๐๐๐
๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐
โญโโโโโโโโโโโโโโโโโโ
Surai cokelatnya tidak terlalu indah ketimbang pirang. Terbilang biasa, juga normal. Namun sangatlah mencolok begitu tersinari mentari.
Netra sehijau daun. Selalu memandang tenang, penuh kepercayaan, teduh untuk para penglihat.
Tubuh pun jangkung semampai. Semua orang akan langsung menyadari kehadirannya saat dia melintas sekilas. Pintar, gentle, memiliki ciri kriteria idaman. Mengingat perawakannya, siapa lagi orangnya jika bukan--
Albert James Moriarty.
Di sanalah Albert tengah duduk santai di ruang tamu mansion. Ditemani segelas wine beserta kedua adik, sang pria mapan berbincang ria. Tentunya topik pembicaraan mereka tidak luput dari rencana Raja Kriminal.
Suara dentingan sendok memenuhi ruas. "Kami sudah siap menjalani misi." Bungsu bernama Louis James Moriarty, menyeduhkan teh ke cangkir antik.
Wangi Earl Grey menyerbak. Hidung mereka sontak mengendus harumnya bagaikan aromaterapi. Kemudian terdengar helaan panjang sebelum salah satunya berkata,
"Benar. Apakah kau ada tugas militer?" William bersandar ke bantal kursi. "Sedari tadi wajahmu mengerut serius, nii-san."
Seketika Albert menoleh. Rautnya berubah saat mendengar penuturan barusan seolah mengatakan, "Ternyata tidak ada yang bisa kusembunyikan darimu." Bibir Albert mengukir senyum tipis.
Sekali lagi William sukses menebak isi otak Albert. "Apa kau membutuhkan bantuanku?"
"Tidak. Aku hanya terheran... selama kita bekerja, siapa yang akan menjaga rumah?"
Sejenak hening sebelum Louis kembali bertutur. "Aku rutin menyapu, jadi nii-san tidak usah cemas."
"Bukankah kau mulai membantu William? Lalu siapa yang benar-benar 'menjaga' di sini?"
Dengan santainya William memberikan saran. "Baiklah. Kita memerlukan butler." Idenya memang cemerlang.
Menolak keputusan, Albert menggeleng cepat. "Tidak. Perempuan jauh lebih kompeten, dan rapi."
Dengan kata lain, seorang maid.
โข โข โข
Tersebar berita bahwa sekeluarga Moriarty mencari pelayan. Hal ini mengguncangkan negara. Apa benar trio bangsawan elit membuka pendaftaran maid?
Membayangkan tersuguhi tawa indah mereka saja mengundang imajinasi semua orang meliar. Para bangsawan bahkan ingin ikutserta supaya berkesempatan melihat paras tampan mereka. Jumlah pendaftarnya bukan main.
Membutuhkan semalaman untuk memilah siapa yang pantas dijadikan maid. Tidak hanya mereka, semua anggota kriminal itu sukarela membantu.
Kebetulan lelaki belasan tahun menangkap lembaran menarik. "Aku menemukan kandidat yang cocok," ucap Fred Porlock seraya menyerahkan kertas bertuliskan biodata.
"[Name] [Fullname]."
โฐโโโโโโโโโโโโโโโ
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: Truyen247.Pro