Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Light 25

Komisaris Bai berada di kamarnya sejak dia pulang sore tadi, begitu Gao Yun memberitahukan pada Yuelou. Mendengar itu, Jiang Yuelou memutuskan untuk tidak mengganggu sang paman. Dia bisa mengenalkan Chen Yuzhi sebagai temannya dan juga Keying pada esok hari saat sarapan. Chen Yuzhi kembali ke kamar tamu bersama Keying dan Jiang Yuelou pun masuk ke dalam kamarnya.

Dia ingin tidur nyenyak dan melupakan segalanya. Namun, Jiang Yuelou tidak bisa terlelap walaupun hanya sekejap. Sudah tiga jam berlalu sejak dia tiba kembali di rumah. Jam dinding menunjukkan waktu satu jam lewat tengah malam. Dilihatnya air minum dalam teko kaca di atas nakas telah kosong. Jiang Yuelou memutuskan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Kamarnya berada di lantai dua, jadi dia berjalan perlahan-lahan menuruni tangga melingkar yang berakhir di ruang tengah. Dalam bayang-bayang cahaya lampu remang-remang, ia melihat sosok sang paman duduk sendirian di sofa. Pria itu menyadari kehadirannya, walaupun langkahnya nyaris tak bersuara. Dia menoleh ke arah Yuelou saat dia berjalan mendekat.

“Paman … “ dengan sopan, ia menyapa, lantas duduk di depan Komisaris Bai. Untuk sesaat melupakan niatnya mengambil air minum di dapur.

“Aku kira kau istirahat. Kau pasti lelah dengan banyaknya kegiatanmu di luar rumah.”

Tatapan mata mereka bertemu, sesaat pamannya menghela nafas.

“Aku dengar dari Gao Yun, Paman sibuk menyelidiki kasus hilangnya seorang pejabat Kejaksaan,” Yuelou meneruskan bicara meskipun pamannya sejak tadi belum memberi tanggapan.

“Hmmm,” gumam Komisaris Bai. Telunjuknya mengetuk-ngetuk tepi sofa. “Benar. Kasus ini cukup membingungkan. Tiba-tiba saja Jaksa Zhao menghilang.”

“Zhao Jinmin?” Yuelou pernah mendengar kehebatan Jaksa Zhao, meksipun tidak pernah berkonfrontasi secara langsung.

“Ya. Kau pasti pernah mendengar seperti apa dia.”

Jiang Yuelou mengangguk, jemarinya terjalin erat dengan siku bertumpu di pahanya. “Banyak jaksa yang lebih senior, yang lebih hebat, dan lebih pintar dari Zhao Jinmin. Tapi tidak ada yang berani berjuang sampai akhir. Kukira, sifat keras kepala Jaksa Zhao yang membuat orang-orang bersalah menjadi khawatir.”

“Menurutmu, apakah ini kasus orang hilang biasa atau penculikan?”

“Paman sudah tahu jawabannya,” Yuelou meneliti ekspresi cemas di wajah Komisaris Bai.

“Tapi aku mengkhawatirkan yang lebih buruk,” lanjut Yuelou.

“Maksudmu?”

Yuelou termangu beberapa lama. Semua kecurigaannya terhadap apa yang terjadi pada Chen Yuzhi, dan bagaimana sosok bernama San Ye tiba-tiba muncul di depan villanya waktu itu, serta peristiwa pembunuhan yang disebut-sebut Chen Yuzhi seperti potongan teka-teki yang nyaris jatuh pada tempatnya. Firasatnya mengatakan bahwa kasus hilangnya Jaksa Zhao terkait dengan San Ye, dan Chen Yuzhi, entah terseret takdir buruk atau hanya kebetulan yang menjengkelkan, tiba-tiba ada di sana sebagai saksi yang tidak diinginkan. Tetapi di sisi lain, Yuelou membutuhkan bukti karena pengungkapan sebuah kasus tidak bisa hanya berdasarkan asumsi, melainkan bukti. Selain itu, kota ini luas, bisa saja pria yang dianiaya dan ditembak oleh San Ye bukan Zhao Jinmin melainkan orang lain.

Tidak ada kesimpulan untuk saat ini. Namun, ia dan pamannya telah bicara berdua tengah malam seperti tengah menghadiri pertemuan rahasia. Setidaknya, ia bisa menyampaikan kecurigaan sementara.

“Aku khawatir ini kasus pembunuhan. Paman seorang Komisaris. Pasti sudah mengerahkan banyak pihak dan melakukan investigasi menyeluruh, tapi masih berada dalam gelap. Tidak mungkin Jaksa Zhao lenyap ditelan bumi tanpa meninggalkan jejak. Bahkan jika dia kabur ke luar negeri karena takut pada ancaman musuh-musuhnya, pihak keluarga pasti akan mengetahuinya.”

Komisaris Bai mengerutkan mulutnya, semakin cemas mendengar penuturan sang ponakan. Tentu saja dia juga telah memikirkan kemungkinan ini. Bagaimanapun, dirinya seorang petugas senior yang sudah berpengalaman dan menghadapi banyak bajingan.

“Siapa pun pelakunya, dia melakukannya dengan hati-hati,” desah Komisaris.

Yuelou menyipitkan mata padanya untuk sesaat lalu bertanya, “Petugas di divisi cyber, apakah mereka tidak menemukan jejak apa pun?”

“Ponsel Jaksa Zhao diketahui aktif terakhir kali pada sore hari, itu pun lokasinya masih di kantor Kejaksaan. Nomor yang terakhir kali menghubunginya adalah nomor tak dikenal yang menggunakan ponsel sekali pakai.”

“Tidak ada keterangan dari keluarga apakah sebelumnya Jaksa Zhao menerima ancaman dari seseorang?”

Komisaris Bai menggeleng. “Tampaknya Jaksa Zhao pun memiliki satu rahasia yang tak ingin diketahui oleh rekannya bahkan keluarganya.”

“Apa yang akan Paman lakukan selanjutnya?” Yuelou menatap sang paman, harap-harap cemas. Apakah ia harus menjelaskan tentang Chen Yuzhi pada pamannya? Sepertinya itu langkah yang tepat, tetapi ada bagian dalam dirinya yang masih marah atas pengkhianatan Yu Tangchun, dan setelah apa yang terjadi malam itu, Yuelou mulai curiga pada setiap orang, dan selalu khawatir tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari.

“Untuk sementara, tim gabungan telah dibentuk. Kami mencurigai beberapa pihak. Tetapi belum ada bukti. Sejujurnya, kami nyaris menemui jalan buntu.”

Bagaimana kejahatan ini akan terungkap jika salah seorang kapten polisi menutupi sebagian kebenaran, pikir Yuelou. Ingatannya kembali pada dua petugas polisi yang mengejar Chen Yuzhi.

Angin dingin menelusup lewat kisi jendela, menyentuh perlahan wajah mereka.

“Jangan terlalu khawatir, Paman. Setidaknya, kau harus istirahat. Ini sudah lewat tengah malam.”

Jiang Yuelou menyentuh paha Komisaris dengan penuh perhatian. Dia berdiri dari duduknya. Helaan nafasnya panjang dan gelisah, tapi garis rahang dan mulutnya yang keras mencerminkan tekad kuat.

“Aku akan membantumu,” ujarnya sebelum melangkah menuju dapur.

“Yuelou,” suara Komisaris menahannya.

Jiang Yuelou menoleh.

“Gao Yun memberitahuku bahwa kau tiba-tiba datang di waktu malam bersama seorang pemuda asing.”

Yuelou mengatupkan bibir tipisnya. Dalam suasana remang-remang, mereka berpandangan. Sama sekali tidak romantis, bahkan menegangkan.

Gao Yun sialan itu, dia banyak bicara, batin Yuelou.

“Pelayan di sini takut padaku, tidak ada yang akan memihakmu,” cetus Komisaris dengan nada lebih santai.

“Aku akan menjelaskannya besok.”

Tanpa menunggu tanggapan pamannya,Yuelou berbalik dan benar-benar meninggalkan sang paman kali ini, kembali ke niat awal untuk mengambil air minum.

“Terlalu arogan.” Komisaris mencibir tipis pada punggung sang ponakan.

✨✨✨

Angin menderu dari arah sungai, menggetarkan ranting pohon yang tumbuh di samping rumah Zhan Junbai. Pria itu meletakkan gelas anggur di atas meja, menahan diri untuk tidak membantingnya.

Sudah lewat tengah malam tapi tak sekejap pun ia bisa tertidur. Pamannya mengurung diri di perpustakaan dan mungkin membaca buku hingga ketiduran. Satu-satunya yang ada dalam ruangan bersamanya sekarang adalah Yu Tangchun, dan ia harus mengendalikan diri di depan kekasih gelapnya. Untuk seorang pria yang mampu mengontrol emosi sepanjang hidupnya, situasi saat ini untuk Zhan Junbai cukup tak tertahankan. Dia membutuhkan seseorang untuk disalahkan atas kecerobohan ini. Segala sesuatu yang terjadi adalah salah antek-anteknya yang tolol dan serakah.

Satu jam yang lalu dia baru saja menerima telepon dari Xiao Xin yang melaporkan beberapa detail menjengkelkan. Pejabat Kepolisian di Shanghai sudah mulai curiga dengan menghilangnya Zhao Jinmin secara misterius. Itu tidak bisa dihindarkan, tetapi dengan satu saksi yang berkeliaran di luar sana, Zhan Junbai menjadi sangat marah. Xiao Xin juga mengungkapkan kecurigaan bahwa Jiang Yuelou berlindung di rumah sang paman yang merupakan seorang pejabat di Kepolisian. Komisaris Bai Jinbo. Kecurigaan berkembang karena mereka tidak bisa menemukan Jiang Yuelou dan Chen Yuzhi di setiap pemeriksaan petugas patroli malam itu.

“Itu Jiang Yuelou,” ia mendesis geram pada kekosongan. “Dia mengacau!”

Yu Tangchun duduk di sofa pada sisi lain meja dengan cahaya lampu neon temaram menerangi wajahnya yang senantiasa tenang dan seolah tanpa dosa.

“Seberapa bahayanya? Kalaupun Chen Yuzhi mengoceh, pihak berwenang tidak akan bisa sembarangan bertindak tanpa bukti.”

“Masalahnya jadi lebih serius dari yang aku duga. Jika orang biasa menemukan Chen Yuzhi dan mendengarkan omong kosongnya, mungkin tidak banyak yang perlu dicemaskan. Salah satu anak buahku sudah menyelidiki latar belakang pria sok jago itu. Dia pengacara keras kepala dan nekad serta memiliki ketajaman yang membuat lawan takut. Begitu yang kudengar. Jika itu masih kurang buruk, dia memiliki akses ke kepolisian. Komisaris Bai Jinbo adalah pamannya.”

Yu Tangchun menepis kekhawatiran dengan lambaian tangan. “Bisa saja dia berbahaya seperti yang kau takutkan. Tapi satu hal jelas dalam masalah ini. Kemungkinan besar Jiang Yuelou dan Chen Yuzhi meminta perlindungan sang paman.”

“Dia akan baik-baik saja, dan mengoceh tentang saksi pembunuhan. Pengacara sangat pintar bersilat lidah, dan jika diperlukan, dengan sedikit tambahan drama. Bagaimana kau bisa menanggapi ini dengan tetap memasang wajahmu yang naif itu?”

“Tetap tenang, San Ye. Mereka tidak memiliki bukti. Hanya seorang saksi linglung tidak akan cukup untuk menyeretmu ke penjara.” Yu Tangchun tersenyum.

 "Aku tahu. Tapi firasatku mengatakan Jiang Yuelou tidak akan tinggal diam."

"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?"

Zhan Junbai memandang kegelapan malam di luar jendela. Memikirkan beberapa rencana. Sejujurnya dia marah pada dua petugas polisi yang selalu gagal dalam tugasnya, dan juga pada preman tengik gondrong banyak gaya bernama Jin Dacheng. Seharusnya masalah ini sederhana, tapi kenapa jadi rumit. Dia menghela nafas panjang, menggerakkan kaki Yu Tangchun untuk bangkit berdiri dan berpindah tempat duduk jadi merapat di sisi Zhan Junbai. Dia tahu, pria itu butuh seseorang yang bisa menenangkan.

"Satu kali kegagalan itu hal yang wajar," ujar Yu Tangchun lemah lembut. Tangannya menyentuh tangan Zhan Junbai yang kaku dan dingin.

"Aku tidak terbiasa gagal," timpal Zhan Junbai.

"Kau harus menerima. Inilah hidup. Tidak semua harus sesuai keinginan. Tetapi kita bisa memikirkan rencana lain untuk mencegah Jiang Yuelou, dan kali ini harus lebih hati-hati."

"Ketajaman pengacara itu sulit dikelabui. Nyatanya, penyergapan tengah malam pun gagal."

"Jangan ungkit hal itu lagi. Aku jadi tidak nyaman," desah Yu Tangchun.
"Kau bilang sudah memaafkanku. Nyatanya kau masih menjadikan insiden itu sebagai ganjalan di hatimu."

Zhan Junbai menoleh pada pria kurus dan lemah lembut di sisinya, melingkarkan tangan di atas bahunya.

"Maafkan aku, Xiao Yu ... "

Yu Tangchun tersenyum sekilas.

"Tak apa."

Tatapan Zhan Junbai menajam kembali dan lebih keji dari sebelumnya. "Sepertinya sekarang sasaranku adalah pengacara itu," gumamnya penuh kedengkian.

"Apa rencanamu?"

"Menembus keamanan rumah Komisaris Bai, jika benar dia berada di sana, nampaknya cukup sulit. Aku akan mengirim seseorang untuk mengintai rumah itu setiap hari dan mengawasi siapa saja yang keluar masuk, terutama pada waktu-waktu yang mencurigakan."

"Hmm, dia satu kantor dengan Zinning. Pasti akan ada saatnya Jiang Yuelou keluar rumah."

Zhan Junbai mengangguk. "Mari kita lihat siapa yang lebih dulu bergerak."

Dia mengepalkan jemarinya, merasakan ancaman yang tak kasat mata.

✨✨✨

To be continued
Please vote and comment💙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro