San彡
Happy Reading!
Teng tong! Teng tong!
Bel berbunyi sebanyak dua kali, menyadarkan penghuni di dorm bahwa ada yang datang.
"Chotto matte!"
Sahutan terdengar beserta derap kaki melangkah ke arah pintu, Iori selaku yang membunyikan bel berjalan mundur sedikit untuk memberikan ruang untuk pintu terbuka.
"Ah, Iori!"
Seruan ceria menyambut kedatangannya, tetapi itu dibalas tatapan datar untuk sang penyapa.
"Tadaima, Nanase-san," ucapnya datar.
Nanase Riku, center grup IDOLiSH7 yang telah menyapanya mengangguk cepat. Menggeser sedikit untuk memberi jalan masuk untuk Iori. Laki-laki setahun lebih muda dari Riku segera masuk bersamaan ditutupnya pintu.
"Hora, ossan! Jangan terlalu banyak minum bir!"
"Aku baru minum 3 kaleng, Mitsu."
"Tetap saja jangan!"
"That's right! Terlalu banyak minum bir mampu membuatmu mabuk, Yamato."
"Souchan, aku ingin makan ousama pudding."
"Tidak, kau sudah menghabiskan 5 puding, Tamaki-kun."
"Cih."
Kericuhan terjadi di ruang santai dengan persoalan masih sama saja, bir dan pudding. Iori menghela napas panjang kala mendengarnya, melangkah begitu gontai menuju kamar. Riku mengikutinya dari belakang, menatap partner subunit-nya khawatir sekaligus bingung.
"Iori, daijoubu?" tanya Riku.
"Daijoubu desu," jawab Iori datar.
"Hontou ni?"
Tap!
Iori menghentikan langkahnya tepat di ruang santai, membalikkan daksa untuk menatap laki-laki bernetra crimson. "Nanase-san, berhenti mengikuti dan menanyakan keadaanku," pintanya dibalas kerutan dahi dari orang bermarga Nanase.
"Eh, nande? Aku hanya bertanya keadaanmu karena kau tampak berbeda," celetuk Riku heran. "Meskipun raut wajahmu sama saja seperti biasanya, datar seakan tidak ada tanda-tanda kehidupan," gumamnya tanpa didengar oleh Iori.
"Berbeda apa maksudmu?" tanya Iori membuat Riku sedikit tersentak
"Y-ya, tampak berbeda saja. Kau seperti murung, apa ada masalah, Iori?" jelas Riku sedikit gagap. Iori hanya terdiam, menatap Riku sejenak lalu membalikkan tubuh untuk pergi ke kamar tanpa sepatah katapun.
Riku mengerjapkan matanya, bingung. Ada apa dengan partner-nya?
"Riku-kun."
Suara panggilan begitu lembut membuat dirinya mengalihkan atensi ke arah laki-laki berusia 20 tahun berjalan menujunya dengan mimik wajah penasaran.
"Ada apa? Apa kalian bertengkar lagi?"
Riku menggeleng sebagai balasannya, laki-laki itu mengerutkan dahinya. "Lalu?"
"Aku juga tidak tahu, Sougo-san. Pertanyaanku saja tidak ia jawab tadi," tutur Riku sama bingungnya. Sougo terdiam sejenak lalu membuka suara, "Apa dia ada masalah, ya?"
Mengangkat bahu, itulah yang dilakukan Riku sebagai balasan perkataannya. Mereka berdua sama-sama terhanyut memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
"Riku, di mana Iori?"
Suara teguran kembali mengalihkan perhatian, mereka menoleh dan menatap seorang laki-laki dengan netra seperti senja. "Iori ... pergi ke kamarnya, Mitsuki." Riku menjawab pertanyaan dengan seadanya.
"Loh? Tidak biasanya dia seperti itu," ucap Mitsuki heran. "Padahal setelah kembali dari tempat apapun, ia selalu menyempatkan diri membantuku untuk membereskan ruangan."
"Sepertinya dia sedang ada masalah, itu sebabnya langsung pergi ke kamar."
Kamar Iori
Temaram, itulah keadaan di kamarnya. Lampu kamar dimatikan, jendela terbuka membiarkan sinar lembut dari bulan menerangi kamarnya meski sedikit. Di sudut kamar, tepatnya di tempat tidur, Iori duduk sembari memeluk boneka besar Usamimi Friends favoritnya. Menyenderkan tubuhnya dengan memeluk erat boneka tersebut, pikirannya kembali melayang ke perdebatan di kafe.
"Apa yang harus kulakukan?" tanyanya seorang diri. "Haruskah aku mengakhiri hubungan ini atau tidak?"
Dua buah pertanyaan terlontar begitu saja, mencoba untuk menemukan solusi atas masalahnya tetapi belum ditemukan.
Gundah, perasaan itu seketika muncul. Perasaan bersalah muncul setelah gundah, kedua perasaan itu mulai menyatu, mengelilingi lubuk hati bak planet-planet dengan matahari. Iori memikirkan bagaimana baiknya untuk hubungan ini, haruskah dilanjutkan kembali meski dari angka nol atau memutuskannya?
Tetapi Iori tidak bisa memutuskannya seorang diri, ia membutuhkan beberapa saran dari orang tepercaya. Satu-satunya orang yang bisa ia percaya hanyalah para member IDOLiSH7.
"Haruskah aku meminta saran dengan mereka?" lirih Iori memikirkannya. "Sebaiknya iya, kuharap mereka memiliki saran terbaik untuk hal ini," putusnya yakin.
To Be Continued!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro