~ Chap II ~
Author POV
Kuzuriha Rui, itulah nama gadis malang yang benar-benar dalam kondisi yang membahayakan nyawanya sendiri. Ia adalah seorang gadis yang tak banyak bicara, semua masalah ia pendam sendiri.
Sejak kecil ia sudah mendapatkan tekanan batin. Ia dahulu mempunyai dua orang tua yang sangat menyayanginya. Tapi semuanya berubah disaat ia menginjak usia 7 tahun. Ayahnya menjadi sering pulang larut malam. Awalnya sang ibu tak memiliki masalah tentang itu. Namun ia terpengaruh oleh tetangganya.
"Bu, kuharap ibu hati-hati." kata si tetangga.
"Hati-hati? Untuk apa?" tanya ibu Rui.
"Suamimu selalu pulang larut malam kan? Siapa yang tahu jika itu karena ada perempuan lain di luar." kata si tetangga.
"Jaga omonganmu! Mana mungkin suamiku begitu?!"
"Tak ada yang tak mungkin. Buktinya, aku bercerai dengan suamiku karena itu."
Sejak hari itu, ibu Rui menjadi lebih posesif dan selalu mencurigai suaminya. Selama 3 tahun selalu begitu, dan Rui hampir selalu menjadi bahan pelampiasan mereka. Tetapi tidak jarang juga mereka berlomba-lomba untuk berbuat baik kepada Rui. Ya, tujuannya adalah untuk mendapatkan hak asuh jika mereka mengajukan perceraian nanti.
Rui muak, ia disiksa namun disaat yang bersamaan, ia juga disayangi. Rui ingin muntah karena terlalu mual melihat kedua orang tuanya yang berpura-pura sayang padanya. Namun di tahun ke 4 pertikaian kedua orang tuanya akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Proses perceraian berlangsung lumayan lama. Dan selama proses perceraian itulah Rui mulai kabur.
一kabur karena muak.
Ia akan seminimal mungkin bertemu dengan orang tuanya. Jika ditanya habis darimanakah Rui, ia akan menjawab, "Pergi bermain." Padahal, ia hanya sekedar mengobrol dengan temannya. Ya, Mafumafu. Mafu biasanya peka dengan kondisi hati Rui. Ketika Rui sedih, ia akan membuka tangannya lebar-lebar dan memeluknya. Ketika Rui senang, Mafu akan ikut merasa senang. Ketika Rui merasa kesal, Mafu akan mendengarkan segala kekesalan Rui lalu mereka berdua akan merasa kesal bersamaan. Disaat itu, mereka akan tertawa mengingat hal itu.
Dan jawabannya akan selalu sama ketika Rui berkata pergi bermain, yaitu, "Kau sudah besar! Jangan terlalu sering pergi bermain! Apa kau tidak malu?!" Lalu dengan sengajanya, Rui akan menggelengkan kepalanya. Kemudian ia akan dihadiahkan sebuah tamparan di pipinya. Rui hanya akan tersenyum miris.
Setelah 1 tahun, proses perceraian selesai. Hak asuh Rui jatuh kepada ibunya. Setiap hari ia berusaha untuk kabur dari rumah itu. Namun tidak bisa. Bahkan dari sekolah pun dia tidak bisa jika tidak langsung pulang.
Lama kelamaan, Rui menyerah untuk kabur dari rumah. Kemudian disaat Rui beranjak ke kursi kelas 3 SMP, Rui keheranan dengan sikap ibunya. Ibunya menjadi lebih lemah lembut, tak pernah lagi mengomelinya, dan apapun yang ia inginkan akan dikabulkan.
Ternyata misteri telah terungkap. Ibu Rui memiliki seorang kekasih baru yang ingin dijadikannya sebagai suami barunya. Ibu Rui lalu bertanya kepada Rui, apakah ia merestuinya. Rui hanya mengangguk asal. Toh, ia tak pernah peduli siapa yang menjadi orang tuanya. Ibunya memiliki suami baru? Apakah itu berpengaruh padanya? Ah, bukankah itu bagus? Sehingga Rui tak akan diperhatikan lagi oleh ibunya. Lagipula suami baru dari ibunya ini nampak cuek pada Rui.
Ketika Rui duduk di bangku kelas 1 SMA, barulah ada perubahan. Ibunya menjadi seorang buruh pabrik. Ia lebih sering mendapatkan shift malam. Dan disinilah hal yang membuat Rui muak. Si suami baru ibunya一Rui enggan menyebut pria itu sebagai ayahnya一akan selalu melakukan hal menjijikkan ketika tak ada ibunya di rumah. Contohnya, ia akan masturb*si di depan kamar Rui yang terkunci. Namun Rui menahannya.
Hingga suatu ketika, Rui sedang kelelahan dan langsung berbaring di tempat tidurnya. Ia lupa jika hari ini ibunya mendapat shift malam dan ia juga lupa mengunci kamarnya.
Sekitar pukul 11 malam, Rui terbangun dan menemukan si suami baru ibunya berada di atasnya tanpa busana dan begitu sadar, pakaian miliknya juga sudah terlepas dan menyisakan pakaian dalamnya saja. Rui benar-benar panik dan ingin segera melepaskan diri, namun pergerakan tangannya telah dikunci oleh si suami baru ibunya. Dan dengan menjijikkannya, dia berbisik, "Ayo kita main sebentar."
Bersambung...
See you next chap!!
-Asahina Mizu-
Kamis, 21 November 2019
662 words
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro