"[Name] bisakah kau berhenti mengikutiku?" sepertinya Rin mulai jengah

Namun kamu menggeleng. "Aku kan sudah bilang, tidak akan menyerah sebelum kau jadi temanku!"

Rin menghela nafas lelah, mau makan saja tidak tenang rasanya. Padahal kan kamu cuma duduk sambil sesekali mengatasi Rin, tapi entah kenapa Rin malah terganggu.

"Hey Rin."

"Hn?"

"Kenapa kau cuma sendirian, tidak punya teman?" tanyamu sedikit menyendiri

"Mereka sudah berada di club renang." jawab Rin

"Kenapa kau tidak kesana?" kamu bertanya lagi

"Tidakkah kau lihat aku sedang makan?" Rin menjawab kesal

"Oh iya juga."

Lagi-lagi Rin dibuat kesal oleh kamu, ingin rasanya Rin mencari jimat agar kamu tidak bisa mendekatinya lagi.

"Kau tahu, aku rasanya ingin jadi manusia lagi." ucapmu tiba-tiba

Rin melirik mu sejenak. "Itu mustahil [Name]."

"Iya iya aku tahu! Tapi jadi hantu itu tidak enak." kau menjawab kesal

"Memang siapa yang bilang menyenangkan?"

Kamu berpindah ke tempat duduk di depan Rin. "Kau itu ya! Setidaknya dengarkan dulu ceritaku!"

Rin memutar mata. "Aku bukan teman curhatmu."

Kamu menatap pemuda itu geram. "Rin ayolah! Aku tidak memiliki satupun teman sebelum bertemu denganmu!"

Rin memandangmu. "Kau tidak punya teman?"

Kamu hanya mengangguk lesu.

Jujur Rin agak kaget mendengarnya, ia berpikir kalau cewek energik dan ramah sepertimu memiliki banyak teman. "Harusnya kau bisa mendapat teman dengan mudah."

Kamu menggaruk tengkuk canggung. "Ahaha, itu alasan yang tidak bisa dijelaskan."

Rin mengangguk, tidak ingin bertanya lebih jauh padamu.

"Hei, kau membawa payung tidak hari ini?" kamu bertanya tiba-tiba

"Aku bawa."

"Baguslah~ cuaca sedang buruk beberapa hari ini." kau menatap keluar dari kaca kantin

"Hm."

Tiba-tiba kamu tersentak. "Eh tapi ada bagusnya kemarin kau tidak bawa payung, kita jadi bisa bertemu kan?"

Rin berdecak. "Jika kemarin kita tidak bertemu, aku pasti sudah tenang sekarang."

"Oi oi, apakah itu sopan untuk seorang gadis yang baru kau kenal?" kau menatap Rin kesal

"Aku tidak peduli, lagipula kau juga terus menggangguku." jawab Rin santai

"HEH! Aku cuma melakukan pendekatan ya! Kau juga salah, kenapa tidak menerima pertemananku saja? Jadi kan aku tidak perlu repot-repot meluluhkanmu." kau mulai mengoceh

Meskipun kesal, entah kenapa bukannya pergiーRin malah mendengar ocehanmu yang panjang lebar sampai selesai dengan tatapan bosan.

"Langsung ke inti saja! Kau mau jadi temanku kan? Eh pokoknya harus mau!" kau bersidekap menatap Rin jengkel

"Akan ku pikirkan."

".... H-hee?"

Kamu tertegun saat Rin langsung menjawab, biasanya pemuda itu terus menolaknya. Tapi bagus kan? Kau mendapat kemajuan meluluhkan seorang Matsuoka Rin.

✮✮✮

[ Next chapter~ ]