❛ં⸼ ᝢ 𝘋𝘳𝘦𝘢𝘮| F. Megumi
Dream
Request : weabouu
Pair : Fushiguro Megumi x Unknown!Reader
Warning : OOC, Typo, alur tidak sesuai dengan anime/manganya
Jujutsu Kaisen © Gege Akutami
Plot by Lemonara
.
.
.
"Hai, kau datang lagi?"
"Siapa kau?"
"Hehe, aku? Aku ———"
***
Manisnya senyummu
Langkanya senyummu
Hangatnya tatapanmu
Dan semua tentangmu
Kini, telah membuatku candu
***
Terbangun dengan peluh yang mengalir, Megumi mendudukkan diri di atas ranjang. Mengusap keringat dingin di pelipis, lelaki itu memandang jam di dinding.
Pukul dua pagi. Memilih untuk kembali tidur, namun mata enggan menutup. Alhasil ia bangun dan terjaga. Megumi memakai jaketnya lalu keluar dari asrama.
Malam hari terasa begitu dingin. Udara kini menusuk bagai jarum menembus pori-pori.
"Untung aku pakai jaket,"
Berjalan tanpa arah, kedua kakinya kini menuntun ke sebuah tempat.
Taman?
Sungguh konyol. Megumi memilih untuk duduk dibench taman. Begitu sunyi dengan suara jangkrik yang mengisi. Begitu gelap dengan lampu remang-remang menerangi.
Memejamkan mata, jiwanya kini kembali berpetualang.
***
"Hai?"
Megumi mengerutkan keningnya.
"Siapa kau? Dan ... dimana aku?"
Sosok di hadapannya kini mengukir senyum manis. Duduk di atas pohon, kakinya kini bergerak maju mundur.
"Ini dimimpimu,"
Megumi memicingkan matanya tanda curiga—yang dihiraukan oleh sosok di hadapannya.
"Kau tak bosan?"
Megumi mengerutkan keningnya.
"Apa?"
"Bertemu seperti ini. Setiap kali kau mengunjungi alam mimpi, hanya aku yang kau temui. Selalu seperti itu. Tidakkah kau bosan?"
"Lalu? Memangnya aku bisa apa?"
Sosok itu tersenyum.
"Mau menemuiku didunia nyata? Atau kau mau menghancurkanku mungkin?"
Megumi terdiam. Tak paham akan arah pembicaraan ini.
"Apa maksudmu?"
"Hmm ... bukan apa-apa. Dan sekarang waktunya kau untuk bangun, Megumi,"
"Apa? Tungg— hei!"
"Ne, Megumi ... suatu saat nanti, izinkan aku melihat senyummu,"
***
Hei, datang dan temuilah aku
Kunjungi aku
Jangan hanya berkunjung dalam mimpi
***
Ketika matahari terbenam, tugasnya akan digantikan oleh bulan. Dan sepanjang malam, tak sendiri ditemani oleh bintang.
Dan kini, si pemilik wajah datar membuka pintu asrama. Dirinya bersyukur Yuuji tidak mengganggu atau semacamnya. Membersihkan diri, ia yang lelah kini mengantuk.
"Apa aku akan bertemu dengannya lagi? Hahh sudahlah,"
***
Lagi, aku bertemu denganmu
Aku melihatmu
Tapi hei, aku tak bisa menyentuhmu
Aku ... tak bisa menggapaimu
***
"Wah, kita bertemu lagi!"
Sosok itu kini loncat dari atas pohon. Megumi yang panik hendak bersiap menangkapnya. Terjatuh, satu hal membuatnya terkejut.
Gadis itu menembusnya.
"A-apa ... "
Sosok itu mengulas senyum sendu.
"Kau tidak bisa menyentuhku, Megumi,"
"H-hah?"
Sosok itu berbalik menghadapnya. Seulas senyum sendu terukir diparas manisnya.
"Kau tak bisa menggapaiku di sini. Jadi ... maukah kau menemuiku?"
***
Jika ini mimpi, bangunkan aku
Lepaskan aku, izinkan aku tuk mengejarmu
Menemukanmu, dan menggapaimu
***
"Kau sedang ada masalah?"
Satoru bertanya kala anak didiknya terlihat tak fokus hari ini.
"Maksud Sensei?"
"Wajahmu memang selalu datar. Sikapmu memang selalu tenang. Tapi aku tahu ada perbedaan hari ini. Kau terlihat lebih diam, sering melamun, dan tak fokus. Apa kau ada masalah?"
Megumi menunduk.
"Begitulah,"
"Mau cerita?"
Megumi terdiam sejenak. Menimbang-nimbang apakah dirinya boleh menceritakan hal ini. Takut dan khawatir bila gurunya yang satu ini membocorkannya.
Paham apa yang dikhawatirkan sang murid, Satoru menambahkan, "tak akan kubocorkan."
Megumi mengangguk. Ia sedikit melirik Senseinya yang berdiri di samping bench—tempatnya duduk—lalu kembali menunduk.
"Sensei tidak duduk?"
"Tidak~"
Megumi menghela napas berat.
"Beberapa minggu belakangan ini, aku terus bermimpi. Dan juga, terkadang seakan ada seseorang yang berbisik. Semacam puisi?"
"Hmm, perempuan? Atau laki-laki? Kalau laki-laki, Sensei mundur deh. Sensei masih normal,"
"Perempuan," sahut Megumi mengabaikan celetukan Satoru.
"Hoo~ itukah alasannya kau tidak fokus selama ini?"
Megumi mengangguk.
"Hmm, apa kau mengerti maksud mimpimu?"
"Maksud?"
"Yah, mungkin perempuan itu berniat untuk memberitahu atau menyampaikan sesuatu padamu,"
Mendengar hal itu, Megumi kembali memutar ingatannya tentang mimpi. Berpikir keras, jawaban ia temukan. Megumi mengangkat kepala dengan wajahnya yang kini lebih cerah—meski ekspresinya tetap datar.
Mengerti bahwa Megumi telah menemukan kunci masalahnya, Satoru undur diri.
"Ini sudah mau malam, aku pergi. Jangan terlalu larut pulangnya~"
***
Aku akan menunggumu
Di tempat kita bertemu
Dan saat itu
Aku akan melompat ke pelukanmu
***
Berjalan entah kemana, Megumi berhenti melangkah disebuah tempat. Beruntung tak butuh waktu lama sehingga matahari belum terbenam.
"Hm ... familiar,"
Melangkah masuk, Megumi memperhatikan tiap detail tempat tersebut. Rumput, bunga, ayunan, dan ... pohon.
"Hei!"
Suara dari atas pohon terdengar. Mendongak, sesuatu jatuh dari atas pohon. Refleks, Megumi menangkapnya.
"Apa-apaan ... ?" Megumi bertanya lirih. Menatap manik indah sosok yang terjatuh dalam dekapannya, Megumi kini menatapnya hangat.
"Akhirnya kau menemuiku, Megumi,"
Gadis dalam dekapannya tersenyum. Senyum yang sarat akan jutaan rasa. Kedua tangannya kini melingkar di leher Megumi. Gadis itu menempelkan keningnya pada kening Megumi dengan rona merah pada wajahnya.
Seulas senyum tipis terukir diwajah Megumi. Lelaki berwajah datar itu kini memberikan tatapan hangat pada sang gadis. Tak menolak, justru Megumi malah mengeratkan pegangannya.
"Akhirnya kita bertemu ... (Name),"
***
•Omake•
"Ngomong-ngomong ... "
"Ya?"
"Bisa turun? Kamu berat,"
"..."
***
780 words
14 November 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro