pancadasa
REMEMBER
to turn on your dark mode
━━━━━━━━━━━━━━━━━
˚ .
. · +
˚
˚ . ˚
. · + ˚
˚
✧
Anda mengubah nama kontak 'mine♡' menjadi '(Name)'
Memanggil ...
.
.
.
5 panggilan tidak terjawab
"Mengapa kau tidak menjawab panggilanku, (Name)?"
LARA KUNJUNGI MEREKA. Baik tuan maupun puan, baik dia maupun kamu, keduanya tidak dapat memejamkan mata dengan tenang tatkala sadar bahwa tidur adalah terkutuk. Setan ada di sana dan kalian tahu, bahwa sesungguhnya tidak dapat kabur biarpun dengan merangkak.
Mencintainya sama dengan mencengkram mawar berduri. Menikmati harum seraya mencium kelopak. Tanpa sadar bahwa karantala ternoda. Dimana merah bersatu dengan tiap bagian bunga. Menetes, lantas mengaliri hijaunya tangkai. Jatuh dan kemudian menghilang. Tanpa jejak, hanya tinggalkan bau amis yang menyeruak.
Kamu mencintainya, dia mencintaimu. Namun semesta tidak. Berusaha menjauhkanmu dari dia dan berakhir dengan duka.
Luka bersatu dengan raga. Lara telah singgah sama halnya nestapa. Batara cinta memilih angkat tangan, tak berniat menentang kehendak Tuhan.
Pejamkan kelopak dengan harap waruna membawa laranya hilang. Menghanyutkan dalam gelombang pasang surut. Laksana yuda, tak pernah henti hadir dalam ruang senandika.
Dan dunia bergerak tidak hanya untuk dia.
Berputar dan bersuara, namun hanya tinggalkan nestapa. Dalam hatinya, maupun benak adiratna.
Hidup adalah tentang memilih.
Dan tugasmu, adalah menentukan yang paling baik.
Bagaimana ini akan berakhir, hukuman apa yang pantas pagi pendosa, semua adalah kamu yang menentukan. Dan itu adalah sebuah pertanyaan, bukan pernyataan. Sesuatu yang harus kamu jawab.
Apa hukuman yang pantas untuk mereka?
Jangan merasa rendah.
Tuhan ada di pihakmu. Malaikat menjagamu. Mereka membantu, serta dia yang dicinta telah bangun. Guratan tinta telah siapkan lembar baru. Dengan tenang menunggu, pada akhir yang kian mendekat.
Dan, akhir seperti apakah yang kau dambakan, wahai batariku?
Di tengah tumpukan jerami dia menemukan benang merah. Lantas menyatukannya dengan taruna, menjalin kama. Namun sayangnya pena tuliskan takdir yang berbeda.
Memutus benang.
LAKSMI keluarkan
tiga kata. Dari
labium merah muda,
serta di bawah
bumantara. Indahnya
durja, sang adam
bersumpah telah
kalahkan swastamita.
❝ mengapa mengajakku
bertemu?
SHUJI kemudian
menjawab. Tanpa
kurva namun berkata.
Keluarkan kalimat taksa,
yang kemudian
membuat gundah adiratna.
untuk mengingat
tiap inci wajahmu ❞
13 Agustus 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro