¹. 𝐓𝐇𝐀𝐍𝐊𝐒 (?)!
Puk
Tepukan pelan dilayangkan seorang gadis dengan surai hitam pendek bergelombang. Manik hitamnya menatap tak percaya gadis dihadapannya. Kulit sawo matang membuat ia berbeda diantara gadis-gadis Jepang yang bersekolah di SMA Mizo lainnya.
"Kau bercanda, Hina-chan?"
Rona tipis nampak jelas diwajah cantik seorang gadis bersurai cokelat muda, kepalanya mengangguk malu lantas kemudian menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan berpekik tertahan.
"Be-begitulah, Anya-chan. Hehe."
Shiroyagi Anya, mengerjapkan matanya tak menyangka. Detik kemudian lantas berdecak kagum diiringi tepuk tangan kecil.
"Kau benar-benar berani." Anya kembali membenarkan posisi duduknya. "Bagaimana Hanagaki menanggapimu?"
Tachibana Hinata adalah nama si surai cokelat muda. Menurunkan tangannya dari wajah lalu menepuk-nepuk poni lucunya. "Takemichi-kun bilang, ia tak masalah memanggilku dengan nama depan." rona samar masih nampak walaupun si gadis berusaha menutupinya.
"Aku tak terlalu berharap bisa memanggilnya dengan nama depan juga, tetapi ia mengizinkan." alis Hinata menekuk dengan sorot mata berkobar. "Tentu tak boleh menyiakan kesempatan emas itu, bukan?!!" gadis itu lantas tertawa kecil dengan wajah yang hampir sepenuhnya memerah.
Anya memutar bola matanya malas. "Padahal kau populer, lho. Tidak coba cari sama yang lain?" matanya mengerling jahil, lantas mendapatkan sebuah jitakan hangat dari sang sahabat.
"Awshh!" gadis berkebangsaan Indonesia itu memelototi Hinata dengan aura kesal yang berkobar. Sang gadis bersurai cokelat muda tak mengindahkan, hanya lanjut menyuapi mulutnya dengan bekal yang ia bawa.
Anya kesal, matanya melirik dan tak sengaja menemukan sesuatu. Ia lantas mengambil ponselnya yang ada diatas meja kantin, dan meminum habis susu strawberry yang ia pesan. Membuat Hinata bingung dengan Anya yang nampak terburu-buru.
"Hei! Mau kemana kau, Anya-chan??!"
Gadis bersurai hitam yang baru saja beranjak dari kursi menoleh, sambil memberikan satu jempol padanya dan berkata.
"Ganbatte, Hina-chan."
Dan berlalu begitu saja, itu tentu saja membuat si sulung Tachibana mengernyit heran.
"Hina-chan, boleh aku duduk disini?"
Seketika, Tachibana Hinata menegang kala mendengar suara lelaki yang ia idamkan.
'Aku tak tahu harus berterimakasih atau tidak padamu, Anya-chan."
—TBC.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro