18. Fanfiction
hola hola!
naru kembali!
sider? yesungdahlah~
enjoy
.
.
.
“2033 itu apaan, Lin?” Daehwi berbisik pada Guanlin yang sedang santai di sofa dorm mereka setelah mereka menyelesaikan fanmeet.
Guanlin tertawa lalu membalas, “Itu, shipper aku sama Jihoon. Mereka jumlahin tanggal lahir kita dan kebetulan jumlahnya sama.”
“Hoo, gak ada kerjaan banget kamu cari yang gituan, Lin.”
“Aku pengen tau aja sih, Hwi. Apa aja yang jadi tren di Wannables.”
“Jadi kepikiran, mereka bikin fanfiction tentang kita juga gak ya, Lin?”
Guanlin duduk menghadap Daehwi dengan dahi yang mengkerut. “Fanfiction?” tanyanya.
“Iya, jad-”
“Jadi itu kaya cerita yang dibuat sama fans. Tapi karakternya kita,” Woojin yang sedang memakan salad buahnya datang menyela perkataan Daehwi dan duduk diantara mereka. “Bahas apa gitu kalian, sampai fanfic aja dibahas.”
“Ini hyung, tadi Daehwi nanya Linlin, kok tau 2033. Gitu doang.”
Woojin menangguk paham dan melanjutkan memakan saladnya. Ia sedang berusaha untuk diet.
“Hyung, fanfic itu … hyung pernah baca?”
Woojin menganggukan kepalanya lalu menaruh salad bauhanya dan bercerita, “Aku sering mencari di Naver. Memang banyak fanfic, kalau bosan, aku membacannya. Beberapa fanfic ada yang seru. Kuakui jalan ceritanya menarik. Tapi ada beberapa fanfic OTP. Aku terkadang tertawa sendiri membacanya.”
Guanlin menampilkan wajah bingungnya kembali. Tak paham maksud dari sang kakak di grupnya ini.
Woojin menambahkan, “Ya, fanfic OTP. Seperti NielWink, OngNiel, JinHwi, Panwink. Cobalah sesekali baca, itu seru.”
Woojin pergi dari sana untuk mencuci bekas salad buahnya. Meninggalkan Daehwi dan Guanlin yang masih terlihat bingung. Entah kenapa.
Malamnya, setelah mereka latihan koreografi semua pulang ke dorm. Dikamar besar yang ditempati lima orang, mereka bergantian mandi. Bahkan Jaehwan dan Woojin mandi bersama, menghemat waktu.
Guanlin yang baru selesai mandi, melihat Jihoon sedang asyik bermain ponsel di kasurnya. Ia mendatanginya dan menepuk bahunya. Mengisyaratkan agar Jihoon bergeser.
“Sedang asyik chat, hyung?”
“Hm? Oh, tidak juga.”
“Lalu kau sedang apa?”
Jihoon tersenyum dan menyakukan ponselnya. “Bukan apa-apa. Sana ganti pakaian kau bisa sakit.”
Guanlin tersenyum dan mengusak rambut kakak-nya tersebut. “Bantu aku keringkan rambutku.”
Jihoon berpindah kebelakang Guanlin dan menuruti keinginan si bungsu tersebut.
“Hyung, kau suka genre apa dalam novel atau literasi?”
Jihoon tersenyum namun memasang wajah herannya. Ia berkata, “Mengapa tiba-tiba bertanya?”
“Aku hanya sedang ingin membaca cerita seperti novel tetapi tidak au mana yang bagus,” sahut Guanlin. “Selama sekolah aku hanya membaca buku pelajaran, sekalinya bukan buku pelajaran buku seperti ‘Physics of the Impossible’”
Jihoon sempat terhenti dan terkejut lalu tertawa, “Astaga hidupmu menyedihkan sekali, Linlin!” Jihoon menggelengkan kepalanya lalu duduk disebelah Guanlin, “Aku lebih suka fantasi, misteri dan aksi, kurasa,” ucapnya sebelum pamit mau ke ruang tengah, menonton film dengan member lainnya.
Guanlin tiduran dikasurnya seraya mengawang. Ia menggelengkan kepalanya, lalu mengambil ponsel miliknya dan mengetikkan sesuatu di Naver.
[NAVER]
[Panwink Fanfiction]
Search.
Ia melihat rentetan hasil fanfiction yang muncul dan menekan salah satu diantaranya.
‘Lost in your paradise’
Summary : Kuanlin, seorang pilot muda. Dihadapkan dengan kecelakaan pesawat dan menghatarkan para penumpangnya menuju sebuah pulau misterius.
Menarik sekali.
Ia mulai membaca sebuah fafic tersebut. Beruntungnya ia, cerita ini telah tamat. Jadi ia tak perlu menunggu.
Hari semakin malam, dan para member sudah akan tidur. Woojin, Jihoon dan Minhyun memasuki kamar besar dan menemukan Guanlin masih terjaga dengan ponsel ditangannya. Mereka berpikir Guanlin mungkin sedang berbalas pesan dengan teman-temannya. Jadi mereka segera membasuh muka dan pergi ke kasur masing-masing. Kecuali Jihoon.
Lelaki yang terkenal akan kedipannya ini berjalan kearah kasur Guanlin dan mencoba tidur disebela Guanlin dengan dada Guanlin sebagai bantalnya. Ia menghadap kearah lelaki yang lebih muda itu dan berbisik, “Cepat tidur, aku tak mau kau sakit.”
Guanlin merasakan sedikit debaran pada hatinya. Namun, ia tak hiraukan dan hanya mengusap pelan dahi Jihoon dan membalas seperti biasanya, “Nighty night.”
Ia kembali membaca cerita tersebut.
Kuanlin yang kelelahan segera tidur di bawah pohon kelapa dengan hanya beralaskan sebuah kain tipis.
Jihoon, yang juga lelah mencari ikan, ikut membaringkan dirinya disebalah Kuanlin. Membuatnya berdesakkan dengan tubuh kurus Kuanlin. Ia menggerakkan kepalanya tak nyaman hingga kepalanya istirahat pada dada Kuanlin. Ia mengadah mempertemukan maniknya dengan manik kelam Kuanlin. Ia berucap, “Cepat tidur, aku tak mau kau sakit.”
Kuanlin hanya tersenyum kecil dan mengusak rambut Jihoon pelan dan tak lupa membalas, “Nighty night.”
Oh, my God.
Authornya sangat akurat. Guanlin memerah sedikit membacanya.
Pada akhirnya ia habiskan malam tersebut untuk membaca Lost in Your Paradise semalam suntuk.
Paginya, mereka mendapat sedikit liburan. Tidak juga, karena malamnya mereka harus pergi ke Busan. Setidaknya mereka bisa tidur di kasur sedikit lebih lama.
Minhyun, dan Jisung, seperti biasa, bangun pagi untuk menyiapkan sarapan. Sebetulnya bukan menyiapkan, hanya memesankan. Memasak hal selain ramen itu melelahkan.
Guanlin keluar dengan tampilan acak-acakan. Ia pergi kedapur lalu memeluk Jisung dari belakang, membuatnya terkejut. Ia lalu kedapur untuk mengambil minum.
Ia melihat Jihoon juga baru tidur dan menhampirinya, lebih tepatnya memeluknya erat.
Jihoon di pagi hari adalah Jihoon yang tidak mempunyai tenaga. Oleh karenanya ia hanya pasrah dipeluk dan diputar oleh Guanlin di pagi hari.
Guanlin menuntun Jihoon kearah sofa dan merangkulnya. Sedangkan Jihoon hanya bisa memejamkan matanya dan tidur dalam dekapannya.
Makanan yang Minhyun dan Jisung pesan telah tiba. Sungwoon yang baru saja bangun disuruh oleh Jisung untuk membangunkan member lainnya.
Makan pun dimulai dengan tenang dan khidmat.
Selepas makan, beberapa dari mereka bermain games, adapula yang memilih tidur lagi, Woojin misalnya. Jihoon memilih untuk diam dikamar, berkutat dengan ponselnya. Sama seperti Guanlin, bedanya, Guanlin memainkan ponselnya di lantai atas dorm mereka.
Guanlin menyusuri profil milik Author dari Lost in Your Paradise. Disana ada karya lain seperti, Melting, The Lethal Passion, Maidenhair dan In the Real.
Ia memutuskan untuk membaca In the Real. Karena itu hanya kumpulan drabbles.
Di chapter pertamanya, disitu menjelaskan hati Jihoon yang selalu dag-dig-dug jika terpikirkan kejadian saat ia mencium Guanlin di episode terakhir Produce 101 Season 2. Itu terasa begitu benar, karena kejadian dibelakang panggungnya benar-benar sesuai.
Ia terus membaca cerita ini dan tak sadar, Sungwoon menggeplak kepalanya, menitahkannya untuk mandi unuk bersiap ke salon untuk mendapat riasan.
Selagi diperjalanan. Guanlin mendapat notifikasi dari ponselnya.
In the Real is update!
‘Oh Yesh!’ batin Guanlin.
Guanlin segera membaca chapter terbaru dan kembali terkejut.
Jihoon terbangun karena sinar mentari yang begitu menusuk. Ia keluar dari kamarnya dengan keadaan setengah sadar. Secara tiba-tiba Guanlin yang tengah berada didapur berlari unuk memeluknya. Wajahnya memerah dan debaran jantungnya meningkat.
‘Astaga, jantung kumohon. Aku takut Kuanlin menyadarinya,’ batin Jihoon panik.
Kuanlin masih saja memeluk Jihoon, bahkan menggoyangkan badannya tak jelas. Jihoon memejamkan matanya cepat, berlaga seperti ia masih setengah sadar. Namun, sayang, Kuanlin menuntunnya ke sofa dan memeluknya. Ia menyandarkan kepala Jihoon pada bahunya.
‘Tuhan, kumohon jangan biarkan perasaan ini terus bertumbuh.’
…
Guanlin memerah dan tak sadar mereka telah sampai ditempat. Mereka semua pergi ke tempat untuk memperbaiki riasan masing-masing. Manik Guanlin menangkap sosok Jihoon dengan riasannya yantg terlihat cocok sekali. Tanpa sadar Guanlin tersenyum layaknya idiot dan memerah.
‘Tunggu, apakah aku juga mencintainya?’ batin Guanlin. Sebelum akhirnya ia menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk bermain ponsel.
Guanlin mencoba peruntungan dan instingnya. Ia mengirim pesan pada sang Author.
gooanl : Aku benar-benar menghargai semua ceritamu! Aku bahkan sangat menyukai Lost in Your Paradise.
Linwinking : Benarkah? Terima kasih!
Gooanl : Bolehkah aku bertanya sesuatu?
Linwinking is typing…
“Guanlin!” panggil Daehwi.
“Ya?”
“Kemari.”
Saat Guanlin berdiri, ia melihat Jihoon tengah membalas pesan lalu mengirimkannya. Dan hal itu bertepatan sekali dengan masuknya sebuah pesan pada ponselnya.
Linwinking : Ada apa?
Gooanl : In the Real, terlihat sangat real. Kira-kira apakah Jihoon menyukai Guanlin di asli ya?
Guanlin memasuki ponselnya ke saku dan mengikuti Daehwi. Tanpa sadar muka Jihoon yang berubah sangat merah.
Acara Busan ini berlansung dengan lancar, mereka pulang ke dorm tentu saja. Di mobil, Guanlin dan Jihoon duduk bersebelahan dipojok belakang. Bersamaan dengan koper berisikan baju dan apapun itu yang staff taruh.
Guanlin jadi ingat pesannya kepada sang author. Ia memutuskan untuk melihat Jihoon yang sedang asyik melihat video.
Linwinking : Kurasa, iya.
Gooanl : Aku juga berharap seperti itu!
Ting!
Sebuah suara dari ponsel Jihoon. Jihoon terlihat mengecek sesuati di ponselnya dan tersenyum. Tak lama ia mengetikkan sesuatu.
Pop!
Suara dari ponsel Guanlin bunyi.
Linwingking : Tetapi, aku sering sekali melihat Guanlin yang memang ramah kepada semua orang. Aku takut ia baik pada Jihoon sama seperti yang lain. Menurutmu, apakah Guanlin menyukai Jihoon?
Guanlin tersenyum dan melihat para hyungnya yang asyik berbicara. Ia mendekati Jihoon dan berkata, “Ya, aku yakin Guanlin juga menyuk-, ah, tidak, mencintai Park Jihoon.”
Wajah Jihoon memerah. Ia dengan terbata berucap, “A-aku ti-tidak mengerti m-maksu-”
Guanlin menutupi wajahnya dan Jihoon dengan kipas yang ada pada pahanya lalu,
CUP!
Ia mencium Jihoon sebagai jawaban atas apa yang ada pikiran Jihoon.
END
kira kira yang asyik buat halloween special apa ya?
:3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro