1
"Uwah! Lihat Rikkun, bunganya indah sekali!" ucap seorang siswa SMA yang sedang mendongakkan kepala melihat pada pepohonan hijau yang kini mulai menumbuhkan kelopak bewarna pink yang cantik.
"Tunggu Tamaki..." sahut center dari Idolish7 yang dibuat berlarian oleh member termuda di grupnya.
"Rikkun lihatlah! Sebentar lagi bakal jadi pink seutuhnya!" cerianya menunjuk ke atas tepatnya pada pohon sakura.
"Hah... hah..." sementara lelaki yang dipanggil Rikkun ini sedang memegang dadanya dan berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah. Lantas ia ikut mendongakkan kepala pada arah yang dituju oleh jari Tamaki. "Ah, musim semi telah tiba ya"
Iris crimsonnya memandang pada bunga yang baru saja menguncup di sana. Deretan pepohonan sakura berjejeran rapi di daerah itu. Senyum ia tampilkan meskipun berkesan sendu. "Sakura ya...". Ia memejamkan mata selama beberapa saat, membiarkan sekilas kenangan terlintasi di dalam benaknya. "Saat sakura mekar seutuhnya, pasti akan sangat cantik"
Menolehkan kepala pada lelaki yang lebih pendek darinya, Tamaki merasa ada yang aneh dari centernya itu. "...Rikkun?"
"Tidak- maaf Tamaki. Aku hanya melantur," balasnya diakhiri oleh tawa kecil.
"Sebaiknya kita segera kembali sebelum Iori mulai mengomel," ajaknya berjalan mendahului tanpa menolehkan kepala sedikit pun.
"Ah! Mou Rikkun!!! Matteeee!!" teriaknya melangkahkan kaki cukup cepat untuk menyusul Riku yang tau-tau sudah berjalan cukup jauh.
Warna sakura mengingatkan Nanase Riku tentang seseorang,
Yang sempat mengisi harinya dengan warna.
Itu kenangan yang sudah lama berlalu.
.
.
Kebetulan hari ini Idolish7 dan Trigger mempunyai sebuah jadwal yang sama, jadi kedua grup itu berpapasan saat berada di studio. Tentunya center Idolish7 terlihat begitu senang ketika bertemu dengan kakak kembarnya meskipun di tempat umum dia tidak bisa bicara dan bertindak seenaknya. Tetapi kali ini Riku tidak telihat terlalu bersemangat seperti biasanya. Mungkin ini karena dirinya mengingat sebuah memori yang cukup menyedihkan.
"Are? Ada apa dengan center kalian yang selalu ceria?" tanya si surai uban terheran-heran melihat tingkah Riku yang sedikit tenang.
"Memang aku kenapa?" balas Riku menunjuk dirinya tidak mengerti.
"Biasanya kau kan seperti itu saat bertemu Tenn, tumben saja kau cukup diam hari ini," jawab Gaku mendeskripsikan apa yang dirasanya cukup aneh dan langkah.
"...Tidak ada apa-apa," ucap Riku dengan menampilkan senyum khas di wajah imutnya.
"..."
"Apa karena tadi pagi aku menunjukkan pohon sakura?" tanya Tamaki menebak karena dia sendiri juga merasa jika saat itu Riku tiba-tiba terlihat murung.
"Sakura? Memang apa yang salah?" tanya Mitsuki bingung. Seluruh atensi lantas tertuju pada lelaki berambut merah untuk menuntut jawaban.
Menghindari tatapan dari seluruh pihak, Riku mengalihkan irisnya menuju arah lain, baru menjawab, "..Tidak"
"..." Semua member idol di sana hanya bisa diam ketika menyadari center Idolish7 yang nampak tidak ingin membahasnya lebih lanjut.
"Nanase-san..." panggil Iori menatap curiga partnernya yang jelas sedang menyembunyikan sesuatu.
Mengernyitkan dahinya, Riku merasa kesal karena dia masih saja ditanyai meskipun sudah menjawab. Tepatnya ia menjadi risih dan tidak ingin mengungkitnya. "Apa?! Sudah kukatakan tidak ada apapun tentang sakura yang bermekaran pada musim semi kan-" perkataannya terputus ketika ia tanpa sadar keceplosan saat sedang berucap. Ia menepuk dahinya sendiri bersamaan dengan helaan nafas kecil. "Hah.. aku keceplosan"
"Riku-kun apa ada sesuatu tentang musim semi dan berhubungan dengan sakura?" tanya Sogo dengan raut wajahnya yang memperlihatkan kekhawatiran.
"Apa itu seperti kenangan di musim semi?" tanya Yamato penasaran.
"Ouh.. good memory or bad memory?" tanya si bule tampan maniak Cocona-chan.
"Apa berkaitan dengan Kujo-san?" tanya Iori yang kini mendapat lirikan tajam dari center Trigger yang menjadi bahan pertanyaan. "Apa? Aku hanya bertanya untuk memastikan" lanjutnya yang menyadari tatapan dari Tenn.
"Apa kau keberatan untuk mengatakannya Riku?" tanya Mitsuki khawatir.
"Ekh.. etto..." Yang mendapat pertanyaan hanya membuang nafas lelah. Ia menyingkirkan tangan yang ditaruhnya di dahi lantas kepalanya menjadi tertunduk dengan ekspresi murungnya yang terpampang jelas di wajahnya. "Aku hanya teringat dengan seseorang"
"Seseorang?" beo beberapa idol di sana serempak.
"Perempuan?" tanya Yamato membenarkan letak kaca matanya dan mendapat anggukan sekali sebagai jawaban.
"Seriusan?!" Gaku-
"Siapa?" tanya mereka sekali lagi serempak terkecuali Tenn. Tetapi itu tidak berarti jika dirinya tidak penasaran.
"Ahh mouuu!! Itu rahasia!" balasnya kesal dengan pertanyaan yang terus berdatangan.
*ceklek
Sedikit terkejut tiba-tiba pintu ruangan dibuka tanpa permisi, para idol sontak menolehkan kepala dan refleks berdiri dari duduknya ketika melihat siapa dalang yang asal membuka pintu tanpa permisi terlebih dahulu.
"Yahoo, kouhai tachi!" sapa si surai belang dengan riangnya datang bersama pasangannya- maksutnya Yuki.
"Astaga senpai, jangan mengagetkan kami dong," balas Yamato menggelengkan kepala menanggapi tingkah senpainya itu.
"Haha gomen~" balasnya mengedipkan satu mata dengan tawa kecil di awal.
Meraih botol air di atas meja, Riku berniat minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Beruntung senpainya datang sehingga ia bebas dari pertanyaan yang menyudutkannya.
"Oh, dia sudah datang," sahut Yuki yang melirikkan matanya pada lorong-lorong studio.
Momo yang dinotice refleks melihat pada arah yang dituju Yuki. "Yahoo!" sapa Momo yang berada di ambang pintu dengan melambaikan satu tangannya.
"Ada yang datang?" ucap Ryuu bertanya ketika samar-samar mendengar suara langkah kaki mendekat.
"Siapa?" Tamaki-
"Dia ini adalah mahasiswi yang viral di media sosial dan akan menjadi bintang tamu rahasia kami," jelas Yuki namun itu tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan para idol.
Si surai merah yang awalnya duduk kini berdiri mengikuti teman-temannya yang sejak kedatangan Re:vale sudah berdiri. Entah kenapa dia bisa sesantai itu hari ini.
"Tamu rahasia Re:vale?" beo Sogo.
"Iya!" jawab Momo dengan nada cerianya. Dia menghirup oksigen sesaat sebelum melanjutkan perkataannya. "Mahasiswi imut yang berusia 18 tahun, namanya-" lagi-lagi ia menjeda kalimatnya membuat rasa penasaran mereka kian meningkat.
"Suzuki Liazel--"
*uhuk
Atensi seluruh idol di sana sontak teralihkan pada Riku yang terbatuk tiba-tiba. Air yang berada di mulutnya terpaksa disembur keluar sehingga membasahi baju dan juga lantai.
Lelaki bersurai merah ini lantas mengusap bibirnya yang menjadi basah. Sebagian wajahnya tertutupi oleh surai poninya yang panjang.
"Nanase-san minumnya pelan-pelan saja!" tegur Iori.
Di saat yang bersamaan mahasiswi yang disebutkan Re:vale berdiri di depan ambang pintu. Namun sosoknya terhalangi oleh tubuh Momo yang lebih tinggi dati ukuran gadis itu.
"Astaga Riku-kun tidak perlu seterkejut itu," ucap Yuki.
"Kau bilang siapa, Momo-san?" tanya Riku mengabaikan teguran Iori.
"Oh-" Dengan ramah Momo mempersilahkan mahasiswi ini untuk masuk ke dalam dan berniat untuk mengenalkannya pada Idolish7 dan Trigger. "Tidak apa tidak apa! Sini masuklah! ^^"
Melangkahkan kaki dengan anggun, mahasiswa itu masuk ke dalam meskipun merasa ragu. Sosok seorang gadis dengan surai broken white nya yang sepunggung, serta memiliki iris bewarna cotton pink yang seiras dengan warna bunga sakura. Gadis ini mengenakan jas almameter bewarna hitam dan dasi berbentuk pita, satu set dengan rok bermotif kotak-kotak.
*tak
Botol air yang dipegang oleh center Idolish7 terlepas dari genggamannya dan jatuh menghantam permukaan lantai. Untung saja air yang berada di dalamnya sudah habis jadi tidak membuat lantai semakin basah.
Iris crimsonnya membulat utuh saat pandangannga terkunci pada sosok perempuan yang sangat dikenalnya. "Zell?"
"Eh kalian berdua saling kenal?" tanya Momo menolehkan kepala bergantian dari Suzuki Liazel ke Nanase Riku.
Mahasiswi itu sendiri juga sama terkejutnya. "Riku.."
"--?"
"Hoo.. Jadi gadis ini yang dimaksut Rikkun," sahut Tamaki memecah keheningan.
....
'Suzuki Liazel, perempuan yang mengisi keseharianku dengan banyak warna.
Tidak kusangka kami akan bertemu setelah perpisahan yang penuh akan penyesalan itu'
.
.
.
- To be continued -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro