Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

shuji

Gelap mengisi ruang luas dengan insan terduduk di samping ranjang. Menunduk dengan helai kusut serta durja yang memantulkan duka. Lara tak pernah berhenti singgah semenjak adiratna meninggalkan semesta. Tak ada malam tenang serta tidur nyenyak, saat garis lengkung kerap muncul dalam kepala.

"Kamu ... bahkan belum memaafkanku."

Anting emas mengayun pelan tatkala diri meringkuk. Menyembunyikan wajah, serta mengepalkan genggaman pada pasangan anting dalam karantala.

"Aku belum sempat menebus dosaku."

Kemana perginya punggung tegak itu? Kemana perginya seringai serta tawa gila itu? Kemana perginya rasa antusias ketika siksa disaksikan?

Dan kemanakah perginya kamu, wahai cintaku?

"Kisaki brengsek itu sudah mati. Apakah kamu bertemu dengannya?"

Terkekeh, lantas pemuda tersebut kini kembali menciptakan sungai pada durja. Tirta membasahi lantai. Membiarkan ruang kamar kembali menyaksikannya. kan nestapa taruna, yang bahkan hadir dalam sepertiga malam.

Akan siksa batin yang tak pernah berhenti datang.

"Salah. Kau tak akan bertemu dengannya," kini ia terkekeh geli. "Pria itu tak akan masuk ke dalam surga bersamamu."

Kepala menengadah. Menatap langit kamar yang sama.

Ruang ini, adalah ruang dimana taruni pujaannya tidur dengan mimpi buruk yang hadir disetiap malam. Dimana Manjiro, pria gila itu menyiksa raga serta menguncang mentalnya.

Sebaga taruna yang mencintainya, ia hanya menulikan telinga serta menutup mata.

Dan itu adalah dosanya.

"Maaf ... "

Pandangan berkabut, tatkala genggaman pada anting melemah. Terjatuh menubruk ubin lantai. Bersama dengan tetesan air asin yang membasahi permukaan kasur.

Dia menangis. Disetiap malam dengan segala ingatan tentang laksmi yang dicinta.

"Aku mohon ... maafkan aku."

Kali ini, kurva pada bibirnya terukir. Ketika bisikkan larik lain keluar lirih dari celah bibir, Shuji tak dapat menahan lagi sembilu yang terus menerus mengiris hatinya. Memberi lara serta memecahkan akal sehat.

"Aku menyesal ... "

•••

7 September 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro