19. Dreams.
hola hola! naru is back on ...
HALLOWEEN 💕🎃🎃🎃
salah satu hari favorite naru!🎃
naru mau bikin beberapa fic, yang berbau(?) halloween! yeay! tapi bertahap karena ... naru sibuk😭.
((ini remake dari urban legend judulnya monkeys dream))
sider? yesungdahlah.
enjoy!
.
.
.
Malam itu Jihoon sedang bercakap dengan sang adek kembarnya, Woojin. Mereka berdua tengah bercakap tentang sahabat mereka yang pergi meninggalkan mereka, beristirahat selamanya.
Woojin mengungkapkan, meski telah sebulan yang lalu. Ia sangat merindukan para sahabatnya tersebut. Sahabat mereka, yang meninggalkan mereka saat berjalan bersama.
Jihoon menyuruh Woojin menceritakan detail kejadian saat terjadinya kecelakaan. Karena sebenarnya, Woojin adalah korban yang selamat.
Maka dari itu, ia menhela napas dan bercerita ....
Sebulan yang lalu, Woojin dan teman dekatnya dikelas pergi berjalan-jalan ke villa milik Guanlin. Mereka semua berangkat subuh dengan perasaan yang riang. Dikisahkan, Mark, salah satu teman mereka sedang bercerita tentang pengalamannya melihat hantu setengah badan.
Saat itu, aku sedang berada disebuah rumah dengan pencahayaan yang minim. Aku hanya dapat melihat gelap, terkadang sinar bulan menyinari beberapa benda disana, walau tak begitu membantu.
Angin malam menyapa tanganku yang tidak tertutupi apapun. Bulu kudukku meremang saat itu, aku benar-benar ketakutan. Aku memutuskan untuk tetap berjalan, mencari secercah cahaya atau mungkin sebuah pintu.
Namun, kakiku tercegat oleh sesuatu. Aku mengira itu adalah sebuah peti atau tas karena aku merasa benda itu agak besar. Karena sangat ketakutan pada saat itu, aku tak dapat bangun. Lemas sekali kakiku, seakan tak bisa digerakkan. Aku nyaris mengira diriku lumpuh. Aku mengulurkan tanganku, mencari sesuatu untuk digenggam agar dapat berdiri. Namun aku malah mendengar deru napas.
Aku kira itu adalah manusia lainnya yang terjebak dan tak dapat melihat apapun. Aku mencoba meraih tangannya, dan berdiri.
Saat aku akan mengucapkan terima kasih. Kilat datang dan menyinari rumah ini. Kilat itu cukup lama sehingga aku dapat menyadari.
Jika seseorang yang menolongku ialah wanita dengan rambut panjang, mulut menganga mengeluarkan darah dan ... hanya setengah badan.
Aku menjerit dan segera berlari, berbalik arah dan saat itu juga aku menyadari. Jika benda yang membuat aku terjatuh ... ialah setengah badan dari sang wanita tadi.
Mark yang bercerita merasa puas saat semua orang disana ikut ketakutan. Ia tertawa hingga air matanya mengalir deras.
Guanlin asalnya sempat sedikit takut, ia akui. Bercerita tentang mimpinya. Mimpi yang ia katakan sebagai, mimpi yang paling ia takuti dan tak ingin meneruskan mimpi ini kembali.
Saat itu aku berada di sebuah kereta bawah tanah. Aku disitu bersama gebetanku, Jihoon. Kami berdua bercanda dan duduk di bangku tengah.
Jihoon menduduki bangku dekat jendela. Aku tak dapat mengingat, nomor atau tujuan kita akan kemana. Disana, ada mendiang kakakku. Sebagai konduktor dikereta tersebut, tersenyum padaku.
Aku merasa benar-benar bahagia. Tak memikirkan apapun dan hanya bercanda dan sesekali aku menjahili Jihoon. Kalian tahu bukan betapa lucu dan menggemaskannya Jihoon.
Tak terasa, ada sebuah pemberhentian. Kakakku berteriak, "Cincang." Disitu aku tertawa, mana ada kota bernama 'Cincang'?
Namun, seseorang dibelakang tiba-tiba menjerit dan hening kembali. Kakakku tak lama berteriak, "Oke! Lanjut jalan!"
Kereta kembali berjalan. Aku dan Jihoon sesekali menyuapi makanan satu sama lain. Dan, oke, disana, aku dengan iseng mencium pipinya saat ia tidak siaga.
"Setrum!" seru kakakku. Tak lama, ada sebuah jeritan dan kembali hening. Setelahnya, sama seperti tadi,, ia meneriakkan, "Lanjut jalan!"
Aku menyadari hanya ada tiga pemberhentian disini. Yaitu, cincang, setrum dan kuliti.
Aku penasaran, mengapa mereka teriak sebelum turun. Karenanya saat giliran bangku belakangku, dan kakakku saat itu meneriakkan, "Kuliti." Aku melihatnya saat itu, lelaki yang berusia cukup muda, dikuliti oleh kakakku sendiri. Hingga meninggal.
Aku terkejut hingga ikut berteriak. Kakakku menyadari aku melihat. Ia tersenyum padaku dan saat itulah, aku terbangun.
Namun, cerita belum selesai. Selang enam bulan setelahnya, aku kembali mengalami mimpi yang sama. Disana kakakku kembali meneriakki tujuan yan tidak rasional tersebut. Aku mengatakan pada Jihoon tentang hal itu namun ia tak percaya dan menjadi tak ingin melihat kebelakang. Aku berusaha untuk turun. Namun, kakiku terasa berat. Aku tak bisa kemana-mana.
Tiba orang disebelahku, kusir sebelah aku dan Jihoon dipanggil.
"Setrum," teriak kakakku.
Astaga, setelahnya adalah aku dan ... dipemberhentian kuliti.
Aku memejamkan mataku sepanjang perjalanan. Jihoon hanya menatap kedepan dan menggenggam tanganku.
Tak lama, "Kuliti!"
Kakakku yang awalnya ada pada belakang gerbong, berjalan mendekatiku. Derap kakinya yang lambat justru menyiksaku.
Aku benar-benar berharap untuk terbangun dan kalian tahu. Aku benar-benar terbangun. Namun, sebelumnya aku mendengar bisikan kakakku. Ia mengatakan, "Lain kali taakan kubiarkan kau pergi."
Mereka semua terdiam. Tak ada yang berteriak ketakutan, atau tertawa geli. Hanya ada diam, dengan wajah pucat pasi. Hingga akhirnya Guanlin mengatakan, "Tenang saja kawan. Itu hanya mimpi."
Namun, mereka semua tahu. Itu terlalu menyeramkan untuk dikatakan hanya sebuah mimpi.
Lama berselang, mereka semua tidur, kecuali Woojin, sang supir di acara kali ini.
Guanlin yang tengah tertidur tiba-tiba mengaruk tangannya sendiri dengan cukup keras. Darah keluar dari kulitnya. Teman-teman yang lainpun ikut terbangun. Mereka semua mencoba menghentikkan Guanlin.
Sayang seribu sayang. Niat baik yang lain malah dibalas oleh Guanlin yang menyerang mereka. Keadaan sangat kacau. Woojin juga menjadi tak konsen saat menyetir.
"Woojin! Parkir! Cepat! Kita harus keluar dari mobil i- Ah keparat Guanlin!" teriak Mark yang duduk dibangku belakang.
Woojin menuruti, iapun ketakutan sebenarnya. Ia memberhentikan mobil tersebut dan keluar dari sana. Diikuti oleh Dahyun yang duduk dibangku sebelahnya. Selepas itu mereka berlari dan tak tahu apa yang terjadi sampai akhirnya mobil tersebut maju sendiri dan jatuh ke jurang.
Woojin dan Dahyun berpelukan. Mereka menangis histeris melihat teman-teman mereka. Dahyun mengatakan pada Woojin untuk mengalihkan cerita. Untuk tidak menceritakan kejadian asli pada orang lain dan hanya menceritakan jika mereka berdua keluar karena mereka akan memeriksa mesin. Namun secara misterius, mobil jalan sendiri dan terjatuh.
.
.
Woojin menangis menceritakan kejadian asli kepada Jihoon. Ia menangis tersedu-sedu, meminta maaf. Bagaimanapun, sebenarnya Guanlin dan Jihoon memang saling menyukai bahkan lebih dari itu.
Namun memilih tak mengungkapkannya karena cinta mereka akan dipandang sebelah mata dan taakan diterima oleh masyarakat.
Woojin mengangkat wajahnya, menatap Jihoon yang berkespresi beda dari yang ia pikirkan. Ia pikir jika Jihoon akan menangis marah dan kesal padanya. Namun, yang ia dapati melainkan wajah indahnya sedang mengawang.
"Kau ingat, saat aku bercerita tentang Guanlin yang mendatangiku di mimpi?"
"Kau bilang ia selalu mendatangimu di mimpi. Kau bilang favoritmu ialah saat kalian dapat berkencan tanpa ada yang menatap kalian dengan jijik. Kalian menaiki bianglala dan bercanda dengan eskrim cokelat?"
"Ya, itu benar. Guanlin selalu hadir pada mimpiku. Apa kah kau sadar, saat aku berkata ia hadir dalam mimpiku. Ia tak hanya mendatangiku pada mimpi indah. Namun juga mimpi buruk," Jihoon menatap Woojin dengan manik indahnya yang mengawang namun telah dipenuhi oleh genangan air mata. Ia melanjutkan, "Aku pernah bermimpi. Aku dan kau menaiki sebuah kereta. Kau duduk didekat jendela dan aku disebelahmu. Dan disana ... Guanlin hadir sebagai konduktornya ...."
Woojin menatap tak percaya pada Jihoon. Ia menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Tak mungkin!" teriaknya putus asa.
"Ya ... dan kau tahu. Tadi malam, orang disebalahku baru saja dihabisi distasiun tusuk."
END.
Gimana gimana!? WOW. SUSAH YA.
EHE💕🎃
btw, kali aja ada yang ARMY atau suka slice of life,
mampir sini (taekook)
https://my.w.tt/UiNb/DAluErJTGH
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro