terbuka. Menampilkan sosok pria dengan setelan jas berwarna putih dengan kemeja hitam di dalamnya.

"Selamat malam tuan dan nyonya, maaf telah membuat kalian menunggu lama..."

"Tanpa banyak basa-basi mari kita mulai permainannya,"

Saat ia mengucapkan kalimat itu, ia melangkahkan kakinya mundur ke sisi kanan panggung. Tangannya membuat gerakan seolah memerintahkan seseorang untuk muncul ke atas panggung.

Orang-orang yang datang menonton menunjukan sorakan mereka. Nampak bahwa mereka sangat menantikan pertunjukan ini.

Nampaklah sebuah kurungan besi berbentuk persegi yang biasa digunakan untuk mengurung hewan-hewan yang besar. Di salah satu besi itu terdapat sebuah rantai yang terhubung dengan sesuatu di dalamnya.

(Name) memperhatikan ke arah mana rantai terhubung. Ternyata di dalam sana terdapat sosok gadis remaja yang kelihatannya berusia 17-18 tahun. Gadis itu hanya mengenakan dress putih pendek yang biasa digunakan sebagai pakaian dalam.

Mata gadis itu tertutup oleh sebuah kain berwarna hitam. Rantai yang tadi terhubung dengan salah satu besi kurungan itu mengikat kedua tangannya. Melihat posenya yang sedang terduduk dengan kedua tangan yang mengangkat ke atas, tentu saja mengundang pikiran bejad para pria disana.

Kemudian muncul seekor singa dari sisi panggung lainnya. Singa itu nampak begitu kelaparan. Siap menghantam siapapun jika ia tidak diikat dengan sebuah rantai dan di cambuk oleh seseoran di belakangnya.

"Lepaskan!"

"Ayo lepaskan !"

Sorakan yang membuat siapapun tahu bahwa mereka sudah biasa berada disini. (Name) sendiri menatap kosong ke arah panggung tersebut. Sementara netra biru Izumi melirik memperhatikan ekspresi (name) yang kosong tersebut.

Pria yang membawa kandang besi itu membuka pintunya, menarik paksa gadis yang terikat disana menghadap sang raja hutan itu. Kemudian pria itu mundur sejauh mungkin.

Tepat setelah pria itu menjauh, sang pawang singa melepaskan pegangannya pada rantai tersebut. Membiarkan singa yang kelaparan itu menunjukan sisi liarnya.

"AAAAAKKKHHH!"

Tiada ampun bagi singa yang kelaparan untuk menyerang mangsanya. Detik itu juga tubuh gadis itu di cabik dengan brutal.

"AAAARRRGHH AAAAAAKKHH!"

Teriakan demi teriakan terdengar begitu nyaring di aula tersebut. Orang-orang yang menyaksikan itu bersorak gembira seolah-olah itu adalah tontonan yang sangat menghibur.

Tak puas hanya mencabik kulitnya, singa tersebut mulai menggigit anggota gerak gadis itu.

"AAAAAAA!"

"Ayo teruskan!"

"Habisi dia!"

Sama sekali tidak ada nurani.

Suara kesakitan yang sangat menyakitkan itu sama sekali tidak mengundang rasa manusiawi mereka. Justru teriakan itu mengundang tawa iblis yang sangat mengerikan.

Singa tersebut mulai merobek mulut gadis itu. Menjadi awal lenyapnya nyawa seseorang yang sudah tak dihargai lagi oleh siapapun.

(Name) memutar tubuhnya, berbalik memeluk leher Izumi. Menandakan bahwa ia tidak ingin menyaksikan lagi kegilaan orang-orang disini.

Izumi tidak mengatakan apapun, ia langsung membawa nonanya itu keluar dari tempat ini.

Kembali ke kediaman (last name).

―――― Midnight butler ――――

𝕿𝖔 𝖇𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖙𝖎𝖓𝖚𝖊𝖉

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro