Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

━ 𝐖𝐫𝐨𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐦𝐢𝐧𝐠




















⌗ 𝐖𝐫𝐨𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐦𝐢𝐧𝐠

____________

KESADARAN direngut pada detik setelahnya. Mengundang dara bersurai terang untuk terbangun sekon kemudian dan mengerjap. Disapa dengan senyum tipis sosok berjubah putih, maka kerutan tercetak jelas pada kening.

"Kau bangun."

Jemari terangkat guna ia pijat pelipisnya pelan. Diperhatikannya sekitar dan benar, ini adalah ruang Deity yang pernah ia singgahi sejenak.

"Aku tidak akan basa-basi. Beritahu aku cara mengaktifkan stigma itu."

Tertawa pelan, sosok itu hanya menangkup pipi di atas meja. Di seberang sang nona ia ukir senyuman hingga giginya terlihat jelas.

"Aku ingat bahwa kau menolaknya kemarin."

"Aku pun yakin kau tahu apa yang terjadi, sialan."

Menghela napas lelah, (Name) dengan gusar mengacak poninya frustasi. Menatap nyalang sosok di hadapannya yang tak henti tersenyum.

"Kau itu sebenarnya siapa-kau itu apa sih?"

Sosok itu hanya terkekeh pelan. Beralih melipat tangan dan memiringkan kepalanya.

"Tadi kau bertanya tentang cara mengaktifkan stigmanya ya?"

Pintar sekali dia mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya, kau tak perlu sekhawatir itu. Inkarnasi Kim Dokja akan hidup lagi, dia memiliki kemampuan untuk itu."

Apakah pernyataan ini dapat ia percayai?

Namun bahkan bila itu memang benar, (Name) tak memiliki waktu banyak. Maka ia mengangguk pelan dan mengepalkan tangannya.

"Tolong beritahu aku."

Melihat perubahan sikap ini, Deity sialan itu malah semakin mengukir senyum lebar dan mengucapkan kalimat berupa syarat untuk aktifkan stigma. Sayangnya syarat konyol ini benar-benar membuat (Name) membelalakkan mata tak percaya, sampai ia hampir tak dapat menahan keinginan untuk melemparkan meteor ke wajah yang tersenyum itu.

"Syaratnya ... sungguh hanya itu?"

Tertawa, sosok itu mengangguk. Melambaikan tangan seolah mengusir dengan senyum tipis.

"Sana pergi sebelum waktu berlalu terlalu banyak."

(Name) mengangguk ragu.

Namun seolah ingat akan sesuatu, ia mengerutkan keningnya dan menatap nyalang sponsor tercinta ini.

"Jangan coba-coba memakaikan dress padaku seperti terakhir kali."

Sosok itu tersentak kemudian memalingkan wajahnya.

"E-ehem, sana pergi."

"..."

☆☆☆

Kim Dokja kembali bertanya-tanya kemana perginya sang nona pujaan. Apakah setelah terjadinya kiamat ini, hobi (Name) berubah menjadi suka hilang-hilangan?

Ya walau dia juga jadi punya hobi baru sangat menjengkelkan rekan-rekannya sih.

Menghela napas, ia kembali menuangkan alkohol ke dalam cangkir.

"Sepertinya dia menyuruh kita untuk minum lagi?"

Perempuan bersurai karamel bertanya pelan di sampingnya.

"Mari kita minum dulu," sahut Kim Dokja pelan. Mengambil botol alkohol dan menuangkannya pada dua gelas. Lantas satunya ia berikan pada nona di samping.

Kendati begitu, Yoo Sangah menerimanya dengan tatapan ragu.

"Tapi memangnya tidak apa-apa kita minum berdua saja seperti ini ... ?"

Pertanyaan dengan nada skeptis itu membuat Kim Dokja entah mengapa merasa bersalah.

"Memangnya kenapa?"

"Maksudku, pacarmu. (Name)-ssi memang sedang tidak ada di sini, tapi rasanya minum berdua itu agak ... "

"Ah."

Kim Dokja dengan canggung mengusap tengkukmya.

"Bukankah tidak apa-apa? Toh kita tidak melakukan apapun yang aneh."

[ Konstelasi 'The Omnipotent for Eternity' mencibir anda ]

"..."

[ Konstelasi 'Demon-like Judge of Fire' membuang muka dari anda ]

"???"

[ Konstelasi 'Secretive Plotter' kecewa dengan anda ]

"Aku salah apa??"

☆☆☆

Wah.

Konstelasi satu ini sangat tahu yang namanya timing ya.

Sebab detik ketika ia mendaratkan kakinya lagi, di bawah remangnya sinar bulan, netra pandangi bagaimana sosok yang ia cinta begitu dekat dengan insan lain. Tak ada satu jengkal, bibir keduanya hampir bertemu. Mengundang sakit seolah diiris sembilu, ia rasakan hatinya bagai dihantam palu.

Lantas tanpa sadar berbalik, kerutan dalam kening semakin mendalam ketika mendapati sosok lain di hadapamnya.

"Ah, Yoo Junghyuk."

Pria berpakaian serba hitam sedikit menundukkan pandangannya, upaya untuk bersirobok netra dalam diam.

"Sepertinya ini kali pertama kita bertemu langsung begini. Aku selalu melihatmu dalam keadaan tak sadar sebelumnya," entah apakah semua kalimat yang ia lontarkan hanya sebagai peralihan rasa sakit di dadanya.

"Kau banyak omong," setelah beberapa detik barulah pria itu menyahut. "Seperti pria itu."

Sang dara hanya tertawa getir sebagai tanggapan. Hendaknya berbalik untuk menjauh dari pria ini, namun diluar dugaan Yoo Junghyuk menghentikannya.

"Jangan berbalik."

Tanpa sadar tubuhnya mengikuti perintah itu.

Manik legam sang adam menatap sejenak bagaimana pria berbalut mantel putih dibawah pengaruh alkohol masih tak sadar, menatap sayu wanita bersurai coklat.

Lantas ia beralih menatap (Name) yang bingungnya sangat kentara. Membuang muka dan setelahnya memutar badan.

"Kau ikut denganku."

☆☆☆

Esok harinya, langkah panjang pria berpakaian serba hitam diikuti insan lain di belakang. Melewati kerumunan manusia, hendaknya mereka mendekati suatu tempat dimana pertemuan para raja diadakan.

Ternyata, semalam Yoo Junghyuk hanya menjadikannya partner untuk membasmi monster sekitar. Mungkin pria ini berpikir kemampuan (Name) cukup berguna, sebagaimana ia banyak mendengar hal ini dari rekan Kim Dokja yang lain.

"Yoo Junghyuk, aku akan menunggu di luar."

Pria itu mengabaikannya. Kendati tubuh bersiap membuat kedatangannya lewat atap dengan dramatis.

"Tolong sampaikan pada Dokja kalau aku menunggu di luar—"

Dan pria itu sudah tak terlihat lagi batang hidungnya.

"..."

Menghela napas, (Name) menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Apa yang kuharapkan darinya ... "

"OHH!!!"

Seruan yang penuh semangat menyambut gendang telinga. (Name) memutar badan guna pandangi sang punya suara. Sebagaimana wanita itu lantas memanggil kembali dengan wajah cerah.

Bukankah itu—

Ssnyuman timbul pada parasnya.

"-Heewon?"

"Pacarnya Kim Dokja?"

"..."

"..."

☆☆☆

3 Agustus 2024

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro