❛ં⸼ ᝢ 𝘈𝘬𝘴𝘢| Triangle
Aksa
Pair : Fushiguro Megumi x Reader (Yuuji's twin) x Okkotsu Yuta
Warning : OOC, typo, alur tak sesuai anime/manganya
Jujutsu Kaisen © Gege Akutami
Plot by Lemonara
.
.
.
Aksa
(n.) jauh
.
.
.
Note : baju dan penampilan yang (Name) gunakan di sini, sama seperti yang digif ya
.
.
.
Berjalan dengan tempo yang sama, keduanya kini membaur dengan keramaian. Bersikap layaknya orang biasa, pun siswa-siswi biasa. Bersikap layaknya anak yang tak tahu apapun mengenai hal yang mengerikan.
Ya. Kutukan.
"Hah~ memangnya dimana sih?"
Nobara memasang wajah masam. Pasalnya, satu jam berkeliling distrik Akihabara pun, tujuannya tak kunjung ketemu. Megumi di sampingnya memasang wajah datar.
"Entahlah. Kalau tak salah, di cafe,"
Nobara memutar bola matanya malas.
"Yang benar saja? Akihabara? Ini kan distrik untuk otaku—"
"Kugisaki, berhentilah mengeluh,"
Nobara berdecih.
"Ah!"
Air muka Nobara mencerah. Matanya kini tertuju pada sebuah cafe. Megumi yang mendengar pun ikut menoleh. Namun sedetik kemudian, keduanya memasang raut bingung.
"Itu Itadori kan?"
"Ya. Tapi ... "
"Dengan siapa dia di sana?"
***
Memasuki cafe tersebut, sapaan dari pelanyan di dalam mereka dapatkan. Berjalan menuju bangku yang ditempati teman mereka, Megumi tak bisa berhenti berpikir.
Siapa gadis yang sedang bersama dengan Yuuji?
"Itadori!"
Nobara menyapa lebih dulu. Yuuji tersenyum lebar.
"Oi! Kugisaki! Fushiguro!"
"Boleh aku duduk di sini?"
Nobara bertanya pada gadis asing itu. Menyelipkan helai rambut merah mudanya ke belakang daun telinga, gadis itu sedikit menunduk.
Nobara tersenyum kaku. Menyenggol lengan atas Yuuji, Nobara meliriknya.
"Aku diabaikan,"
Yuuji terkekeh.
"Maaf ya. Dia jarang bicara sih!"
Mengangguk paham, Nobara tersenyum.
"Tapi boleh kan aku duduk di sana?"
"Boleh saja,"
Mengambil duduk di samping gadis asing tersebut, Nobara memperhatikannya dari atas hingga bawah. Cantik.
Megumi kini duduk di samping Yuuji.
"Jadi, dia siapa?"
Megumi yang tak tahan lagi dengan rasa penasarannya, kini bertanya. Nobara pun mengangguk setuju akan pertanyaan tersebut.
Yuuji melirik gadis itu.
"Kau yakin tak mau mengenalkan dirimu sendiri?"
Gadis itu tersenyum. Ia mengangkat kepalanya. Manik merah muda—senada dengan rambutnya— kini menatap Megumi.
"Itadori (Name),"
—dan, perasaan yang lama terkubur dalam diri, kembali tergali.
***
"Whoah~ aku tak menyangka kau punya kembaran. Yang lebih muda pula,"
Yuuji terkekeh.
"Kami kembar non identik,"
Nobara mengangguk paham. Melirik ke arah (Name), Nobara tersenyun lebar.
"Ne, ne! Kau sekolah di mana?"
Gadis dengan surai merah muda kini berhenti berjalan. Dirinya menunduk seraya meremas ujung baju.
Yuuji tersenyum kaku.
"Mmm, dia homeschooling,"
Nobara mengerjapkan matanya.
"Eh?"
"Karena suatu hal, dia homeschooling. Bibiku yang selama ini mengurusnya. Sebelum pindah ke sekolah Jujutsu, kami kadang bertemu seperti tadi, hehe,"
Mengangguk paham, kini mereka berempat menghentikan langkah bersama.
"Tunggu ... "
"Ya,"
"Aku tahu apa yang mau kau katakan Kugisai,"
"Tepat sekali,"
"..."
"..."
"MENGAPA KITA MALAH KE PANTAI?!"
Nobara serta Yuuji menjerit histeris. Keduanya meremas rambut disertai raut anehnya. Megumi menepuk jidatnya sendiri. (Name) terkikik geli seraya menggelengkan kepalanya.
"Oh? Kalian!"
Suara seseorang menginterupsi kegilaan Nobara dan Yuuji. Menoleh, mereka mengerutkan kenungnya secara bersaman.
"Zenin-senpai/Maki-san?"
Maki tersenyun lebar.
"Hoo!! Tak kusangka kita bisa bertemu di sini!"
Megumi menunduk sedikit—guna memberi rasa hormat.
Tak ikut menyapa seperti ketiga anak itu, (Name) dengan cepat berlari menuju seseorang. Dan aksinya kini tak luput dari pandangan seorang Megumi.
Gadis itu menerjang seseorang. Memeluknya erat, serta membenamkan wajah pada dadanya. Sungguh tindakan impulsif yang membuat wajah lelaki tersebut kini merah merona.
"(N-name)?!"
Melihat kedekatan keduanya, Megumi mengerutkan keningnya.
"Kalian ... saling kenal?"
"I-itu ... "
Lelaki itu melingkarkan tangan kanannya di pinggang (Name). Satu tangan ia gunakan tuk menutup mulut. Pipinya kini memerah disertai ribuan kupu-kupu yang beterbangan dalam perut. Sang gadis sedikit menjauh meski tak melepas pelukannya. Tangan kini ia sandarkan di dada sang lelaki. Ia menoleh.
"Dia pacarku,"
—dan siapa sangka, dua kata itu dapat membuat gila seorang Fushiguro Megumi?
***
"Kau yakin tak mau duduk?"
(Name) menggeleng. Senyum tipis ia ulas. Yuta yang tak nyaman, kini sebuah ide terlintas dibenaknya.
"Mau duduk di pangkuanku?"
Sang gadis membeku dengan napas tercekat. Tunggu, katakan bahwa ia salah dengar.
Seorang Okkotsu Yuta, dengan tanpa ragu bertanya 'mau duduk di pangkuanku?'
Baik, (Name) akan segera ke rumah sakit. Siapa tahu ada yang salah dengan telinganya.
Yuta terkekeh.
"Kemarilah,"
Dengan gerakan perlahan, Yuta menggenggam lembut pergelangan tangannya. Mendudukkan sang gadis di pahanya, dagu kini Yuta taruh dibahunya.
Sang gadis tersentak kala kedua tangan kekasihnya melingkar di perut.
"Sesekali seperti ini boleh bukan?"
Yuta mengulas senyum sendu.
"Toh kita jarang bertemu,"
(Name) mengulas senyum tipis. Kembali menyelipkan helai rambutnya, kini ia sedikit menoleh. Tangan kiri terangkat dengan perlahan.
Jemari lentik menyentuh permukaan kulit Yuta. Membelainya dengan gerakan halus. Yuta memejamkan matanya, menikmati setiap belaian yang kekasihnya beri.
"Aku menyayangimu,"
Yuta mengukir senyum tipis. Bahu sang gadis yang sedikit terekspos, kini ia daratkan sebuah ciuman. Rasanya bagai tersengat listrik. (Name) kini terdiam membeku. Tak tahu harus bereaksi bagaimana. Pasalnya, yang Yuta lakukan terlalu tiba-tiba.
Mencoba memaklumi kelakuannya, (Name) kembali merilekskan bahunya.
"Aku juga sayang Yuta,"
***
Dan, lagi.
Tanpa diketahui keduanya, Megumi ada di sana. Giginya bergemeratuk dengan kedua tangan yang terkepal. Dadanya begitu panas layaknya dibakar bara api.
Megumi pun tak tahu sejak kapan ia merasakan ini. Satu bulan yang lalu kala gadis yang tak banyak bicara itu datang ke kehidupannya, Megumi tak tahu. Yang dengan lancang mengetuk pintu yang telah mati.
Ya, setelah pacarnya yang telah meninggalkannya—selama-lamanya dalam artian meninggal dunia— Megumi kembali merasakannya.
Jantung yang berdebar. Perut yang digelitik ribuan kupu-kupu. Pipi yang menghangat entah karena apa. Serta senang saat di dekatnya.
Ya. Megumi ada di dekatnya.
Namun tak bisa memilikinya.
Hanya menatap dari jauh layaknya panggung drama yang tengah ia tonton. Pangeran serta putri dalam negeri dongeng, tertulis diskenario indahnya.
Megumi sadar diri.
Dengan masuknya Megumi ke dalam panggung sana, skenario akan hancur dengan segalanya yang akan kacau.
***
Haruskah Megumi menyerah? Atau mungkin tetap maju memperjuangkan?
"Itadori,"
Menoleh, gadis bermarga Itadori kini memasang raut heran. Menunjukkan wajah seakan bertanya ada apa, ia kini menghadap Megumi.
"Aku menyukaimu,"
Megumi gila? Katakan saja seperti itu. Namun, mau bagaimana lagi? Dirinya sudah tak tenang dengan perasaan gila mengisi hatinya. Ingin memiliki serta mencintai seorang diri. Egois? Katakan saja seperti itu.
Gsdis itu tersentak. Ia menautkan kedua alisnya.
Bukankah Megumi tahu betul kalau ia sudah berpacaran dengan Yuta?
"Aku—"
"(Name) itu milikku,"
Keduanya tersentak. Secara bersamaan, mereka menoleh tuk menatap sosok tersebut.
Yuta berdiri dengan wajah tegasnya. Pemalu, penakut, tak percaya diri, singkirkan saja semua itu!
(Name) adalah miliknya, mana mau orang yang ia cintai—Itadori (Name)—direbut oleh kouhainya sendiri?
Megumi menautkan alisnya.
"Setidaknya, biarkan dia menjawab lebih dulu, Okkotsu-senpai,"
Yuta berjalan mendekat. Meraih pergelangan tangan kiri (Name), Yuta menariknya mendekat.
"Dia pacar—"
Belum juga mendarat dipelukannya, Megumi ikut mencekal pergelangan tangan lainnya.
"Setidaknya, biarkan aku selesai mengatakannya!"
"Tapi—"
"Kalau begitu, kita serahkan pada Itado—tidak. Pada (Name)!"
Tersentak, gadis itu berkeringat dingin.
Mengapa bisa jadi seperti ini?
"A-aku ... "
Sang gadis menunduk dengan hatinya yang bimbang.
Megumi adalah lelaki yang membuatnya nyaman pula. Namun, Yuta adalah pacar yang sangat ia cintai.
Lantas, haruskan ia memilih salah satu? Siapa?
Fushiguro Megumi atau ... Okkotsu Yuta?
***
1170 words
5 Desember 2020
Btw yang diatas, jawab aja gini,
"Kalau bisa dua kenapa harus satu?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro