Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER VI

Kim Ga On bangun dengan linglung, menginjak pecahan batu kerikil ketika berjalan.

Apa yang terjadi malam ini?

Memutuskan untuk membiarkan dirinya terjebak dalam kabut malam, ia berhenti bergerak. Berdiri mematung, memutar pandangan, matanya disuguhi pemandangan alami yang tidak buruk.

Pohon-pohon tampak segar seolah baru saja bangun tidur, tinggi puncaknya setara dengan rumah. Dilihat dari jauh pasti rumah ini tampak mencolok, apalagi sebelum cahaya langit memudar.

Dia menatap jalan setapak yang terhubung dengan jalan raya, satu-satunya akses untuk datang dan pergi. Kabut tipis memberinya kesan seram, mirip pintu masuk bangunan berhantu.

Hal-hal baru mulai terasa di hari pertama menghuni rumah kuno ini. Cahaya fajar pagi dengan sudut kecilnya menerangi taman. Tampaknya ukuran halaman terlalu luas. Selain itu, letak bangunan yang seakan berada di puncak membuatnya lebih mudah terjangkau matahari maupun bulan. Suhu udara bisa menjadi terlalu panas dan terlalu dingin.

Dia membayangkan Kang Yo Han muncul dari belakang, tak berhenti berteka-teki untuk membuatnya tersesat dalam ilusi.

"Tempat ini indah bukan?"

Kim Ga On memutar tubuh secepat hembusan angin mengantarkan suara itu. Beberapa meter di belakang, Kang Yo Han berdiri, kancing jasnya hitam berkilau memantulkan cahaya, itu salah satu hal yang menarik perhatian selain pesona wajah dan sinar matanya.

"Seindah apa pun, kalau berbahaya tetaplah bahaya," ujarnya tatkala melayangkan lirikan manis pada Kang Yo Han.

Pria itu berjalan mendekat dan melanjutkan, "Keindahan itu kadang hanya tipuan, tapi mampu menjadi menjadi penawar."

Kim Ga On berniat mengingatkannya untuk jangan terlalu serius, tapi kemudian sadar bukan sekedar tempat yang sedang dibicarakan Kang Yo Han. Matanya terpaku pada lereng bukit di seberang yang penataannya menakjubkan.

"Sesuatu yang indah kadang berbahaya, benar begitu?" balas Kim Ga On.

"Yah," Kang Yo Han berdiri tepat di belakang, melingkarkan lengannya perlahan-lahan di pinggang si pemuda. Merayap, lembut pada awalnya lantas menguat. Rasanya mirip belitan ular.

"Seperti aku, misalnya."

"Siapa yang tidak jatuh cinta padamu?" bisikan Kim Ga On meski diucapkan dengan iringan senyum, namun penuh nada putus asa, ujung napasnya terdengar rapuh. Seakan-akan Kang Yo Han telah melakukan sesuatu yang membuatnya lelah hidup.

"Lalu, mengapa kita tidak berjalan bersama, menjelajah surga dan neraka..." suaranya tiba-tiba mengecil, terbawa angin. Lalu pelukannya mengendur hingga akhirnya lepas. Menyisakan sensasi kekosongan yang aneh.

"Kang Yo Han!"

Pemuda itu menyapukan mata di antara pohon-pohon membisu, dan puncak gunung yang megah mengintip dari balik kabut. Entah kemana pria itu pergi, hanya ada nuansa kelabu mengepungnya, dingin, suram, sebagaimana ia akan menderita kerinduan diam-diam.

"Kang Yo Han!"

Kim Ga On terenyak di atas rumput dingin berembun dan basah dengan keterkejutan luar biasa. Mimpinya seketika hancur berkeping-keping. Entah sejak kapan ia memiliki jadwal untuk mimpi buruk. Dia tidak pernah membayangkan akan terjebak sejauh ini dalam pesona sang setan. Jadi, ketika mimpi buruk datang, ia tidak siap mengatasinya--anehnya ia berharap mimpi itu akan menjadi kenyataan.

Benarkah?

Benarkah ia jatuh cinta pada Kang Yo Han yang baru dikenalnya beberapa jam?

Ini aneh. Ini mantra sihir.
Sesaat ketakutan kembali menyelimuti hatinya bagai sehelai kabut. Tapi dia tidak mempedulikannya. Juga tidak memperhatikan kembali akibat dari keputusannya.

Dia tahu sejak awal menjejakkan kaki di rumah ini beberapa waktu lalu, mimpi buruk itu akan datang sebelum ia mengusirnya dengan terjaga. Namun tatkala terjadi, ia tetap merasa gemetar. Terlebih memikirkan tipuan dan daya tarik Kang Yo Han. Kecemasan mengalir tipis dalam dirinya.

Bangkit dari hamparan rumput, Kim Ga On menyaksikan garis merah keemasan di langit timur. Jika fajar datang, Kang Yo Han akan menghilang. Apakah itu benar?

Ahh sialan..!

Pemuda itu terseok-seok melintasi taman untuk meraih pegangan pintu.

Lampu redup memancarkan cahayanya ke taman ini, menerobos sela-sela semak bunga yang tipis. Tidak begitu terang, tetapi cukup baginya untuk dapat melihat petak berbatu menuju pintu.

Jam menunjukkan pukul empat pagi hari, ternyata Kim Ga On hanya tertidur selama satu jam lamanya. Wajah Kang Yo Han berenang di kepala. Dia ingat bagaimana caranya berciuman tadi, meneguk minuman anggur yang getir, rasanya sakit membayangkan itu terjadi di kehidupan nyata.

"Kang Yo Han..!!"

Dia berteriak memanggil namanya. Jika gedoran di pintu tidak cukup kuat, ia berharap suaranya sekencang sambaran petir.

"Kang Yo Han...!!"

Rasa sakit berawal dan berakhir di sini, kala ciuman pertama terjalin bersama darah yang mengalir di tubuh satu sama lain. Saat itulah, mantra setan bekerja.

"Kembali..." suaranya memohon, memelas, tetapi tidak melemah.

Pintu terbuka seiring fajar merekah dan keputusasaan menghempaskan jiwanya dalam ruang hampa.

Sosok itu berdiri di sana, berlatar belakang cahaya sewarna nyala api berkobar, sangat indah dan menakjubkan. Seperti malaikat yang tersesat ke neraka.

Bintang fajar.

Kau kah itu? Kang Yo Han.

"Jangan pergi," desahan Kim Ga On penuh penyesalan. Dia tidak ingin membahayakan diri tetapi tak sanggup mengatasi rasa terpesona yang menggila.

"Kau yakin?" senyuman lembut terukir di wajah sang bintang fajar.

"Aku akan ikut denganmu.." Kim Ga On menggapaikan tangan, menjangkau sosok cemerlang di hadapannya. Ketika ia melirik ke belakang lewat bahu Kang Yo Han, ia melihat Eliyah berdiri di tangga, memandang ke arahnya. Lalu wanita separuh baya yang menyediakan anggur, berdiri di sudut ruangan. Tersenyum penuh kepura-puraan.

"Kau tahu kemana kau dan aku akan menuju?"

Kim Ga On mengangguk.

Melebarkan lengan, membuka diri dan hati sepenuhnya, wajah Kang Yo Han bersinar. Kim Ga On menahan nafas, mendorong dirinya sendiri sekuat tenaga, menghambur ke pelukan sang pria tampan yang ia yakini adalah jelmaan setan.

Apakah dirinya bernasib malang, ataukah ini hanya perangkap setan.
Entahlah.

Yang pasti ini takdirnya yang sialan.

Jatuh cinta pada sosok misterius di malam Halloween yang selalu ia anggap sebagai mitos tolol dan menyeramkan.

"Bawa aku.." ia berbisik di telinga Kang Yo Han kala mereka saling mendekap erat.

"Ke neraka..."

Kang Yo Han tersenyum.

"Baiklah, Ga On," ia membalas bisikan, diringi kilatan emas cair di matanya.

"Selamat datang..."

Sedetik kemudian, ciuman sepanas nyala api terjalin antara keduanya.
Membakar, menjebak, dalam cemerlang cahayanya yang membara.
Dan kemudian cairan merah menetes dari sela bibir yang menyatu, menciptakan garis tipis, mengalir lembut, di tengah rasa haus akan darah.

Aku tidak ingat bagaimana ekpresi wajahku di hari yang telah berlalu
Kini di mataku hanya ada pesona dirimu..

Bagaimana aku bisa selamat darimu?

Kang Yo Han,

Aku akan pergi
Ke surga atau neraka
Jika memang ke sana
Aku harus pergi...

___ Drag Me To Hell ___
___Bagian Pertama ___

_____ E N D _____

Thanks for reading if you like this story please vote for pair Yo Han x Ga On
❤❤❤

Kalau mood lagi oke, aku akan bikin bagian dua-nya. Doain aza author nim masih bisa nulis 😁
Love
Shenshen_88

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro