Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

004

(Name) sudah selesai dengan urusan mengganti pakaiannya. Kali ini ia hanya mengenakan dress sederhana yang warnanya mirip dengan yang ia kenakan sebelumnya. Di tambah mantel hangat yang memiliki tudung di belakangnya. Tidak lupa sepasang sarung tangan dan sepatu yang hangat untuk cuaca sekarang.

"Aku ingin tomat," Ucap Mao.

"Ara~ kebetulan tomat baru saja dikirim hari ini," Ucap Arashi sambil menunjuk karung berisi wortel yang masih penuh.

"Arigatou,"

Mao mengambil beberapa tomat segar yang ada di dalam karung tersebut. Kemudian membawanya keluar.

"Apa yang dilakukannya dengan tomat itu?" Tanya (name).

"Ara~ tentu saja untuk rusanya," Ucap Arashi.

"Rusa... Makan tomat?" Gumam (name) terheran. Seingatnya tidak ada rusa yang makan tomat. Arashi hanya terkekeh melihat (name) yang nampak kebingungan.

(Name) mencoba melihat keluar. Disana ada Mao yang sedang berjongkok memberikan tomat pada rusanya yang tengah berbaring (dalam artian cara rebahannya hewan). Gadis itu pun mencoba mendekatinya.

"Oii Ritsu.. Ini tomatmu," Ucap Mao yang menyodorkan sebuah tomat segar ke mulut rusa yang dipanggil "Ritsu" Itu.

"Sejak kapan rusa bisa makan tomat?" Tanya (name).

"Entahlah, saat aku menemukannya dia lebih tertarik dengan tomat," Ucap Mao.

"Apa tidak masalah memberi makanan yang bukan makanannya?"

"Sejauh ini dia baik-baik saja, malah lebih sehat dari dugaanku," Ucap Mao diselingi dengan tawa canggung.

Memang sih, belum ada kejadian dimana rusa makan tomat. Tapi sepertinya rusa yang satu ini memiliki kelainan selera makan dibandingkan rusa lainnya.

Perlahan-lahan Ritsu mulai memasukan tomat itu kemulutnya dan mengunyahnya. Mao menghela nafas lega akhirnya hewan itu memasukan makanan itu kemulutnya.

"Biasanya dia suka malas membuka mulutnya," Ucap Mao.

"Kenapa? Dia nggak selera?"

"Bukan itu sih, walaupun dia lapar, dia lebih memilih untuk tidur daripada makan,"

Ok rusa yang aneh.

"Ngomong-ngomong kamu mau pergi kemana seorang diri?" Tanya Mao pada (name).

"Aku... Mau mencari kakakku," Ucap (name).

"Bagaimana kalau ku antar, tidak baik seorang gadis di tempat seperti ini saat musim dingin,"

"Eh?"

---

(Name) pun akhirnya menyutujui tawaran Mao untuk mengantarnya ke tempat kakaknya. Walaupun sebenarnya (name) tidak yakin dimana Hokuto berada. Ia tidak memiliki bayangan apapun tentang kemana kemungkinan Hokuto akan berarti.

Lagipula jika diliat dari reaksi Hokuto hari itu. Kakaknya itu tidak mungkin pergi menuju tempat yang berkemungkinan dapat ditemukan olehnya.

Tapi sebagai adiknya ia harus tahu kemungkinan tempat yang bisa di datangi oleh Hokuto.

"Menurutmu dimana tempat terdingin disini?" Tanya (name).

"Tempat terdingin?"

Mao memegang dagunya. Mencoba mengingat tempat yang sekiranya paling dingindingin yang ada di wilayah ini. Sebagai orang yang hampir mengelilingi semua tempat, ia harusnya tahu dimana tempat itu berada.

"Sepertinya aku ingat, kalau tidak salah itu ada di balik tebing yang disana," Ucap Mao sambil menunjuk sebuah tebing tinggi yang jaraknya cukup jauh dari posisi mereka sekarang.

"Baiklah kita kesana,"

---

Di balik tebing tinggi itu kini telah berdiri sebuah istana yang 100% terbuat es. Mulai dari dinding, atap, lantai, tangga, pilar, dan semua pondasi istana ini terbuat dari es.

Pria yang menjadi pemilik istana itu menatap keluar dari balkonnya. Baru saja ia membuat istana ini dalam beberapa menit.

Istana itu cukup tinggi. Lebih tepatnya untuk mencapai pintu utama pun perlu menaiki ratusan anak tangga. Ditambah posisinya yang berada di lantai dua ini pun membuatnya melihat banyak hal dari ketinggian ini.

Tidak ada begitu banyak yang bisa ia lihat. Musim dingin tentu saja didominasi oleh putihnya salju yang monoton. Tampak membosankan bagi yang sudah sering melihatnya.

Hokuto pun bertekad untuk tidak pernah meninggalkan tempat ini.

____________________

𝕱𝖗𝖔𝖟𝖊𝖓 || 𝕴𝖘𝖆𝖗𝖆 𝕸𝖆𝖔

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro