13. Valentine
siapa yang kangen sama fanfic bahasa bakunya naru >.<
.
.
.
gaada 😓
.
ohya, disini ada engrish wordeu, kalau salah maaf ya :3
.
.
terus judul ini ff, mending jepang gini aja apa melting aja?
.
.
enjoy!
.
.
Besok adalah hari Valentine. Entah kenapa Hogwarts mengadakan sebuah acara yang diadaptasi dari para muggle. Mungkin mereka ingin menghapuskan status darah. Aku tidak begitu peduli tentang status sebenarnya. Menurutku, jika orang itu dapat berguna bagiku, maka dia berharga. Aku adalah murid Hogwarts, bertempat di Slytherin, Lai Guanlin.
Seperti yang Professor Wu jelaskan, acara ini mirip seperti Yule Ball. Hanya saja, partnermu bebas, karena kal ini mereka menekankan kepada sebuah hubungan. Bukan hanya dengan kekasih atau apapun itu yang berurusan dengan cinta.
Tidak banyak orang yang tahu, sebenarnnya kami—para Slytherin, jika sudah mencintai seseorang maka kami rela mati untuknya. Namun, bagaimanapun, selalu terhalangi oleh ego, loyalitas dan sifat kami yang terkenal agak nyeleneh.
Aku berjalan-jalan disekitar ruang rekreasi Slytherin. Memikirkan baju yang akan aku kenakan saat acara nanti. Dari kejauhan, aku melihat dari ujung mataku, Sehun dan Yoongi datang menghampiriku. Mereka berdua melemparkan tatapan bertanya padaku.
“Baju.”
Mereka berdua menanggukan kepalanya pelan. Sehun mendudukan dirinya sebelah kaca yang membatasi kami dengan danau kehijauan, tempat para duyung dan hewan air yang magis berada. Sedangkan Yoongi mendudukan dirinya dekat dengan tempat dimana aku mondari-mandir tidak karuan.
“Yoong-hyung, kau mengajak siapa kesana?” ucap Sehun.
“Aku? Jimin.”
“Ah, Slytherpuff. Kau mengatakan apa padanya?”
Aku memalingkan wajah pada Yoongi, tertarik pada percakapan mereka.
“Aku hanya bertanya apa dia sudah diajak oleh yang lain apa belum. Sederhana saja.”
Guanlin dan Sehun menganggukan kepalanya bersamaan.
Guanlin menyeletuk, “Kau cocok dengannya hyung. Kau tidak akan terlihat pendek jika dengannya.”
“Well, setidaknya popularitasku jauh lebih tinggi dibandingkan popularitas kalian disatukan.”
Oh, Shit! But that’s how Slytherin talks.
.
.
.
Guanlin berjalan kearah ruang dimana para Hupplepuff berada. Mayoritas dari Hupplepuff adalah teman dari Slytherin, jadi tidak begitu aneh jika seorang ular masuk ke gua sigung. Lain cerita jika kau singa masuk sarang ular. Ugh, itu sangat langka, meski banyak yang telah berteman.
“Guan! Mau ke Jihoon ya?”
Guanlin menolehkan kepalanya dan mendapati Jeno yang tengah membawa banyak buku. “Ya, begitulah,” Guanlin mendatangi Jeno dan mengambil tiga buku tebal dari tangan Jeno. Sedangkan Jeno hanya bisa mengumamkan rasa terimakasihnya.
“Dia ada diruang rekreasi, kemungkinan lagi nyemilin kue kukis, samperin aja.”
Guanlin menganggukkan kepalanya dan membantu Jeno membawa tumpukan buku sebelum akhirnya pergi ke ruang rekreasi.
Disana ia melihat sang sahabat sedang makan kukis dengan seseorang berjubah biru, Ravenclaw. Salah satu teman baik Jihoon selain Guanlin dan sederet teman lainnya, Bae Jinyoung.
“Eumh!? Lhimlhim? Hini!”
Jinyoung dan Guanlin hanya bisa menantap Jihoon dengan tatapan ‘yang benar saja’
“Sini Lin! Tadi anak Huppie pada masak kue banyak! Ayo ambil sekalian buat Slytherin lainnya!”
Guanlin hanya menggeleng pelan lalu berucap, “Tak ada yang menjamin itu tidak beracun.”
“Watch your language, Guanlin-ssi!” Jinyoung memicingkan matanya kepada Guanlin.
“Why I should watch my language? It’s not quidditch that all of us are supposed to watch that rite~” Guanlin berucap dengan nada sing-a-song nya.
“Stoopid! You should apologize!”
“Okay, then. Sorry, sarcasm falls out of my mouth like stupidity falls out of yours.”
“I’m not stupid! I’m Ravenclaw!”
“So? And baby, look, who is the rank 1 in here? Oh! I forgot, that it was me. And still me, until now.”
Jinyoung mengepalkan tangannya dan segera pergi dari ruang rekreasi Hupplepuff. Ia kesal sekali akan ucapan tak sopan Guanlin.
Sedangkan Jihoon …, ia hanya membulatkan matanya memerhatikan mereka.
“… tadi itu, kau bertengkar dengan Jinyoungie?”
Guanlin mendudukan dirinya disebelah Jihoon dan menyenderkan badannya sebelum menjawab, “Ya, itu adalah alasan aku benci manusia.”
“Hey! Tapi kau manusia.”
“Ya, tapi aku jauh lebih baik.”
Jihoon tertawa pelan lalu mengelus rambut Guanlin. Tadi baru saja Guanlin berganti posisi. Ia menidurkan kepalanya pada paha Jihoon.
“Kurangi bertengkar dengan oranglain, Guanlin~”
“Aku tidak bertengkar, aku hanya berbicara.”
“Guan!” Jihoon memicingkan matanya pada Guanlin, rahangnya mengeras, ia melemparkan tatapan peringatan sekaligus ancaman pada Guanlin.
“Are you actually trying to intimidate me? Lol cute,” Guanlin bangun sebentar untuk mengecup pipi tembam Jihoon.
Jihoon hanya bisa memerah, entah karena kesal atau malu. Bisa juga keduanya.
Mereka berdua memutuskan untuk menghabiskan setoples kukis sebelum akhirnya pergi ke kamar Jihoon (dan juga Woojin, Jeno, dan Jimin). Di lorong, Guanlin dan Jihoon hanya saling diam, dan itu sedikit canggung. Guanlin secara tiba-tiba memegang tangan milik Jihoon.
“Eo? Guanlin …, tanganku.”
“Kau tahu, tanganmu begitu lembut, aku harus melindunginya.”
Jihoon tertawa renyah mendengarnya lalu membalas, “Kalau begitu, Guanlin juga terlihat rapuh! Jihoonie harus memeluknya!” Jihoon memeluk Guanlin dari samping dan membuat keduanya tertawa dengan pipi memerah.
Sesampainya disana. Jihoon menyapa Woojin dan Jimin yang tengah bercakap seru, begitupula dengan Guanlin yang menundukkan sedikit kepalanya—tanda ia menyapa mereka. Guanlin dan Jihoon mendudukan tubuh mereka dikursi panjang.
“Guanlin-ssi, Yoongi hyung ada diruang Slytherin?”
“Ya. Terakhir kulihat dia tengah bersama Sehun hyung. Sepertinya mereka di ruang musik.”
Jimin mengangguk lalu menarik lengan Woojin, memintanya untuk menemaninya ke ruang Slytherin yang minim cahaya tersebut. Hingga tersisalah Jihoon dan Guanlin berduaan diruangan dengan nuansa hygge ini.
“Jihoonie hyung, nanti ke valintine mau pakai apa?”
“Entahlah.”
Guanlin mengerutkan keningnya lalu membalas, “Cepatlah pilih. Aku perlu menyesuaikan pakaianku denganmu nanti.”
Gantian, Jihoonlah yang kali ini mengerutkan keningnya. Ia menatap Guanlin penuh tanya.
“Kau mau kita menggunakan pakaian yang tak selaras? Ayolah Park Jihoon, jangan bercanda.”
Jihoon menggelangkan kepalanya dan menggenggam tangan Guanlin dan berkata, “Sebentar! Guan, sejak kapan kita bakal ke Valentine bersama-sama?”
Guanlin sedikit tersentak. Keheningan menjeda seluruh kata yang akan mereka ucapkan hingga akhirnya Guanlin membuka mulutnya dan mengerang—akhirnya paham. Ia mengacak rambutnya dan berkata sedikit lirih, “Shit, apa aku belum mengajakmu untuk ke Valentine bersama?”
Jihoon tertawa lepas.
Lucu sekali sahabatnya ini. Ia mengecup pipi Guanlin berulang kali karena gemas karena Guanlin.
“Kau bisa saja mengaku pintar dihadapan Ravenclaw dan berani menantang seorang Gryfindoor. Namun kenapa didepan seorang Hupplepuff kau begitu lebut menggemaskan dan ceroboh?”
Guanlin hanya menghembuskan napasnya kasar dan membalas, “Makanya cepat pilih bajumu.”
Jihoon kembali tertawa atas usaha Guanlin yang ingin mengalihkan pembicaraan.
Hari yang ditunggupun telah tiba.
Semua murid Hogwarts berkumpul di Hall yang telah disulap sedemikian indahnya. Kilauan batu ruby dengan cahaya berwarna merah muda menghasilkan nuansa hangat dan romantis. Layaknya kisah kasih di sekolah yang sangat polos juga mendebarkan. Mereka semua menggunakan pakaian terbaik agar terlihat menawan.
Jihoon dan Guanlin memasuki ruangan bersamaan.
Jihoon terlihat sangat indah. Matanya ia polesi oleh eyeshadow berwarna rose gold, tak lupa eyeliner yang membingkai matanya dengan cantik. Ia menggunakan jas berwarna merah muda dan kemeja putih sederhana. Namun, pada jas yang kenakan terdapat ukiran indah berwarna kuning keemasan diselingi dengan hitam. Ini semua adalah ide dari seorang anak Slytherin, Baekhyun.
Guanlin yang berjalan tepat disebelah Jihoon terlihat mengagumkan. Ia tampak dewasa dengan riasan smoky eyes tipis dan rambut yang ia semir keatas dengan sedikit highlight berwarna hijau. Ia mengenakan jas berwarna hitam dan kemeja hitam pula. Sama seperti Jihoon, di jas yang ia kenakan, terdapat ukiran indah berwrna hijau yang diselingi dengan warna perak.
Mereka berdua terlihat menakjubkan saat bersama.
Acarapun dimulai.
Acara ini diawali dengan jamuan ringan dan permbincangan. Sang MC mengatakan pada pasangan selain kekasih diharap maju kedepan.
Tak disangka cukup banyak yang maju kedepan, akhirnya mereka mengadakan pemainan kecil-kecilan. Pemenangnya mendapat hadiah ramuan random dari Prof. Kyuhyun.
Permainan yang pertama adalah menebak hal apa yang disenangi partnermu. Cukup banyak pasangan yang gugur pada babak kali ini. Terhitung dari 30 pasangan, hanya tersisa 12 lagi.
Permainan kedua adalah saling melemparkan godaan atau rayuan pada pasangan. Ini dinilai berdasarkan kreatifitas ataupun keromantisan rayuan tersebut.
Penantang pertama ialah pasangan Suho dan Yeri, mereka adalah sepupu keduanya bertempat di Gryfindoor.
“Yeri,” ucap Suho diiringi senyumannya.
“Ya?”
“Kau tahu cara untuk mengeja cinta?”
“Tentu! C-I-N-T-A!”
“Kau benar, tapi untukku, cara mengeja cita ialah Y-E-R-I.”
Semua yang disana merinding karena rayuan tidak bermutu dari Suho. Jangankan para penonton, Yeri saja membuat gestur ingin muntah saat mendengarnya.
Leeteuk, guru sekaligus MC diacara ii menyatakan kalau mereka gagal ke babak selanjutnya.
Selanjutnya ada Mark Tuan dan Jackson, sama seperti Jihoon&Guanlin mereka adalah sahabat. Mark berasal dari Ravenclaw, sedangkan Jackson dia Gryffindoor.
“Oke, aku minta Marklah yang merayu Jackson,” ucap Leeteuk dengan senyuman manisnya.
“Halo, Namaku Mark Tuan. Siapa namamu?”
“Jackson?”
Mark tersenyum—nyaris tertawa, “Nama lengkapmu.”
“Jackson Wang. Rayuan macam apa ini!?”
“Dengarkan aku! Aku kira aku suka nama belkangmu, bisakah aku memilikinya dan menjadikannya naaa belakangku juga?”
Semua yang berada disana tertawa, adapula yang menjerit.
So cringy.
Leeteuk menyatakan mereka dapat melanjutkan ke babak selanjutnya.
Selanjutnya ialah Jihoon dan Guanlin. Leeteuk berkata agar Jihoonlah yang merayu.
“Karena Guanlin sangat senang menggunakan bahasa asing, maka aku akan merayunya dalam bahasa asing.”
Guanlin tersenyum kecil dan bergumam, “dasar bocah.”
“Eo? Guanlin?” Jihoon mendekati Guanlin seraya mengecek badannya.
“Did it hurt?”
Guanlin mengerutkan keningnya dan membalas, “What?”
Jihoon mendongak menatap Guanlin dengan wajahnya yang memerah dan mata yang berbinar, “When you fall from heaven ….”
Semua penonton berseru, “Aaa~h,” seakan mereka bangga dengan anak mereka. Namun Guanlin justru memberikan tatapan menuntutnya.
Ia menoel bahu Jihoon dan bertanya, “Did you just call me Satan?”
Dan begitulah, semua penonton akhirnya tertawa tak percaya.
Pada akhirnya, Guanlin dan Jihoon memenangkan acara dadakan ini. Mereka diberi ramuan rahasia oleh sang pembawa acara, Prof. Leeteuk.
Keduanya berjalan kearah sebuah meja didekat disudut ruangan megah ini. Jihoon yang tak sabar segera membuka ramuan itu. Ia mengendusnya dan memicingkan mata. Guanlin melemparkan tatapan khawatir pada Jihoon.
“Eung? Wanginya familiar, seperti ruangan Prof. Kyuhyun dan ruang rekreasi Slytherin dan juga … mint. Astaga baunya sangat kuat.”
Guanlin mengerutkan keningnya lagi dan lagi, ia mengambil ramuan itu dan mengendusnya lallu berkomentar, “Hidungmu bermasalah? Ini bau kukis dan buah persik.”
Guanlin tersentak akan ucapannya. Ia menyadari sesuatu.
“Jihoon, coba endus lagi.”
Jihoon mendekatkan dirinya pada ramuan itu lalu berkata, “Aku tahu bau ini! Tapi aku lupa ….”
Guanlin menarik badan Jihoon untuk mendekat padanya lalu membawa tubuhnya kedalam sebuah pelukan. “Coba bandingkan dengan bau badanku,” bisik Guanlin.
Jihoon mendusel pada Guanlin dan menyadari, bau ramuan itu adalah bau Guanlin. Ia mendongak dengan wajah bersemu dan berkata, “Jadi… itu, adalah-”
“Amortentia,” ucap keduanya bersamaan.
Guanlin tersenyum manis dan menatap Jihoon dengan teduh. Ia menggesekan hidungnya pada hidung Jihoon sebelum mendekatkan wajahnya dan berbisik, “bolehkah?”
Jihoon mengigit bibirnya lalu menempelkan bibirnya sekilas pada bibir Guanlin dan berkata dengan luar biasa lirih, “Ya, tapi jadikan aku milikmu.”
“I owe you, Park Jihoon,” ucap Guanlin sebelum akhirnya mempersatukan kedua bibir mereka.
END
.
.
.
hya gaeZ, jangan nyider2 bangetlah(?) kan ini ada 13 cerita masa sih kalian ga vote satu chapter mah :(
ugH.
btw, kesampean juga buat naru nulis fanfic Hogwarts!AU.
sebenarnya naru potterhead, seorang Slytherin 🐍 (yo! snake pride!) dan seorang Dramione shipper!
sekalian promosi >.<
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro