Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𝙾𝟸

Keadaan kota sangat kacau, benar-benar hancur, terbagi menjadi dua kubu, terinfeksi, dan belum terinfeksi. Satu kubu menyebarluaskan virus, sedangkan kubu yang satu lagi mengamankan orang-orang yang belum terinfeksi.

Beberapa waktu lalu pun terjadi perang kecil, kalau orang melihat kejadian itu mungkin berpikir seperti sedang syuting film aksi. Saling menembak, dan membunuh, hingga semuanya mati, entah peristiwa itu akan terulang atau tidak.

Kesebelas pemuda yang menyamar menjadi “mereka” berharap secepatnya menemukan solusi, atau dunia akan benar-benar rata akibat para manusia. Apalagi berita tadi pagi yang mereka dengar, bahwa beberapa negara juga mulai tersebar virus tersebut.

"Emangnya lu yakin Hwall ada di hutan itu?" bisik Hyunjae pada Younghoon yang jalan persis di sebelahnya.

"Ya harus yakin, cuma dia satu-satunya harapan kita sekarang."

Mereka jalan menuju tempat rental mobil, mengambil mobil yang cukup di masuki untuk mereka semua. Juyeon yang menyetir, di sebelahnya ada Younghoon, dan sisanya menyebar di belakang.

Selama perjalanan, tak ada yang membuka suara, atau mencari topik pembicaraan. Mereka memiliki dunianya masing-masing, ada yang tidur, melihat keluar jalanan, bermain game, ada juga yang meributkan makanan.

"Berapa lama lagi sih?" Sunwoo mengacak rambutnya, agak gusar karena berjam-jam mereka tak kunjung tiba di tujuan.

"Sebentar lagi." sahut Younghoon yang juga sama jenuhnya.

Langit sore kala itu, menjadi saksi awal permulaan perjalanan mereka. Kesebelas manusia biasa yang ingin menyelamatkan dunia, terdengar lucu. Tetapi, memang itu yang mereka inginkan. Mereka berharap keluarga mereka masih bertahan hingga saat itu tiba.

Sampailah mereka di jalan menuju hutan. "Bangun semuanya!!"

Changmin menegakan tubuhnya, sedikit mrenggangkan otot-otot yang kaku akibat duduk terlalu lama, "Udah nyampe?"

"Belom bujank!! Kita harus jalan kaki ke dalem hutan. Mobil nggak bisa lewat." balas Sunwoo agak sewot.

"Ya udah sih nggak usah bambank." ucapnya dengan raut minta di tampol.

Satu per satu, mereka mulai turun dari mobil, tak lupa membawa tas masing-masing yang berisi perbekalan selama perjalanan. "Jadi kangen naik gunung sama anak skz."

Mereka menoleh bersamaan mendegar tuturan Haknyeon, ya dulu mereka pernah naik gunung bersama. Bayangkan saja dua belas di tambah sembilan orang, bisalah mereka debut seperti Nct. Pemandu jalan saja sampai kewalahan, bukan hanya banyak tapi kelakuan mereka juga di luar nalar. Bahasa simpelnya sih, agak gesrek.

"Gua ngantuk, jingan." Kevin memegang kepalanya, lalu menggeleng cepat agar rasa kantuknya hilang.

"Ngantuk? Minum oskad*n sp."

Chanhee, dan Sunwoo pun mulai ikut-ikutan. "Nyeri-nyeri punggung mbak."

"Badan pegel linu, mas"

"Pakai—"

"Heh, ayo serius. Ini kita kapan mau jalan?" Sangyeon sampai gemas sendiri melihat kelakuan bocah-bocah piyik. Inilah bunda, pas masih bayi jangan lupa anaknya di asi, bukan asu. Ok.

"Aku gak mau jalan sama kamu, mas. Kamu terlalu serius buat aku yang suka bercanda." ucap Haknyeon dengan logat alay, tapi memang dia bocah jamet sih, tak bisa di elakan.

"Gua lakban mulut lu pada ya lama-lama." Lalu Younghoon menarik mereka untuk jalan memasuki hutan.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro