002
Hokuto terdiam menatap es yang baru saja ia buat itu. Apalagi sudut yang lancip itu hampir saja menusuk (name) yang tengah mengejarnya. Gadis itu pun sampai jatuh terduduk saking kagetnya.
Semua pasang mata menatap ke arah Hokuto. Mereka tidak akan menyangka bahwa putra mahkota yang baru saja diangkat menjadi raja ini memiliki sihir. Hal ini merupakan aib buruk bagi kerajaan.
Rei membantu (name) untuk berdiri. Gadis itu menatap sang kakak yang masih diam mematung. Bisa ia lihat bahwa tubuh Hokuto gemetar karena rahasia yang disimpan selama belasan tahun terbongkar sudah.
"Nona (name), anda tidak apa-apa?" Tanya Rei.
"A-aku tidak apa-apa,"
Banyak yang mulai saling berbisik. Mempertanyakan bagaimana Hokuto bisa memiliki sihir. Sementara tidak ada anggota keluarga kerajaan terdahulu yang memiliki sihir. Mereka memberi dugaan bahwa Hokuto adalah anak terkutuk.
"Jika dipikir-pikir, hanya Yang Mulia Hokuto yang memiliki surai hitam,"
"Itu benar, sejak dulu tidak ada yang bersurai hitam di daftar keluarga kerajaan,"
Mereka mengungkapkan dugaan-dugaan mereka dengan suara yang pelan, namun bagi Hokuto itu terdengar jelas dan menusuk.
Rahasia sudah diketahui. Ia merasa sudah tidak pantas ia berada disini lagi. Dengan langkah cepat ia langsung melarikan diri, melepas sebuah jubah yang menjadi bagian dari pakaian raja yang ia kenakan agar tidak mengganggu. Semua orang yang melihat Hokuto melarikan diri hanya menyingkir karena takut bersentuhan dengannya.
(Name) melepas genggaman Rei darinya. Mencoba mengejar sang kakak yang sudah tentu akan sulit untuk ia kejar karena gaun yang ia kenakan.
Gadis itu menyadari bahwa setiap langkah kaki Hokuto menciptakan es dibawahnya. (Name) berpikir bahwa itu adalah pengaruh dari emosi Hokuto yang sedang tidak stabil. Alhasil sihir dalam tubuhnya pun tidak bisa ia kendalikan.
Hokuto sendiri tidak menyadari hal itu. Sekarang yang ia pikirkan adalah pergi menjauh dari semua orang. Kepergiannya pasti akan memberi perlindungan untuk kerajaan.
Anggap saja ia pengecut. Tapi ini adalah yang terbaik.
Setidaknya itu yang ia pikirkan saat ini.
---
(Name) menghentikan langkahnya ketika ia sudah tidak bisa menangkap sosok Hokuto di matanya. Ia sudah kehilangan jejak karena langkah es itu menghilang dalam salju musim dingin. Ditambah ia sudah tidak kuat lagi untuk berlari.
"Yang Mulia Putri (name), lihat!"
(Name) menoleh ke belakang. Beberapa orang menunjuk ke arah bekas es yang ditinggalkan Hokuto. Es itu perlahan menyebar seperti air yang tumpah dari gelas. Rakyat disana mencoba menghindar, namun es itu semakin lama semakin cepat menyebar.
Membekukan kolam air mancur yang seharusnya belum waktunya membeku. Sungai yang menjadi sumber mata air pun ikut membeku hingga menghentikan pergerakan para perahu dan kapal yang berlalu lalang.
(Name) tidak menyangka bahwa kekuatan kakaknya itu akan sebesar ini. Emosi yang tidak stabil membuatnya semakin tidak terkendali.
Sekarang seluruh kerajaan di penuhi oleh es. Musim dingin yang baru saja masuk pun sekarang menjadi seperti sudah berada di puncak musim dingin. Bahkan ini lebih dingin dibandingkan saat puncak musim dingin berlangsung.
"Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan ?" Tanya seorang ksatria penjaga.
"Katakan pada menteri untuk menyiapkan banyak mantel hangat dan juga kumpulkan sebanyak mungkin kayu bakar, kita tidak bisa membiarkan ada yang mati membeku!" Ucap (name).
Walaupun (name) bukanlah pemimpin kerajaan. Ia tetap berstatus "putri kerajaan" Yang madih memiliki hak untuk memberi perintah.
Sekarang adalah hal genting yang harus segera di atasi.
Hal yang harus pertama ia lakukan adalah memberi bantuan pertama pada rakyat agar tidak mati kedinginan.
____________________
𝕱𝖗𝖔𝖟𝖊𝖓 || 𝕴𝖘𝖆𝖗𝖆 𝕸𝖆𝖔
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro