27
Ulang tahun Wyatt.
What? I don't believe that. Karena hari ini tak seperti ada yang berulang tahun.
Mereka berbicara seperti biasa. Wyatt pun tampak tak memberi kode sama sekali. Intinya, mereka semua bertingkah seolah tak ada satupun yang ulang tahun.
Aku curiga kepada mereka. Jadi, aku tak ikut mereka makan di kafetaria, dan aku pergi ke taman. Tepatnya di bawah pohon.
"Mereka kenapa sih?" gunamku. "Semuanya aneh banget. Apa jangan-jangan ada acara lain lagi?"
Aku melipat kakiku dan menikmati udara segar. Duduk di bawah pohon yang teduh ini, lumayan menghiburku.
Aku memejamkan mataku. Sebuah bayangan pun muncul di pikiranku. Bayangan Jaeden.
"Sial!" Aku segera membuka mata. "Kenapa harus ingat dia lagi sih..."
°°°
Mereka semua aneh. Tapi setidaknya, Joey tak terlalu mencurigakan. Dia bersikap tenang seperti biasa. Pada istirahat kedua, dia menghampiriku di perpustakaan.
"Hai," sapa Joey seraya duduk di depanku. Aku yang sedang mengerjakan soal latihan, mendongak.
"Hai," balasku, tersenyum. Joey melihat soal latihanku.
"Lo kenapa?" tanya Joey. Aku meliriknya.
"Hm?" Aku mengangkat kedua alisku sambil tersenyum. "Gue gapapa kok. Emang kenapa?"
"Tumben lo gak sama kami," kata Joey, menatapku dengan heran. Dia membuka bukunya dan mulai membaca.
"Lagi mau sendiri aja," jawabku, sambil menjawab soal nomor tiga.
"Kenapa?" tanya Joey. Pandangannya fokus ke halaman bukunya.
"Bingung doang," jawabku jujur. "Kalian aneh banget hari ini."
"Aneh gimana?" Joey mengernyitkan dahi.
"Aneh gitulah. Kan Wyatt ultah, terus kalian gak-"
UHUK!
Joey terbatuk tiba-tiba. Aku mengerutkan dahi dengan bingung.
"Hei, lo gapapa?" tanyaku, mengangkat kedua alisku.
"Gapapa," jawab Joey. "Tadi lo bilang, Wyatt ultah?"
"Iya." Aku mengangguk. Joey diam tak bersuara. Dia mengecek handphone-nya.
"Oh iya. Gue baru tau," kata Joey. Aku mengangguk.
Tapi aku curiga kepadanya.
°°°
Sepulang sekolah.
"Aku pulang!" ucapku saat memasuki rumah. Kulepas sepatuku dan kuletakkan di rak.
"[Name] udah pulang. Ganti baju, terus makan siang ya!" kata Mum.
"Iya, Mum!" jawabku. Aku naik ke atas dan berganti baju di kamar. Kupakai kaus putih oversized dan celana hitam pendek. Rambutku ku kucir rapi.
Aku makan siang dengan Mum. Kami membicarakan soal rapat keluarga nanti.
"Kamu mau ikut ke rumah nenek gak?" tanya Mum. "Nanti bakal ada rapat keluarga. Kamu bisa main sama sepupu-sepupu."
"Mau dong ma," kataku, dengan wajah berseri-seri.
"Oke." Mum mengacungkan jempolnya dan tersenyum.
Setelah makan, aku pergi ke kamar dan berbaring di kasur. Aku bernyanyi-nyanyi sendiri dengan suaraku yang..... begitulah.
TING!
Aku segera duduk dan mengambil handphone-ku di meja, lalu membuka notifikasi itu.
Millie
[name]
apa, mill ?
lo di rumah kan?
iya
nanti ada rencana mau pergi?
ada
ke rumah nenek
owhh
kami mau datang ke rumah lo
ha??
kapan??
sekarang
nanti kita mau pergi
jam delapan malam
lah
ngapain?
ultah wyatt
ha?
jadi dia beneran ultah?
iyalah
hmm
yaudah gue bilang sama mum dulu
ok
Aku turun ke bawah dan menghampiri Mum yang sedang membaca majalah di ruang TV.
"Mum," panggilku. Mum menyahut, masih fokus ke majalahnya.
"Hm? Apa?" sahut Mum.
"Mum, temen [Name] bentar lagi mau datang," kataku. Mum akhirnya melihatku.
"Siapa?"
"Millie, Sadie," jawabku. "Mereka mau ngajak [Name] pergi nanti. Boleh gak?"
"Loh, katanya kamu mau ikut ke rumah nenek?" kata Mum. "Kan rapatnya jam delapan."
Aku menyengir dan berkata, "Gak jadi, Mum. Kami perginya juga jam delapan."
"Yaudah. Mum pergi sendiri aja," kata Mum. "Oh iya. Kalian mau pergi kemana?"
"Ke ulang tahun Wyatt," jawabku.
"Wyatt siapa?"
"Wyatt Oleff teman kami, Mum."
"Cowok?"
"Iya."
"Ada siapa aja di sana?" tanya Mum, memicingkan matanya.
"Ada banyak." Aku menjawab.
"Ada Jaeden kan?"
"Hmm, ada," jawabku, menghela napas.
"Yaudah. Kalau ada Jaeden, gapapa. Nanti pulang, diantar siapa?" tanya Mum lagi.
"Pulang sama Millie dan Sadie keknya," jawabku.
"Oh, yaudah." Mum mengangguk-angguk. Aku tersenyum berseri-seri.
"Jaga diri kamu ya! Hati-hati lho!" ucap Mum, mengecup keningku.
Aku mengangguk dan tersenyum manis. "Iya, Mum."
°°°
BRUK!
"Ayo, [Name]! Siap-siap!"
"Woi, woi, woi! Bentar dulu!" Aku menahan Millie dan Sadie yang tampak sangat semangat.
"Gue pakai baju apa emangnya?" tanyaku bingung.
"Dress dong, sayang!" jawab Sadie. "Emang lo mau pakai baju tidur?"
"Enggak," jawabku. "Masalahnya, dress gue dikit banget. Cuman lima."
"Gapapa. Ayo, pilih yang cantik. Entar, kami makeup-in lo, oke?" kata Sadie.
"Tipis-tipis ya!"
"Iyaa."
Millie dan Sadie memilihkan gaun untukku. Setelah memilih gaun, mereka meriasku dan menggerai rambutku yang tadinya dikucir.
"Nah, selesai!" kata mereka serempak. Aku melihat diriku di cermin.
Makeup tipis, dengan rambut yang digerai dan sedikit ikal. Mataku berbinar.
"Wow," kataku. "Ini kayak pertama kalinya gue pakai dress."
Aku berputar. Millie dan Sadie tersenyum. Ngomong-ngomong, mereka juga sudah memakai dress mereka, dari sebelum ke rumahku.
Millie memakai dress ungu, Sadie memakai dress pink, dan aku memakai dress biru muda.
Pada pukul delapan, kami berangkat. Saat keluar dari rumah, Millie dan Sadie memakaikan penutup mata kepadaku. Aku pun kaget dan bingung.
"Woi! Kenapa mata gue ditutup??" tanyaku. "Kalian mau culik gue ya??"
"Enggaklah, [Name]. Ayo, kita ke tempat pestanya." Millie dan Sadie membawaku pergi. Aku dituntun mereka berjalan. Badanku gemetar panik.
"Yang ultah Wyatt, kok gue yang matanya ditutup?" tanyaku curiga dan penasaran.
"Gapapa. Ayo, jalan terus."
Cukup lama mereka membawaku berjalan. Aku tak tahu kami dimana sekarang.
Tiba-tiba, mereka berdua melepas tanganku. Aku kaget dan meraba-raba dalam angin, mencari tangan mereka.
"Eh, eh?! Millie, Sadie! Kalian kemana???" tanyaku panik. Aku berusaha tenang, tapi tak bisa. Pikiranku terus tertuju kepada berita penculikan.
Akhirnya, aku memutuskan untuk membuka penutup mataku.
PLUK!
Aku sudah bisa melihat sekitar sekarang. Sebuah halaman besar. Lampu-lampu gantung menerangi halaman ini. Ada sebuah gazebo di tengah, dan ada kolam kecil tak jauh di sebelahnya. Bukan hanya itu. Disini juga ada sebuah meja berisi makanan.
"Halo?" Aku mencari-cari dimana mereka berada. Di sini sepi sekali. Hanya ada aku.
"Millie? Sadie?" Aku mencari-cari kedua perempuan itu.
Tiba-tiba, seseorang muncul dari belakangku. Aku kaget dan menoleh.
"Eh, Jaeden?!" Aku melangkah mundur. "Dimana yang lain??"
"Gak tau." Dia mengangkat kedua bahunya. Lalu dia menatapku. Aku menatapnya dengan dingin.
"Jadi cuman kita berdua?" tanyaku resah seraya bersedekap tangan.
"Mungkin," jawab Jaeden pelan. "[Name]?"
"Apa?"
"Maaf," ucapnya. Aku menatapnya dengan terheran-heran.
"Maaf kenapa?" tanyaku.
"Maaf soal perkataan gue waktu di kafe," katanya. Aku diam. Jaeden menunduk.
"Gue waktu itu refleks ngomong gitu, karena gue masih belum mau ngasih tau," ucap Jaeden. Sekarang dia mendongak sambil menatapku.
"Gue suka sama lo, [Name]."
Wait. Apa yang dia katakan tadi?!
Aku hanya diam bergeming. Jaeden menatapku dengan dalam.
"Gue cemburu lo pacaran sama Finn. Tapi di saat bersamaan, gue juga pengen lo bahagia sama Finn," kata Jaeden.
"Gue pacaran sama Finn, buat bikin lo cemburu." Aku akhirnya berbicara. "Tapi ternyata, gue bener-bener suka sama dia."
"Makanya, gue belum mau confess," kata Jaeden. "Gue ragu. Tapi sekarang udah enggak."
Aku diam. Jaeden mendekatiku. Dia memegang tanganku.
"Lo mau gak, jadi pacar gue?"
DEG.
Aku benar-benar kaget sekarang.
Penantianku dari kelas sembilan, akhirnya terjadi juga.
Aku diam, ingin menangis. Kutatap mata hazel Jaeden dengan tak percaya.
"[Name]?" Jaeden memandangku dengan bingung.
Aku pun mulai tersenyum dan menjawab.
"Ya, gue mau jadi pacar lo."
Jaeden terkejut dan senyum pun merekah di wajahnya. Aku memeluknya dengan erat dan senang.
Orang-orang pun bermunculan dari balik pohon dan semak-semak. Millie, Sadie, Noah, Brandon, Aaron, Joey, Liam, Finn, Jack, dan Wyatt. Ada juga Anya, Cylia, dan Erin.
"SELAMAT, [NAME]!" Millie dan Sadie langsung memelukku setelah aku berpelukan dengan Jaeden. Aku tersenyum lebar.
"Makasih!!" ucapku senang. "Gue kira tadi gue mau diculik sama kalian."
"Hehehe, maaf yaa," ucap Millie. Sadie tertawa.
"Berarti Wyatt gak ultah?" tanyaku.
"Ya enggaklah." Millie tertawa. "Itu cuman alasan kami doang."
"Udah gue duga kalian bohong." Aku tersenyum. Mereka berdua tertawa.
Kami menikmati hidangan yang telah disajikan di meja. Aku makan di sebelah Jaeden.
"Maaf ya, tadi bikin kamu kaget," kata Jaeden. Aku tersenyum.
"Iya, gapapa kok," ucapku. Aku melahap makananku dengan tenang. Tiba-tiba, Jaeden menahan tanganku. Jaeden merebut sendokku dari tanganku, dan menyuapku. Aku kaget dan membuka mulut.
Jaeden tersenyum. Aku membalas senyumannya dan terus menikmati makanan yang disuap oleh Jaeden. Jaeden bercanda, membuat suasana tidak canggung.
Setelah makan, Noah memutar sebuah lagu. Kami berdansa dengan partner masing-masing.
📌 author pov :
aku rekomendasiin putar satu lagu -yang cocok buat dansa- oke !
"Ayo," ajak Jaeden, mengulurkan tangannya. Momen saat malam itu kembali teringat.
Malam dimana aku melihat.....
Lupakan itu. Aku harus fokus pada keadaan sekarang.
Aku berdansa dengan Jaeden. Kukalungkan tanganku di lehernya. Sepanjang dansa, Jaeden menatapku sambil tersenyum. Aku memerah dan membalas senyumannya.
"I love you," ucap Jaeden. Aku terkejut dan menatapnya.
"I love you too," ucapku, tersenyum manis dan memeluknya. Jaeden mengelus rambutku dengan lembut.
Aku takut ini hanya mimpi. Jadi kucubit tanganku sendiri.
"Eh, kenapa nyubit diri sendiri?" tanya Jaeden bingung.
"Aku takut ini mimpi," ujarku. Jaeden tertawa.
"Gak mungkin lah." Dia menjawil hidungku dengan gemas. Aku tersenyum.
Mataku bertemu dengan mata hijaunya. Kami berdua terdiam. Jaeden semakin mendekat kepadaku. Aku memejamkan mataku. Dan, kurasakan ciuman lembut Jaeden.
Kami berciuman dalam waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya, Jaeden menatapku dengan senyumannya yang membuat hatiku tenang. Aku tersenyum, benar-benar bahagia.
·
·
·
haloo
gimana chapter nya ?
maaf kalau ga terlalu bikin baper. dan maaf bgt kalau ada yg salah 🙏🏻
aku masih amatiran , jadi ya begitulah T_T
btw , puasanya lancar ga ?
tetep jaga kesehatan yaa <3
oh iya. sampai sejauh ini , siapa karakter fav kalian di cerita ini ?
dan chapter terfavorit kalian yg mana ?
jangan lupa vote + comment yaa !!
ilysm ! bye ♡
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro