Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

09

Aidan berkunjung ke rumah beberapa hari kemudian. Aku membukakan pintu dan mengajaknya masuk.

"Ayo, Dan! Pasti Ava kaget lihat lo." Aku mengulum senyum.

Aidan mengangguk dan mengikutiku masuk ke dalam. Aku mempersilakannya duduk di ruang tamu, sementara aku menyiapkan minuman.

"Abby! Lo tau—" Ava yang baru menuruni tangga dan ingin menghampiriku, terperangah saat melihat Aidan yang duduk di sofa ruang tamu.

"A-Aidan??" Ava membelalak. Dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "By, Aidan Gallagher temen online lo..."

"Iya, itu Aidan. Dia ke sini beberapa hari yang lalu," jelasku.

"Astaga!" Ava menepuk dahi. "Kenapa lo baru bilang sih??"

"Gak sempat, hehe. Maaf maaf." Aku nyengir lebar.

"Hai, Ava." Aidan menyapa Ava, tersenyum manis.

Wajah Ava memerah. "Hai, Aidan." Lalu ia lari terbirit-birit ke kamarnya.

Aku tertawa. "Kenapa sih dia."

Aidan ikut tertawa. Tak lama kemudian, aku mengantar minuman Aidan ke ruang tamu.

"Ck, gue takut ngerepotin." Aidan mendecak.

"Gak ngerepotin tau. Ayo, minum aja." Aku tersenyum, menyodorkan teh yang sudah ku buat pada Aidan.

Aidan menikmati tehnya sembari mengobrol denganku. Soal hal random, sampai soal Finn.

"Gimana hubungan lo sama Finn?" tanya Aidan. Aku mendelik.

"Biasa aja. Ya kayak waktu itu." Aku mengangkat bahu.

"Finn asik juga ya. Gue akhir-akhir ini sering chat-an sama dia." Aidan tersenyum. "Lo sering chat-an sama dia?"

"Gak terlalu sering. Paling dia cuman kasih tau soal akting aja. Sekalinya bukan tentang akting, pasti rusuh banget. Temennya juga suka bajak hp nya." Aku menjelaskan dengan cepat. Aidan hanya manggut-manggut mengerti.

"Oh ya. Lo mau ke sekolah kami gak?" tanyaku, dengan mata berbinar. "Siapa tau, kapan-kapan, lo mau sekolah di situ."

"Ck, bisa aja lo, Abby." Aidan tertawa kecil. "Tapi semoga aja ya. Gue jadi pengen pindah ke sini."

"Ayoo pindah, hehe. Biar kita gak terus-terusan di virtual terus." Aku menyeringai. "Di sini asik juga kok."

"Yaudah deh. Ntar gue bilang sama Dad." Aidan tersenyum.

° ° °

Video Finn dan Aidan saat bernyanyi waktu itu langsung viral di sekolah. Bahkan juga di internet. Fans Finn tambah banyak, katanya.

"Siapa yang nyebarin videonya?" tanya Jaeden, saat geng mereka—Millie, Sadie, Noah, Gaten, Caleb, Jaeden, dan tiga keriting—mengajakku makan bersama. Ada Johnny juga.

"Temen Sasha yang ultah." Aku menjawab pertanyaan Jaeden.

"Kok keren sih lo, Finn. Berdamage," celetuk Jack.

"Baru sadar ih." Finn menoyor Jack.


"Si Vanya mantan lo gimana, Finn?" tanya Gaten kepo.

"Masih cantik, tapi gue udah move on." Finn menjawab, menyeringai.

"Sok move on, dih." Aku membatin sambil memutar bola mata.

"Abby." Johnny bersuara. Aku yang duduk di hadapannya, segera mendongak.

"Ya, Johnny?"

"Makanan lo." Johnny tersenyum, "habisin dulu. Nanti dingin."

"Eh iya." Aku nyengir dan kembali menyantap makananku. Johnny tersenyum. Pipiku memerah.

Ah, sial. Aku tak boleh begini.

Sepulang makan bersama, aku berjalan pulang. Sasha yang akan menjemputku.

SRET.

Ikatan tali sepatuku terlepas. Aku mendengus dan membungkuk, mengikat tali itu kembali. Tetapi, tiba-tiba saja, Finn muncul dan membungkuk di depanku.

"Eh?" Aku bingung melihat Finn.

Finn hanya diam dan mengikat tali sepatuku. Aku heran melihatnya. Tumben sekali dia seperti ini.

"Besok, temenin gue latihan band ya." Finn berdiri setelah mengikat tali sepatuku. "Latihan buat pentas nanti."

"Hmm, oke." Aku mengangguk.

"Besok gue traktir lo minuman kesukaan lo deh. Janji."

"Oke. Gue mau."

° ° °

Benar saja. Keesokan harinya, Finn menjemputku di rumah. Ia muncul pagi-pagi sekali. Bahkan saat aku belum mandi.

TOK! TOK! TOK!

Aku yang baru turun dari kamar, disuruh oleh Bibi Julie untuk membuka pintu.

CKLEK.

"Hai."

"Shit—"

Aku segera menutup mulutku, berhenti mengumpat. Kutatap Finn yang berdiri di depan pintu rumahku.

"Lo ngapain sih?!" Aku keluar, menutup pintu.

"Lo lupa? Katanya mau temenin gue latihan." Finn menyeringai. "Eh, lo belum mandi ya?"

Aku diam, malas menjawab. Pipiku memerah, malu karena belum mandi. Rambutku berantakan. Benar-benar tak enak dilihat.

"Cepat banget lo jemput gue." Aku mengucek mataku sebentar.

"Biar gak telat." Finn mengangkat bahu.

"Yaudah lah. Gue mandi dulu. Lo mau nunggu di dalam atau di luar?" tanyaku.

"Terser—"

"Siapa itu, Abby?" Terdengar suara Bibi Julie, yang sepertinya mendekat ke pintu.

Bibi Julie membuka pintu, kemudian memandang kami.

"Eh, ada temen Abby." Bibi Julie tersenyum pada Finn.

"Eh, hai Tante. Saya Finn Wolfhard, temannya Abby." Finn tersenyum, memperkenalkan dirinya.

"Ooh, teman beneran. Saya Julie, bibinya Abby. Salam kenal ya, anak ganteng." Bibi Julie tersenyum. "Yuk masuk."

Aku menghela napas.

Alhasil, Finn masuk ke dalam. Ava tak malu-malu lagi seperti kemarin, saat ada Aidan. Dia memang lebih dekat dengan Finn.

"Finn, gue mandi dulu ya. Lo tunggu di sini aja," kataku.

"Yaudah. Oke."

° ° °

Setelah aku sarapan dan pamit pada Bibi Julie, aku berangkat dengan Finn ke tempat latihannya.

Di tempat latihannya, anggota band nya sudah berkumpul, menunggu Finn sedari tadi.

"Hei, Finn! Tumben lama." Jack Anderson, salah satu anggota Calpurnia, menyapa Finn.

"Maaf. Tadi gue telat bangun, terus jemput Abby juga," jawab Finn.

"Abby?" Jack, Malcolm, dan Ayla membelalak.

"Iya. Temen gue," jawab Finn. Dia menoleh kepadaku yang berjalan di belakangnya. "Nih dia." Finn memegang pundakku, menunjukkanku pada ketiga temannya.

"Hai, Abby!" sapa mereka bertiga.

"Hai." Aku membalas sambil tersenyum.

"Gue Ayla. Ini Malcolm, dan ini Jack." Ayla Tesler-Mabe, anggota Calpurnia yang perempuan, memperkenalkan diri. Ia mengulurkan tangannya, "Salam kenal, Abby."

"Salam kenal juga, Ayla, Malcolm, Jack." Aku menjabat tangan Ayla dengan senyum manis. Ayla, Jack, dan Malcolm membalas senyumanku.

"Jadi, kita langsung mulai kan nih?" tanya Finn.

"Of course. Let's go!" jawab Ayla. Mereka berempat pun mengambil alat musik mereka masing-masing. Finn sebagai lead vocal, berada di posisi depan. Ia mulai memainkan gitarnya. Ayla bermain gitar, Jack bermain bass, dan Malcolm bermain drum.

Aku menonton dan mendengar mereka yang menyanyikan City Boy.

Penampilan Finn—meskipun ini hanya latihan—sangat menakjubkan. Aku memandangnya dengan takjub.

Pantas saja banyak yang menyukainya. Magnetnya memang kuat. Hei, tapi aku belum terpikat olehnya.

Setelah latihan mereka selesai, aku bertepuk tangan. "Keren!"

"Thanks," ucap mereka, tersenyum. Saatnya mereka beristirahat setelah tiga kali menyanyikan lagu yang berbeda.

Finn duduk di sebelahku. "Gimana?" tanyanya dengan menyeringai.

Aku yang mengetahui maksudnya, langsung menjawab, "Lo keren."

Finn semakin menyeringai. "Thanks. Eh, lo gak mau makan? Nih ada pai dari Ayla."

Finn mengambil dua pai di meja, lalu kembali duduk di sebelahku dan menyodorkan pai itu.

"Hmm, mau." Aku mengambil pai itu, tetapi Finn lebih dulu menjauhkannya dariku.

"Lah?" Aku mengernyit heran. "Kan buat gue...?"

"Emang buat lo." Finn mengangguk. "Tapi buka mulut dulu."

Aku mendengus dan perlahan membuka mulutku. Aku tahu apa yang akan dilakukan Finn.

Ya, menyuapku.

Finn menyuapkan pai itu padaku. Aku merengut dan mengunyah pai itu.

"Enak?" tanya Finn, ikut melahap painya—tentunya bukan pai yang tadi ia suapkan padaku.

"Iya, enak." Aku mengangguk, kembali menggigit pai kecil itu.

Tak lama setelah istirahat, mereka kembali latihan dan berdiskusi tentang lagu apa yang akan mereka nyanyikan nanti.

° ° °


"Abby!"

Aku menoleh. Millie dan Sadie mengejarku. Wajah mereka terlihat berseri-seri.

"Abby." Mereka pun akhirnya tiba di sebelahku. Aku tersenyum kaku, memandang mereka dengan bingung.

"Emm, kenapa kalian lari-lari gitu?" tanyaku.

"Ini. Kami mau ngasih tau sesuatu," ujar Millie. Napasnya dan Sadie tersengal-sengal. Mereka pasti sudah lama berlari.

"Hari Sabtu nanti, gue ulang tahun. Dirayain di mansion keluarga gue. Jangan lupa datang ya!" kata Sadie, memberikan sebuah undangan kepadaku.

"Eh? O-Oke deh." Aku mengangguk, menerima undangan itu.

"Oh ya, By. Gimana hubungan lo sama Finn?" tanya Millie. Mereka berdua berjalan di sebelahku.

"Biasa aja. Kami kan cuman pura-pura. Kalian udah tau kan?" tanyaku.

"Iya, kami udah tau kok. Tapi yaa, siapa tau ada perubahan." Millie mengangkat kedua alisnya, menyeringai.

"Perubahan apa?" Aku meringis.

"Ya perubahan. Maksud gue, jadi pacaran beneran." Millie mengangkat bahu.

"Millie!" Aku melotot, memandang Millie yang tertawa.

"Nah, bener tuh. Kami setuju kok lo sama Finn. Caleb sama Gaten juga setuju banget. Apalagi si Noah. Katanya, dia jungkir balik kalau lo sama Finn jadian." Sadie tertawa mengingat perkataan Noah.

"Ih, ya ampun Noah." Aku tertawa sambil menggeleng-geleng.

Ya, mungkin mereka setuju. Tapi aku tak setuju.

·
·
·

don't forget to vote n comment ! thanks <3

maaf kalau ada kesalahan yaa. maaf juga udah slow update. lost idea bgt soalnya :(( 🙏🏻🙏🏻

bye bye , see u soon !

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro