Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

manjiro

Kabar itu telah sampai pada telinganya.

Taruna berlutut di hadapan nisan keluarga Baji. Terduduk lemah serta membiarkan angin mengacak surainya. Kantung mata tebal tak kuasa lagi mengeluarkan air mata.

Kini, ia terdiam menatap hampa material yang terukir nama.

"Kau ... meninggalkanku."

•••

Jemarinya perlahan bergerak. Menyusuri tiga sosok anak dalam pigura. Ketiganya tersenyum lebar, dengan gadis di tengah mereka.

"Aku ... menganggapmu sebagai adikku."

Kini kekehan miris meluncur dari labiumnya. Taruna sadar tak memiliki hak untuk berbicara begitu, sebab pelaku yang merusak kehormatan puan juga adalah dia.

"Dan aku merusakmu."

Senyum tipis terukir, tatkala durja pucat menunduk. Surainya ikut terayun, saat kening ditumpukan pada tangan yang bertaut.

"Kau pergi tanpa memberi kesempatan bagiku untuk menebus dosa."

Tangan bergetar, kini menjatuhkan pigura yang dipegang. Menubruk ubin lantai hingga pecahan kaca menyebar kemana-mana.

Bibir tremor parah, kala taruna itu benar-benar dikutuk oleh dia yang telah pergi. Memejamkan mata, raga dengan darah masuk ke dalam penglihatan. Bukan kegelapan yang datang, melainkan ratusan orang.

Dia tak lagi dapat menulikan telinga. Jeritan serta permohonan ampun kini telah membuatnya menderita. Tak henti menghantui, perihal kutukan yang ditanam laksmi.

Dia benar-benar dikutuk.

"Apa ... "

Kini karantala meremas kasar kepala. Dengan begitu kencang hingga rasanya akar rambut kini tercabut paksa. Dengan mata yang terbuka lebar, berkabut hingga meneteskan tirta.

Pria itu menjadi gila.

"Apa ... yang telah kulakukan?"

•••

7 September 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro