Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𝙾𝟷

Younghoon berjalan dengan langkah berat, pandangannya kosong ke arah depan. Ia benci menjalani hari-hari seperti ini, berpura-pura seperti zombie yang tak memiliki hati nurani, juga emosi. Membunuh, menyiksa, dan menyebarkan virus sudah menjadi aktivitas bagi mereka yang telah terinfeksi.

Teriakan seorang wanita membuat pandangannya beralih, nampak beberapa polisi menyemprotkan air liur menjijikan ke wajah wanita itu. Namun Younghoon tetap jalan tak menghiraukan. Dalam lubuk hatinya ia ingin sekali menolong orang-orang yang belum terinfeksi. Tapi di sisi lain ia juga masih ingin hidup menjadi dirinya sendiri.

Hingga tibanya di rumah, yang pertama kali dilihat adalah temannya-temannya duduk melingkari Kevin. ''Kalau Kevin tidur baru dia terinfeksi.''

Dua hari yang lalu Kevin mencari makanan di supermarket, hingga dia ketauan, dan orang-orang itu menyebarkan virus padanya. Hingga selama itu ia harus terjaga, dengan bantuan teman-temannya.

''Gua masih nggak ngerti sistem kerja virus ini.'' Juyeon menyuarakan pendapatnya, teman-teman pun sama tak paham seperti dirinya.

''Kalau air liur itu udah masuk ke dalam tubuh, lalu tidur. Virusnya mulai bereaksi, manusia seperti terlahir kembali, kebiasaan, perilaku yang di lakukan sehari-hari nggak berubah. Hanya nggak punya emosi, tanpa ekspresi, lama-lama kulit mereka mulai memproduksi kulit baru. Kulit yang sel-selnya berbeda dari manusia, kulit baru itu bisa bergerak. Hingga kulit itu menyelimuti seluruh bagian tubuh manusia, dan akhirnya mati.'' jelas Younghoon.

''Apa nggak ada cara biar virus itu mati?''

''Gua pernah coba matiin virus itu tapi gagal."

Sangyeon menjetikan jarinya, lantas berkata, "Tadi gua liat ada orang yang kebal. Katanya dia udah tidur, dan nggak terinfeksi. Pasti ada alasannya kan?''

''Penghuni di komplek sebelah bukan sih? Yang baru sembuh dari penyakitnya. Di otaknya ada yang bermasalah gitu.'' tutur Hyunjae.

Changmin ikut berseru, "Iya, bisa aja virus itu jadi nggak mempengaruhi otak dia kan."

"Berarti kita bisa racik obatnya dari bantuan dia dong." sahut Sunwoo sedikit berharap.

"Bisa sih. Tapi dia udah mati, di bunuh tadi pagi." lirih Chanhee.

Mereka semua tercekat mendengarnya, kecuali Haknyeon yang sibuk berdebat dengan pikirannya. Selama beberapa menit suasana sunyi, hingga Haknyeon pun bersuara, "Kalian ingat Hwall nggak? Hyunjoon? Kasusnya sama kayak komplek sebelah. Makanya sekarang dia tinggal di hutan, karena pikirannya jadi sulit di tebak."

"Ya udah ayo kita kesana, Kevin nggak bisa terus-terusan kayak gini. Kita juga nggak bisa berdiam diri di rumah kayak pengecut, lama-lama kita pasti ketauan kan."

"Emangnya dia masih hidup?" gumam Kevin.

"Maksudnya?"

"Dia menderita post-traumatic stress disorder, mental illness. Waktu acara kelulusan, dia satu bis sama anak komplek sebelah itu, siapa namanya?"

"Seungmin?" sahut Eric, yang dulu juga satu sekolah dengan Hwall.

"Iya, bis mereka hampir jatuh ke jurang. Semua orang nggak selamat, kecuali Hwall sama Seungmin. Semenjak itu mereka mengalami gangguan stres pasca trauma. Traumanya berlanjut dan mereka berdua merasakan ketakutan berkepanjangan, terhadap hal-hal di luar kontrolnya. Hyunjae, harusnya lu juga sadar, setelah Hwall bangun dia selalu kepikiran untuk bunuh diri. Ya kan?"

"Terus kita harus apa..?"


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro