008
Kekacauan terjadi. Lokasi persembunyian Hokuto diketahui oleh Rei. Dengan cepat ia pun langsung meminta para pengawalnya untuk segera menangkap Hokuto.
Hokuto yang menyadari bahwa tempat persembunyiannya telah diketahui itu pun mencoba untuk melawan dengan kekuatannya. Namun hatinya yang terbawa rasa panik itu pun membuatnya cukup kesulitan untuk melawan sekaligus melarikan diri.
Sementara itu (Name) yang masih berada di ruang baca sedang berusaha keras untuk bangkit. Rei dengan sengaja mematikan api yang digunakan untuk penghangat ruangan serta jendela yang dibuka lebar. Membuat ruangan yang tengah di tutup rapat itu memiliki suhu yang semakin merendah.
Tubuh (Name) yang tidak sengaja terkena serangan Hokuto pada dasarnya sudah menggigil kedinginan. Ditambah dengan suhu ruangan yang semakin rendah membuatnya meminggil hingga kakinya terasa sangat lemas.
Tapi tidak mungkin hanya berdiam. Ia yakin Rei sudah melakukan sesuatu di luar sana. Dalam hati menyesal kenapa harus mempercayai pria itu.
Dengan berusaha keras hingga sampai di depan pintu. Sayangnya tenaganya sudah terkuras sangat banyak hanya untuk merangkak hingga ke pintu. Tangannya mencoba meraih ganggang pintu yang kini posisinya lebih tinggi darinya karena ia dalam posisi duduk.
"Bagaimana ini?" gumam (Name) dengan nafas yang terengah-engah karena suhu yang terlalu dingin di tubuhnya.
"CEPAT HENTIKAN DIA!"
BRAK
BRAK
BRAK
"OI (NAME)! BUKA PINTUNYA !"
(Name) mendongakkan kepalanya sedikit. Merasa familiar dengan suara yang berusaha memanggilnga itu. Ia yakin suara itu milik Mao. Tapi bagaimana ia bisa membuka pintu ini jika keadaannya sudah tidak memungkinkan.
"(Name), kalau kamu di depan pintu bisa kamu menyingkir dari sana?"
Tanpa banyak basa-basi, (name) langsung bergeser dari posisinya ke samping pintu. Tepat saat itu, pintu di dobrak kuat beberapa kali hingga akhirnya bisa terbuka.
"Oi (name)! Bertahanlah sebentar!" seru Mao sembari membalut (name) dengan mantel yang is kenakan. Dengan cepat ia langsung membawa (name) keluar dari tempat itu.
"KALIAN BERHENTI !"
Para penjaga yang berada di bawah kekuasaan Rei itu mulai mengejar mereka. Cukup sulit untuk Mao jika harus berlari sambil menggendong (name), tapi tidak ada cara lain. Harus segera lari.
"Nii-san mu saat ini sedang dalam kejaran, aku melihat ada kekacauan di satu sisi istana yang kupikir itu adalah penjara,"
(Name) mengigit bagian bawah bibirnya. Tidak disangka rasa keras kepalanya menimbulkan kekacauan sebesar ini. Dari hal yang sudah terjadi sekarang sepertinya Rei mengikutinya sejak awal. Jika tidak, bagaimana dirinya yang belum sampai 1 jam diruangan itu sudah terjadi kekacauan sebesar ini.
---
Disisi lain Hokuto menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan dinding penjara. Mengabaikan teriakan dari para penjaga yang jelas itu bukan penjaga dari kerajaannya.
DUAAR
Dinding berhasil di hancurkan setelah beberapa kali percobaan. Jujur saja tenaga Hokuto pun mulai melemah karena terlalu banyak menggunakan kekuatan berturut-turut tanpa berhenti seperti ini. Hanya saja Rei masih terus mengejarnya hingga mau tidak mau ia harus bergerak cepat sebelum tenaganya benar-benar habis.
"JANGAN BIARKAN DIA KABUR!"
Hokuto bukan tipe orang yang dengan mudah membunuh orang, sehingga mau tidak mau pun harus memberi serangan ringan untuk menyingkirkan mereka. Namun mereka sama sekali tidak ada habisnya.
Dari kejauhan pun, Hokuto bisa melihat Rei yang menatapnya dengan seringai penuh arti. Firasat Hokuto tidak nyaman dengan ini.
__________
𝔉𝔯𝔬𝔰𝔢𝔫 || ℑ𝔰𝔞𝔯𝔞 𝔐𝔞𝔬
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro