❛ં⸼ ᝢ 𝘖𝘣𝘴𝘦𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯| Mahito
Obsession
Request by : anitalala_
Pair : Mahito x Reader
Warning : OOC, typo, alur tak sesuai anime atau pun manganya
Jujutsu Kaisen © Gege Akutami
Plot by Lemonara
.
.
.
Dia adalah manusia yang aneh. Pertama kali berjumpa adalah kala ia masuk berbaur dengan ribuan manusia. Di tengah kerumunan, bahunya menubruk seorang gadis.
Gadis itu tak menunduk meminta maaf dengan tergesa atau bagaimana, melainkan hanya menatap datar matanya. Sedetik kemudian gadis itu menunduk—hanya sedikit—seraya bergumam kata maaf.
Mahito dibuat bingung dengan jiwanya yang terlihat mati.
Akibat rasa penasaran yang menjalar dalam diri, Mahito putuskan tuk mengawasinya selama beberapa hari.
Gadis itu tinggal sendiri. Hidupnya terlihat monoton tanpa warna. Sekolah, pulang, belajar, makan, dia menjalani semua itu layaknya mayat hidup.
Pernah sekali Mahito melihat gadis itu menolong seseorang. Datar tanpa ekspresi. Bahkan ucapan terima kasih dari seorang nenek tua dihiraukan.
Mahito tertarik akan dirinya.
Seringaian kini terukir.
***
"Eung ... "
Erangan lolos dari mulutnya. Gadis itu perlahan mendudukkan diri. Kelopak matanya bergerak perlahan, dengan retina yang kini menyesuaikan cahaya.
Bersandar pada dinding, ia mengedarkan pandangannya.
"Ini dimana?"
"Sudah bangun?"
Dirinya tersentak kala nada bicara yang terdengar santai—namun mengerikan disaat yang bersamaaan—terdengar. Menoleh ke arah kiri, seorang pria—lebih tepatnya kutukan—muncul dari sudut ruangan yang nampak gelap.
Gadis itu mengerutkan keningnya.
"Siapa kau?"
Gadis itu kembali mengedarkan pandangannya.
"Ini dimana?"
Pria tersebut tersenyum lebar. Langkah kaki menggema dalam ruangan tersebut. Tetesan air dari pipa yang tak lagi berfungsi kini ikut memecah keheningan.
"Sebut saja ... markas?"
"Markas? Itu tak penting. Cepat pulangkan aku. Aku—"
"Aku harus belajar~ karena besok ada ujian~ aku harus dapat nilai bagus~"
Pria yang kini berjarak dua meter darinya itu terkikik geli. Sang gadis mengerutkan keningnya bingung.
"Tahu dari mana—"
"Menggelikan,"
"Maaf?"
Pria itu kini menatapnya.
"Kau menggelikan. Tak bosankah kau hidup monoton seperti itu?"
"..."
"Tapi kau menarik. Mengapa kau tidak bunuh diri saja semisalnya sudah bosan dengan dunia ini?"
"..."
Pria itu kini melangkah mendekat. Kaki kini ia tekuk. Tangan kanan terangkat guna mengelus permukaan halus kulit si gadis.
Gadis itu tak menolak. Hanya terdiam menatap datar sang pelaku. Pria itu mengulas seringai dengan kedua alis yang ikut terangkat.
"Bagaimana kalau mulai sekarang ... kau jadikan aku sebagai alasan untuk hidup?"
***
Gadis itu kini menaikkan sebelah bahunya refleks kala hembusan napas hangat menggelitik lehernya. Sensasi aneh yang menggelikan sekaligus membuatnya candu.
"Apa ini tak apa?"
Mahito melirik 'gadis'nya. Berpikir sejenak akan maksud dari pertanyaan yang dilontarkannya.
"Tak masalah bukan? Toh tak akan ada yang mencarimu. Hanya ada aku yang sekarang mencintaimu,"
Gadis itu mengangguk. Matanya tetap kosong layaknya raga yang telah mati.
Mahito melingkarkan tangan kirinya pada perut sang gadis. Tangan kanan ia gunakan tuk menyingkirkan tiap helai yang menghalangi pundak (Name).
(Name) duduk dengan kedua kaki Mahito yang menghimpit dirinya.
"Iya ... tak apa. Karena mulai sekarang kan ... kamu tujuan hidupku, Mahito,"
Mahito menyeringai.
"Benar. Karena aku adalah tujuan hidupmu sekarang,"
***
"Kau serius mau membawanya?"
Suguru bertanya. Mahito mengangguk seraya memperhatikan gadisnya yang terlelap di dalam pelukan.
"Iya,"
"Benarkah kau menyukainya? Ini jarang sekali. Sungguh jarang sekali. Atau kau hanya mempermainkannya?"
Mahito terkikik geli.
"Tidak. Aku sungguh menyukainya. Kau tahu?"
"Hm?"
Mahito tersenyum.
"Dia menarik,"
***
Mahito itu mengerikan. (Name) sadar akan hal itu. Ia pun sadar bahwa Mahito adalah seorang sadistic. Ia pun tahu bahwa Mahito telah membunuh puluhan—ratusan bahkan ribuan manusia.
Namun, mengapa hati ini tetap memintanya untuk singgah?
Tiap sentuhan yang diberi Mahito sungguh membuatnya candu. Namun tak ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan dalam perut. Hanya hati mati yang tak merasakan apapun.
Mahito adalah tujuan hidupnya. Sekarang.
Mahito adalah satu-satunya hal yang ia inginkan saat ini. Memeluknya kapanpun. Menyentuhnya kapanpun. Bersamanya sepanjang hari.
Dan hanya dia.
Memiliki Mahito adalah keinginan terbesarnya. Dan sekarang, menjaga adalah prioritasnya.
Apakah ini yang dinamakan cinta?
Sepertinya bukan.
Jelas bukan.
***
Tubuh Mahito itu terasa dingin. Tak terasa hangat meski kalimat manis sebagai bumbu ditabur. Elusan lembut yang diberi pada puncak kepala terasa nyaman.
(Name) menyukainya.
"Mahito,"
"Hm?"
"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu,"
Gerakan tangan Mahito terhenti. Bibir membentuk kurva dengan pelukan yang kini ia eratkan.
"Ya. Aku juga mencintaimu kok,"
***
672 words
10 Desember 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro