୧ *·˚ playing basket!┆↰
◤02/07◥
Ran Family
Ensemble stars © Happy Elements k.k
◣Story by © Chocofai_◢
Warning!! OOC, Typo dan lain sebagainya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Tok tok
Lampu dari dalam kulkas menyala setelah Wafa mengetuk pintu kulkas, menampilkan isi nya yang hampir kosong.
"Eh? Bahan makanannya hampir habis, perasaan baru beli deh..." Gumamnya yang masih berdiri di depan kulkas. "Lapor dulu deh." Wafa melangkah pergi dari dapur menuju ruangan pribadi suaminya.
⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆
"... Kenapa tidak minta antar Ibara atau Jun?" Tanya Nagisa yang berdiri di belakang Wafa yang sedang memakai sepatu.
Wafa berdiri dan berbalik, "Ibara udah nolak duluan, terus Jun juga pasti lagi ngurus Hiyo-nii. Lagipula aku belanjanya bareng Himari-nee dan Rin-nee." Jawab Wafa. "Nagi-nii tidak percaya padaku?"
Nagisa mengusap kepala istrinya, "... Aku percaya. Kalau begitu hati-hati."
Wafa mengangguk, "Um! Oh ya, Kalau Naoki dan Naika ingin minum susu, buat saja masing-masing tiga sendok, sendoknya sudah ada di kalengnya, jangan pakai sendok teh lagi." Lihat siapa yang sekarang tidak bisa mempercayakan urusan rumah pada suaminya sendiri.
"... Aku akan mengingatnya kali ini."
Wafa menatap wajah suami nya sesaat, wajah datar yang biasa suaminya tampilkan itu membuat beberapa orang sulit memahami apa yang ia inginkan. Wafa berjinjit untuk bisa menggapai wajah sang suami, lalu mencium sekilas pipi nya.
"Aku berangkat!" dan menghilang karena terhalang pintu rumah.
Nagisa beranjak dari tempatnya pergi menuju ruang keluarga menunggu si kembar bangun, raut muka nya sedikit berubah, lengkungan yang ada di wajah nya mulai terlihat sambil mengelus pipinya yang menjadi sasaran bibir sang istri.
⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆
Jam kini menunjukkan pukul 11.30, belum ada tanda-tanda pulangnya sang ibu dari keluarga Ran.
Nagisa bersama kedua anak nya sedang bermain di lapangan yang ada di belakang rumah.
"Tou-chan, tou-chan! Ajali atu ain ola basket! Umpung Kaa-chan beyum ulang!" Pinta Naika sambil membawa-bawa bola basket.
(Tou-chan, tou-chan! Ajari aku main bola basket! Mumpung Kaa-chan belum pulang!)
"... Baiklah. Ikuti gerakanku."
Nagisa mulai memperagakan gerakan memantulkan bola basket ke atas ke bawah. Hanya dengan memperagakan itu, mata Naika langsung berbinar dan meminta bolanya kembali.
Naoki hanya melihat adik kembar nya mengikuti gerakan yang dicontohkan ayahnya tadi di samping lapangan bersama ayahnya.
Naika terus mencoba walaupun bolanya terus lepas dari tangannya.
"Ih! Kok cucah!"
(Ih! Kok susah!)
Naika cemberut sambil memegang bola basketnya, mungkin karena kasihan, Naoki menghampiri Naika yang cemberut.
Naoki mengusap punggung Naika, "...Ndak apa, Nai. Anti uga bica alo di coba telus."
(Gak apa, Nai. Nanti juga bisa kalo di coba terus.)
"...Ayo ain baleng." Lanjutnya.
(Ayo main bareng.)
"Um! Ayo!"
Akhirnya mereka bermain basket bersama yang tentunya diawasi ayah mereka.
"Nii-chan, kok cepet bica cih? Atu dali tadi bolanya jatuh telus!"
(Nii-chan, kok cepet bisa sih? Aku dari tadi bolanya jatuh terus!)
Naoki menggeleng kepalanya, "...atu uga ndak tau, Nai..."
(Aku juga gak tau, Nai.)
Naika langsung manyun mendengar ucapan kakak kembarnya. Lalu mereka lanjut mainnya.
⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆
"Aku pulang~"
Tepat jam makan siang, ibu dari keluarga Ran pulang. Matanya melihat sekeliling, tak ada orang sama sekali di dalam.
"Ini gak ada yang nyambut?"
Wafa terus berjalan dengan membawa dua kantung belanjaan ke dapur dan menyimpan dua kantung itu di dekat wastafel.
Wafa kembali melihat sekeliling rumahnya, membuatnya bingung, kemana si kembar dan suaminya? biasanya rumahnya akan sedikit berantakan saat ia tinggalkan tapi sekarang begitu sepi tak ada seorang pun di dalam dan rapi.
Mereka tidur siang? Itu tidak mungkin. Si kembar tidak bisa diajak untuk tidur siang, tidak seperti anak diluar sana.
Namun kebingungan nya terjawab saat ia mendengar teriakan kesal dari arah belakang rumah nya. Wafa mengeceknya dan benar saja, mereka sedang bermain basket di lapangan yang ada di belakang rumah.
Wafa memakai sendal yang sengaja disediakan dan menghampiri mereka.
"Jahat sekali, kalian tidak mengajakku?" Ucapnya saat sudah hampir sampai di lapangan.
Ayah dan para anak itu menoleh kearah suara.
"Kaa-chan!"
Naika berlari menghampiri sang ibu dan berhambur ke pelukannya.
Wafa berjongkok menyamakan tingginya dengan anak perempuan nya, "Hap! Kenapa Naika begitu kesal?"
"Huh! Dali tadi atu ain bola basket, api atu ndak bisa-bisa! Api nii-chan bica!"
(Huh! Dari tadi aku main bola basket, tapi aku gak bisa-bisa! Tapi Nii-chan bisa!)
Wafa terkekeh mendengarnya, "Tadi udah diajarin sama otou-chan?"
Naika mengangguk, "Udah, api tetep ndak bica!"
(Udah, tapi tetep gak bisa!)
"Nanti kaa-chan ajarin, mau?" Tawar Wafa.
Mata Naika langsung berbinar, "Au!"
(Mau!)
"Baiklah, tapi sekarang kita makan siang dulu, oke? sudah masuk waktu makan siang." Wafa berdiri lalu menatap Nagisa dan Naoki yang sedari tadi diam melihat para perempuan mengobrol.
"Ayo Nagi-nii."
Nagisa mengangguk lalu menggendong Naoki dan berjalan duluan.
"Kaa-chan! Atu uga au diendong!"
(Kaa-chan! Aku juga mau digendong!)
"Baiklah baiklah." Lalu Wafa pun menggendong Naika dan menyusul suaminya dan anak laki-laki nya yang ada di depannya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro