Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

005

Perjalanan menuju tebing itu memakan butuh waktu yang lama. Bisa saja dalam sehari langsung sampai kalau terus berjalan. Tapi harus mengambil resiko tidak ada istirahat.

"Butuh berapa lama lagi untuk sampai?" Tanya (name).

"Entahlah, itu cukup jauh," Ucap Mao.

Seberapa lama sudah berjalan. Rasanya puncak tebing itu masih terlihat sama posisinya. (Name) berpikir bahwa Mao menunjukkan jalan yang salah, tapi Mao bilang begini,

"Ada jalan pintas, tapi itu terlalu berbahaya,"

Baiklah sepertinya (name) tidak sepenuhnya berani mengambil resiko seperti itu. Jika terlalu bahaya itu akan lebih menghambatnya. Apalagi jika terjadi sesuatu.

Bukannya datang menjemput kakaknya. Bisa-bisa ia sendiri akan dijemput oleh malaikat maut.

Ok lupakan, itu terlalu berlebihan.

(Name) dan Mao sudah mulai memasuki wilayah  berbukitan. Jalan salju yang dilewati sudah mulai lebih tebal dari sebelumnya. Tapi itu tidak menghalangi mereka untuk terus berjalan.

"Apa kamu sedikit kesulitan dengan gaunmu itu?" Tanya Mao yang melihat

"Tidak juga,"

Padahal faktanya ia sedikit kesulitan. Posisi mereka sedang berada di tanjakan, tentu saja itu cukup sulit jika sambil mengenekan gaun. Walaupun yang dipakai adalah gaun yang simpel. Tapi yang namanya gaun tetaplah gaun. Tidak cocok digunakan untuk saat seperti ini.

"Baiklah kemarilah,"

Mao memposisikan dirinya, berjongkok di depan (name) dengan kedua tangannya yang terulur kebelakang. Bermaksud menawarkan bantuan sampai menemukan bagian yang datar.

"Eh? Bukannya sulit jika harus menggendongku?" Tanya (name).

"Tidak masalah,"

(Name) merasa ragu. Sudah direpotkan dengan diantar begini, sekarang malah ditawarkan untuk digendong. Walaupun sudah biasa dimanja di istana. Kalau urusannya begini, rasanya seolah-olah dia memberi pekerjaan berat pada rakyat biasa.

"Daripada begitu, apa kamu punya celana cadangan?"

"Eh?"

---

Akhirnya mereka bisa melanjutkan perjalanan. (Name) mengikat gaunnya hingga sebatas satu jengkal di atas lutut. Sementara dibaliknya ia sudah menggunakan celana panjang milik Mao yang notabene itu cukup kebesaran untuknya. Tapi Mao tidak lupa memberi ikat pinggang agar celana yang dipakai (name) tidak merosot.

Setidaknya bagi (name) ini lebih baik daripada harus digendong. Walaupun kesannya penampilan (name) sekarang sedikit aneh dan berantakan dibagian bawah.

Memakan cukup banyak waktu, mereka juga akhirnya tiba di daerah yang lebih datar.

Daerah ini ditumbuhi beberapa pohonan yang sudah tidak memiliki daun. Hanya terlihat batang dan ranting-rantingnya saja. Itu cukup bagus untuk tidak menghalangi pandangan mereka.

"Oi Ritsu, kamu mulai mengantuk lagi?"

Mao dari tadi memperhatikan jalan rusanya yang nampak lebih pelan. Biasanya memang pelan, tapi ini lebih pelan dari sebelumnya. Mao yakin ia mulai mengantuk lagi.

"Ada apa?" Tanya (name).

"Ritsu mulai mengantuk lagi,"

"Memangnya dia biasa seperti itu?" Tanya (name) sambil mendekati Ritsu yang sudah rebahan di atas salju.

"Gomen, sepertinya harus menunda perjalanan dulu," Ucap Mao.

"Kurasa istirahat sebentar cukup bagus," Ucap (name).

Kedua manusia itu duduk di depan pohon yang posisinya tak jauh dari Ritsu. Menghilangkan kelelahan untuk sesaat.

"Tunggu, itu apa?"

Mao menoleh ke arah (name) yang sudah melangkah lebih dulu entah kemana. Laki-laki bersurai magenta itu pun langsung menyusul (name).

Disana (name) melihat sebuah boneka salju yang terlihat familiar. Padahal memang bentuk boneka salju ya gitu-gitu aja. Tapi entah kenapa yang satu ini terlihat sedikit berbeda dan memiliki ciri khas sendiri.

Lalu tiba-tiba.

"HAAII! AKU MERASAKAN ADA YANG KIRA-KIRA DISINI!"

"GYAAAA!!"

____________________

𝔉𝔯𝔬𝔷𝔢𝔫 || ℑ𝔰𝔞𝔯𝔞 𝔐𝔞𝔬

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro