Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER VIII

"Kim Ga On!"

Sekali lagi satu panggilan menyebut namanya. Namun kali ini bukan dari bibir So Hyun, melainkan seorang pria tampan berpakaian serba hitam dengan mata cerah berkilau.

Kim Ga On tengah berdiri mematung di balik barisan pepohonan, mengamati sahabatnya So Hyun yang menoleh ke sekitarnya dengan wajah kebingungan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Kang Yo Han kini berdiri di samping Ga On.

"Aku mengawasinya," Ga On menggerakkan dagu ke arah So Hyun.

"Kau masih ingin bermain-main dengan manusia?" Kang Yo Han menyeringai.

"Manusia menghibur, iblis membosankan."

"Kau menyindirku," Kang Yo Han melirik ganas, kemudian tatapnya beralih pada So Hyun.

"Biar kutebak, kau mengincar kawanmu itu bukan? Untuk kau culik dan kau bawa ke mansionku," suara Kang Yo Han berat dan menekan. Sejauh ini ekspresinya masih datar walau pun sangat tidak setuju dengan tingkah iblis baru di sampingnya.

"Yah, kupikir begitu. Kau bisa membaca pikiranku. Jadi untuk apa bertanya," Ga On tersenyum tolol.

"Jangan mimpi!" tegur Kang Yo Han.

"Apa yang salah dengan itu?" Kim Ga On mengangkat sebelah alis.
"Aku hanya mengulang pola yang kau lakukan padaku."

"Itu berbeda," Kang Yo Han mendesah tidak paham. "Aku bebas melakukan apapun karena aku pemilik mansion itu. Eliyah dan pelayanku aku pilih atas keinginanku sendiri. Tapi kau tidak bisa membawa siapapun ke sana tanpa izinku."

"Jika So Hyun bergabung dengan kita.  Bukankah itu kedengarannya lebih seru?" Ga On bersikukuh dengan watak naifnya yang sulit berubah.

Kang Yo Han mendengus, memutar tubuh dan bergegas meninggalkan si pemuda yang masih termangu. Sementara itu So Hyun terlihat masih kebingungan antara yakin atau ragu atas suara yang memanggilnya barusan. Gadis itu menunggu beberapa saat lagi, kemudian membuka pintu mobil kala kesunyian tidak lagi menggemakan suara apapun.

"So Hyun..." Kim Ga On kembali memanggil gadis itu.

Sekali lagi So Hyun menoleh, mengerutkan kening sewaktu tidak melihat siapapun di sekitarnya. Dia memutuskan bahwa itu halusinasi dan ia pun masuk ke dalam mobil, menyelinao di belakang kemudi.

"Berhenti memanggilnya!" Kang Yo Han bersuara dari arah belakang.

Kim Ga On terperangah, perasaannya tidak nyaman karena tertangkap basah tidak mematuhi ucapan sang penguasa kegelapan.

"Kau tidak bisa terus bersama So Hyun, sekaligus bersamaku."

Kim Ga On bengong.

"Benarkah?"

Astaga..

Kang Yo Han mengurut pelipisnya.

"Aku tidak menyangka. Sudah jadi iblis, kau masih saja naif."

"...???..."

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" protes Kang Yo Han sewaktu mendapati Ga On memandangnya dengan intens.

"Iblis? Aku tersinggung. Sisi manusiaku masih ada," sergah pemuda imut itu.

"Terserah!" Kang Yo Han berbalik, berjalan menjauhi Ga On yang masih terbengong-bengong di belakangnya. Langkah pria itu ringan, nyaris melayang karena rerumputan pun nyaris tak bergoyang.

"Kang Yo Han!" panggil Ga On.

Derum suara mesin menandakan So Hyun telah pergi. Ga On menoleh, menatap mobil yang melaju semakin jauh dan menjadi titik kecil. Dia mampu mengejar mobil itu, ada perubahan besar dalam fisiknya. Pergerakan cepat, kemampuan telekinensis, dan hilangnya kebutuhan akan makanan. Dirinya nyaris seperti manusia setengah iblis. Vampir, atau sejenisnya. Mahluk terkutuk yang bernaung dalam bayang-bayang kegelapan.

Sesaat dilema itu begitu berat. Ga On menghela nafas, kemudian memutuskan mengejar Kang Yo Han.

"Tunggu! Kemana kau akan pergi??" ia berlari menuju pria berpakaian hitam yang semakin menjauh di belokan, diantara pepohonan lebat.

"Ke mansionku, tentu saja. Kau pikir di mana lagi kita bisa berlindung," Yo Han menyahut tanpa menolehkan kepala. Dia tahu pemuda naif itu berusaha mengejarnya, itu membuat seringai tipis muncul di bibirnya.

"Ada sesuatu yang belum kau jelaskan padaku!" Ga On mensejajari langkah pria itu yang terlihat tidak merespon sedikit pun.

"Kang Yo Han!" ia mendengking kesal laksana keledai.

"Jangan berteriak padaku," desis Yo Han.

Mansion angker serupa kastil drakula itu sudah membayang beberapa puluh meter di depan sana. Kabut tipis menyelimutinya, menjadikan penampakan bangunan tinggi keabuan itu seolah melayang.

"Kau belum sepenuhnya menjelaskan padaku, sebenarnya bangunan apa itu, di mana kita terjebak, mengapa So Hyun tidak bisa melihatku?"

"Sederhana, itu karena kau sembunyi di balik pohon."

"....???..."

Kim Ga On sekali lagi dibuat terbengong-bengong.

Kedua pria itu masuk ke dalam mansion dengan suara berisik.

"Bisakah kalian tidak membuat keributan di sini?" suara Eliyah memprotes dari atas tangga melingkar nan megah.

"Tanyakan pada rekan baru kita," Kang Yo Han menjawab acuh tak acuh. "Kenapa dia semakin gelisah."

Ga On membalas tatapan Eliyah, lantas mengangkat bahu.

"Dia iblis baru. Tidak heran jika masih kebingungan," suara seorang wanita paruh baya menyela dari lorong remang-remang.

"Kang Yo Han," Ga On memanggil, nada suaranya kini terdengar dingin dan serius. Pria itu memutar bahu, menoleh pada Ga On, menatapnya dengan sorot mata dalam dan jauh.

"Aku sudah pernah mengatakan padamu. Ini adalah neraka."

Suaranya yang mantap, tak tergoyahkan, serta seulas senyum tipis kharismatik sekali lagi mengguncang pertahanan Ga On yang rapuh. Pemuda imut itu termangu seketika.

"Namun aku tidak keberatan menjelaskan lebih detail padamu, atau kalau tidak kau akan mengoceh sepanjang hari membuat semua penghuni mansion ini pusing."

Kang Yo Han membawa pemuda itu ke dalam satu ruangan di lantai atas, dari mana ia bisa melihat lapisan kabut kelabu yang sulit bergerak mau pun terbakar matahari, seakan-akan kabut itu abadi.
Kang Yo Han bersandar pada tepi jendela, menghadap Ga On yang berdiri dua langkah di depannya.

"Sebelum kau berkeliaran lagi keluar sana dan mengganggu manusia, katakan apa masalahmu," Kang Yo Han berkata ringan, melihat pada pemuda itu dengan pandangan penuh minat, seolah-olah Kim Ga On adalah mainan.

"Aku masih bingung, dan setelah melihat serta memikirkan So Hyun, aku semakin bingung. Sebenarnya tempat apa ini?" ia melihat Kang Yo Han penuh curiga, lalu sewaktu ia mendapati cara pria itu melihat dan tersenyum tipis padanya, ada rasa tertarik yang menyakitkan. Bahkan jika seseorang sudah lama tinggal di sisi pria itu, gayanya yang misterius akan selalu membuat penasaran.

"Ini adalah persimpangan menuju dunia lain. Manusia hidup tidak akan bisa menemukan tempat ini. Beberapa mungkin bisa, jika ia memiliki kemampuan khusus."

Kim Ga On menautkan pangkal alisnya, otaknya senaif wajahnya, dipaksa untuk memahami hal-hal gaib. Sebenarnya, sejak awal ini tidak mudah baginya.

"Tapi kau tidak perlu khawatir. Tak peduli apapun yang terjadi, aku selalu di sini bersamamu," Kang Yo Han menambahkan.

"Kalian semua sudah mati bukan?" Ia mengarah pada bibi pelayan, dan juga Eliyah.

"Lalu, bagaimana sebenarnya denganku?"

"Tidak denganmu," ekspresi Kang Yo Han datar, nyaris geli melihat mata lawan bicara yang semakin melebar.

"Tidak denganku? Tapi, aku nyaris seperti bukan manusia lagi," Ga On bergumam sambil berpikir.

"Karena kau minum darahku. Jujur saja, kau nyaris jatuh ke dalam koma akibat benturan keras di kepala. Tetapi aku membawamu kemari dengan segala kekuatan yang kumiliki, untuk memulihkanmu."

Kang Yo Han melebarkan kedua lengan, menegaskan kalimat yang akan ia ucapkan.
"Kau memiliki waktu untuk mempertimbangkan kembali. Hari itu aku sudah membiarkanmu pergi tapi kau kembali mengetuk pintu, memanggil namaku. Rasa haus akan darah membuatmu tidak berdaya. Terus terang, aku menyukaimu, jadi aku akan memberikanmu kesempatan kedua. Hak istimewa untuk memilih."

"Kesempatan?" bisik Ga On.

Kang Yo Han mengangguk. Matanya berkilau oleh kelicikan.

"Ya. Kulihat kau masih memikirkan kehidupan manusiamu. Aku akan membiarkanmu pergi, tapi kau tidak bisa seperti dulu. Kau sudah menjadi setengah iblis, rasa haus akan darah akan mencekikmu hingga sekarat."

"Aku? Bisa kembali memiliki kehidupan manusia normal?" Kim Ga On menunjuk batang hidungnya sendiri.

"Naif," Kang Yo Han mendesah.

"Semua tidak akan sama seperti bayanganmu."

Kim Ga On termenung memikirkan tawaran Kang Yo Han, iblis yang menculik dan telah mengubahnya menjadi manusia tidak karuan seperti sekarang.

"Yah, sekilas memang menyenangkan. Kau bisa kembali pada keluarga, teman-temanmu, dan gadis bernama So Hyun itu," Kang Yo Han menyeringai.

"Be-benarkah?" Mata Kim Ga On berkerlip gembira.

"Tujuh hari adalah batasnya. Jika kau tak kembali pada hari penentuan, kau bisa tetap berada di sana, namun kau tak bisa pulih kembali juga tak bisa kembali ke mansion ini. Kau akan berkeliaran di dunia yang bukan untukmu."

Kim Ga On berdiri membeku di tempatnya, menatap dalam pada senyuman misterius di wajah Kang Yo Han. Senyuman iblis, penuh tipu daya sekaligus pesona tak terhindarkan.

"Pelayanku dan Eliyah, mereka tidak sepertimu. Mereka tidak punya pilihan karena keduanya telah tewas. Tidak bisa kembali ke dunia manusia, tidak memiliki raga. Tapi, sama sepertiku, mereka menolak memasuki dunia spiritual yang abadi."

"Kalian membawaku kemari untuk bergabung bersama dunia kecil kalian?"

Kang Yo Han tertawa kecil, "Eliyah mungkin akan keberatan melihatmu kembali ke dunia nyata dengan selamat. Itu sebabnya dia memprotes sewaktu aku mengeluarkanmu pagi itu. Tapi dia tidak tahu, jiwamu harus sudah cukup kuat agar bisa menyesuaikan dirimu dengan kami."

"Jika tidak?" ulang Kim Ga On dengan ekspresi lugunya.

"Jika tidak kau akan mati. Mati sungguhan," Kang Yo Han mendesah lagi, bosan dan tidak sabar.

"Kau hanya sedikit lemah dan jujur, yang dalam banyak kasus membuatmu mengemis."

Kim Ga On menggaruk tengkuknya, bingung bagaimana mengajukan pembelaaan. Kang Yo Han merasa prihatin melihat kebimbangan anak manusia yang rapuh itu.

"Melihat sorot matamu,  sepertinya kau ingin bertanya tetapi takut untuk mengatakannya padaku." Kang Yo Han berhenti.

"Oh, tidak," kata pemuda itu, bermaksud menyembunyikan apa yang menggumam di benaknya.

"Kau tidak perlu takut untuk menanyakan sesuatu padaku. Jika aku memegang atau menyentuhmu terlalu dekat..." Dan ketika Kang Yo Han mengatakan ini, wajahnya menjadi gelap untuk sesaat.  Dia mengerutkan kening, dan ketika alisnya menyatu, sebuah sumur kecil muncul di dahinya di atas alis kirinya, seolah-olah seseorang telah menekannya dengan jari.  Itu memberinya pandangan yang aneh tentang kesedihan yang mendalam.  "Jika aku membuatmu bingung dan kacau, katakan saja, aku tidak akan bicara lebih banyak lagi hal-hal yang mengganggumu," ujar Kang Yo Han.

Kim Ga On mendapati dirinya menatap mata pria kharismatik itu, pada bulu mata yang merupakan kabel hitam halus di daging kelopak mata yang lembut.

"Tanyakan padaku," katanya kepada Kim Ga On.

"Yo Han, aku butuh alasan untuk tetap tinggal di mansion ini, bersama kalian. Namun, caramu berbicara tentang Eliyah," kata pemuda itu.  "Seolah-olah perasaanmu istimewa."

"Apakah aku memberimu kesan yang tidak bisa kurasakan?" 

Kim Ga On menggeleng, masygul.

"Aku menyayangi Eliyah, tapi tidak seperti yang kau pikirkan. Dia masih kecil dan cukup lembut. Jika kau pergi, dia akan marah namun tidak akan berlangsung lama."

"Lalu, bagaimana denganmu?" pemuda naif itu bertanya perlahan.

"Denganku?"

Kim Ga On tidak mengalihkan tatapannya. "Ya, bagaimana denganmu? Apakah kau keberatan jika aku kembali ke duniaku?"

Kang Yo Han tersenyum lembut, tangannya terulur mengelus pipi halus Ga On yang pucat dan dingin.

"Aku baru saja mengatakan padamu, aku menyukaimu. Ada satu pelajaran penting tentang itu, jika kau mencintai seseorang, kau harus memberikan mereka kebebasan untuk pergi ataukah tinggal."

Setelah mengatakan itu, Kang Yo Han mendaratkan satu ciuman singkat di bibir si pemuda naif yang tengah bergulat dengan batinnya sendiri.

Astaga, satu ciuman lagi dari pria luar biasa ini..

Kim Ga On memejamkan matanya. Bayangan wajah teman-teman, halaman kampus, apartemen dan kedai kopi favoritnya, timbul tenggelam dalam lautan pikiran yang bergelombang.

Di saat pikirannya berenang dalam rasa bersalah, bibirnya yang baru saja terbebas dari ciuman itu akhirnya menggumamkan satu kalimat yang akan ia sesali.

"Kalau begitu, sekali lagi. Biarkan aku pergi..."

Kang Yo Han mendesah terheran-heran, memenuhi batinnya dengan keluhan.

Pemuda lemah, dia terlalu penakut untuk jadi iblis...

To be continued
Vote and comment if you like this weird story, wkwkwkk...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro