Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

vi

" Jendela ini sudah tua, tapi tidak cukup tua untuk langsung dilepas. "

Sucrose dan Albedo terjebak di dalam gudang percobaan lab mereka, sebenarnya mudah saja bagi Albedo atau Sucrose untuk menggunakan vision mereka. Entah Albedo menghancurkan dinding atau gagang pintu dengan pedangnya atau Sucrose yang bisa menghempas pintu kayu tersebut, tetapi mereka tidak bisa. Kenapa? Ruangan itu berisikan file-file, bekas percobaan, bahan kimia dan masih banyak hal-hal penting lain.

Menggunakan kekerasan akan menambah pekerjaan mereka, terutama dengan keadaan yang sudah malam. Kedua nya terkunci, jalanan kota itu sudah sepi, toko-toko mulai tutup, terlebih lagi Timaeus yang sudah pergi.

" S- sepertinya kita hanya bisa menunggu hingga besok.. atau jika ada seseorang yang lewat kita bisa berteriak " Albedo mengangguk.

" Kau benar, keadaan tidak akan mungkin lebih buruk dari ini "

Keadaan menjadi lebih buruk dari ini, tidak lama kemudian hujan turun lumayan deras. Kemungkinan akan ada orang yang lewat dan membantu mereka sangat kecil, untung saja gudang itu tidak bocor.

" Demi Barbatos yang benar saja " Setelah itu keadaan menjadi hening dan hanya ada suara hujan.

" A- apa tuan Albedo tidak suka hujan? "

" Eh, ya begitulah bagiku hujan merepotkan terutama jika dalam kondisi seperti ini "

" Rasanya seperti deja vu.. "

" Hm? "

" A- ah! Ma- maksud ku ehm.. dulu aku juga pernah bertemu dengan seseorang yang tidak menyukai hujan, bisa dibilang ia cinta pertama ku "

" Benarkah? "

" Y- ya, dulu aku sempat berjalan-jalan sebentar sampai hujan turun dan berteduh di pohon besar dibelakang patung Barbatos. Lalu aku berpapasan dengan seorang pemuda yang baru selesai atau belum? melukis "

Sebuah bel imajiner berbunyi dikepala Albedo, familiar atau.. mungkin benar? 

" Sucrose, maaf menyela.. tapi apa pemuda yang kau bicarakan memakai pakaian berwarna biru tua? "

" Eh benar, bagaimana tuan Albedo bisa tahu? " Mungkin karena Albedo lah pemuda tersebut.

" Saat itu, kau memakai topi berwarna putih? "

Sucrose terdiam, bingung dan penasaran bagaimana tuan Albedo bisa tahu? Ia baru saja menceritakannya, kecuali jika tuan Albedo lah...

" A- Ah! " Sucrose tersentak sambil menutup mulutnya,

" Ternyata tebakanku benar " Albedo memalingkan wajahnya sedikit, wajah keduanya merona.

" Ja- jadi itu.. "

" I- iya.. "

" Hey, Sucrose "

" Y- Ya? "

" Apa kau masih, kau tahu... menyukai- "

" Iya, aku masih " 

Albedo mengarahkan pandangannya pada Sucrose, iris hijau lautnya bertemu dengan iris kuning madu milik Sucrose. Walaupun dengan wajah yang merona tak karuan gadis itu menatap Albedo dengan serius saat mengatakan bahwa ia masih menyukainya. Tentu saja, perasaannya juga sama ia sangat menyukai Sucrose, Tapi disisi lain ia juga khawatir 

" Sucrose, apa kau tahu kenapa aku tidak pernah menjalin hubungan romansa? "

" E- Eh? "

" Sucrose, aku punya banyak rahasia yang bisa dibilang tidak menyenangkan. Aku juga tidak begitu yakin apakah aku akan menjadi pasangan yang baik, selama ini aku hanya berpegang pada alkimia dan seni.. Aku seperti orang bodoh jika harus berurusan dengan hal seperti ini "

" Aku tahu tuan Albedo punya rahasia yang tidak bisa tuan ceritakan " Matanya kembali menatap gadis itu.

" Tapi aku tidak masalah, aku sudah mengenal tuan Albedo cukup lama. Saat pertama bertemu tuan Albedo terlihat sangat cermat dan pintar tentu saja hal itu benar, tapi aku juga belajar bahwa tuan Albedo juga teledor dan kurang merawat dirinya sendiri. Bagimana tuan Albedo sering begadang untuk melukis atau mengerjakan percobaan dan dokumen-dokumen lain "

" Sama seperti tuan Albedo, aku juga bukan ahli jika menyangkut departemen cinta.. Tapi aku bersedia untuk menjalani hal tersebut dengan tuan Albedo apapun yang terjadi "

Masih terdiam, Albedo memandang lembut pada gadis didepannya. Dalam benaknya ia berpikir " Aku.. benar-benar pria yang buruk ya? " Lelaki itu merasa bahwa gadis cantik didepannya benar-benar di luar jangkuan, tetapi keadaan mengatakan bahwa gadis itu mencintai dirinya bahkan setelah mengetahui kekurangannya.

" Sucrose.. aku- "

" Kalian disini rupanya! " Kedua serentak menjauh saat Kaeya membuka pintu gudang tersebut, terlalu larut dengan apa yang terjadi mereka lupa bahwa hujan sudah berhenti.

" Oh wow, apa kami menganggu saat-saat penting? " Tanya Rosaria.

" Ehem, tidak. Terima kasih sudah mencari kami "

" Oh bukan masalah, Klee datang ke bar mencariku bertanya kapan kau akan pulang dan disana kami sadar kalian terkunci disini "

" ALBEDO!! "

" Klee " Albedo mengusap kepala Klee.

" Terima kasih sudah mencari ku dan Sucrose " Klee tersenyum lalu beralih ke arah Sucrose.

" Jadi?? Apa kau sudah menyatakan perasaanmu?? Klee penasaran! "

Wajah Sucrose menjadi merah untuk yang kesekian kalinya, tidak tahu harus menjawab apa ia hanya mengangguk menanggapi pertanyaan tersebut. Sementara Kaeya diam-diam menggoda Albedo yang juga malu karena ucapan Klee.


----------------------------


Sebuah hubungan itu... cukup merepotkan. Setelah kau menjalin hubungan dengan seseorang, kau harus terus mempertahankannya; jika kau kehilangan kontak, kau harus membangun kembali hubungan tersebut. Siklus ini membutuhkan banyak waktu...

Tapi untuk mu? Aku rela menggunakan sebanyak apapun waktu ku untuk mu jika itu dibutuhkan, aku akan menjalani semua proses dan semua keadaan entah itu menyedihkan atau menyenangkan. Terima kasih, untuk mu yang sudah mengubah perspektif ku akan berbagai hal dimulai dengan hujan sampai hal abstrak seperti jatuh cinta. 

Aku mencintaimu.

Wanita dengan gaun berwarna mint dan kardigan putih itu menutup mulut dengan tangan saking terharunya, hati nya sangat bahagia dan berdegup kencang seakan siap meledak. Matanya tertuju pada kertas yang ia genggam lagi.

Maukah kau menikah denganku, Sucrose?

Bersamaan dengan dirinya yang membaca dalam hati, lelaki didepannya juga ikut mengucapkan dengan satu kaki berlutut dan kedua tangan menggenggam kotak hitam kecil berisi cincin indah.

Sementara yang dilamar menahan tangis bahagianya pecah, teman-teman dan kerabat mereka sudah mempersiapkan dan menahan sorakan paling meriah untuk dua lovebirds didepan mereka.

" Iya, aku mau " Disaat yang bersamaan tangin dan tawa gadis itu pecah, Albedo memeluknya alih-alih memakaikan cincin saking bahagianya ia hanya ingin memeluk pujaan hatinya dengan hangat. Sementara sorakan meriah terdengar di belakang mereka.

" Akhirnya " Ucap Rosaria.

" Penantian yang panjang benarkan? " Balas Lisa terkekeh kecil.

" Benar-benar, tapi setidaknya penantian itu menghasilkan buah " Diluc ikut berkomentar.

" Albedo hati-hati dengan cincinnya! " Ucap yang membantu menyiapkan cincin yakni Barbara saat melihat Albedo hampir menjatuhkan kotaknya karena ingin mencium Sucrose.

" Ah iya, kemarikan tanganmu " 

" Terima kasih "

" Untuk apa? " Sucrose bertanya.

" Karena sudah mencintai orang sepertiku "

" Albedo, apa yang kau bicarakan? " Albedo memiringkan kepalanya bingung dengan pertanyaan balik Sucrose.

" Aku jatuh cinta dan menikahi pria paling mengagumkan diseluruh dunia, jangan memandang rendah dirimu seperti itu "

Albedo tersenyum lembut, Venti yang melihat kemesraan kedua pengantin tidak tahan untuk merasa iri. Disisi lain ia sangat bahagia karena hari ini dan saat ini dua dari rakyat negaranya telah menemukan belahan jiwa mereka dan merupakan suatu kehormatan baginya untuk dapat menjadi bagian penting dalam kejadian ini.

" Dan dengan ini aku nyatakan kalian sebagai suami dan istri, kedua pengantin dipersilahkan berciuman "

Kecupan singkat tersebut berhasil membuat seisi katedral berseru riuh sampai para biarawati harus menenangkan mereka, sementara dua protagonis masih tersenyum malu gadis kecil dengan gaun perpaduan warna cream dan merah mendatangi mereka.

" Albedo! Albedo! "

" Ada apa, Klee? "

" Selamat untuk pernikahan kalian! Klee sangat senang, sekarang Klee bisa melihat Sucrose lebih sering!! "

" Aku juga senang, Klee " Sucrose tersenyum hangat sambil mengelus kepala Klee.

" OKE SAATNYA MELEMPAR BUKET " 

Disaat semua orang sudah berkumpul dibelakang kedua mempelai, Rosaria masih minum wine disebelah sementara Kaeya yang mau menyusul ditarik Klee untuk ikut mendapatkan buket.

1, 2, dan 3! Buket berisi bunga windwheel aster dan cecilia itupun melayang di udara dan ya, kalian tidak salah lihat. Buket tersebut mendarat digenggaman kapten kalvari kesayangan Mondstadt, awalnya ia ragu tapi melihat Venti dari jauh mengacungkan jempol tekatnya menjadi bulat.

" Rosaria " Yang dipanggil menoleh, tidak menyadari lelaki didepannya memegang buket.

" Bagaimana kalau kita selanjutnya? " Pertanyaan tersebut membuat sang iarawati tersedak.

" Apa yang- Ah.. " Iris pink pucatnya menangkap buket yang ditujukan untuknya adalah buket pengantin.

" Bersikaplah keren Rosaria, tetap tenang dan dingin. " Kira-kira itulah yang ada dalam benak Rosaria saat ini.  

" Y- ya, itu bukan ide yang buruk.. "

Untuk sesaat keramaian itu hening lalu bersuara lagi, tentu saja menyoraki kedua pengantin yang akan datang. Dan setengah keramaian tersebut mengalami patah hati karena entah Kaeya atau Rosaria, keduanya sama-sama misterius dan memikat dengan cara mereka sendiri mengetahui bahwa keduanya akan segera menyusul membuat sedkit hati beberapa orang yang mendambakan mereka patah hati.

Dan seperti kisah romantis dalam dongeng, dengan ini kisah mereka berakhir dengan bahagia dan membuka halaman cerita baru yang tidak kalah berwarna dari sekarang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro