Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

∅4. Akhir

07
Ain't It Fun - Paramore
01.25━━━━━◎─────04.57
↻   ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤ⇆

Hitungan waktu itu terhitung cepat jika tidak ditunggu, tapi terhitung lambat jika ditunggu. Hanya tinggal sebulan lagi sebelum ujian masuk universitas seni Tokyo, dan Ugetsu tidak berharap banyak.

"Operasinya akan dilakukan setelah ujian masuk tahap pertama. Dengan demikian jadwal kamu tidak akan terganggu meskipun dari jauh hari. Secara berkala lakukan check up rutin dua minggu sekali," ujar ayah Ugetsu, Kobayashi. Pria paruh baya itu memberikan amplop coklat yang berisi riwayat penyakit anaknya itu.

"Terima kasih, Ayah."

Kobayashi tidak menjawab dengan cepat. "Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran lagi?"

Ugetsu tersenyum tipis. "Karena menyerah itu bukan pilihan, Ayah. Meskipun Ibu akan senang, tapi itu hanya akan mengikat Ugetsu dan membunuh Ugetsu secara perlahan."

Kobayashi tersenyum tipis. "Setidaknya kamu merasa bahagia, Nak. Itu sudah cukup untuk kami berdua serta kakakmu, Nichi. Hiduplah sepuasmu."

Ugetsu terdiam dengan kalimat itu. Bahagia? Ia bahkan tidak pernah memikirkan itu sebelumnya. Apakah dia bahagia dengan pilihannya atau bahkan hanya mengikuti keinginan tanpa makna diujungnya.

Kemudian, sebuah percakapan antara dirinya dengan Kana. Percakapan yang hangat di ruangan seni saat tinggal mereka berdua di dalamnya.

"Kalau kamu merasa tidak bahagia, aku yang akan membuatmu bahagia. Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja." Kana mengucapkan itu dengan senyuman termanis yang ia miliki.

Sebenarnya aku sendiri tidak tahu apakah ini diperbolehkan atau tidak. Aku sudah hampir menyerah dengan semua permainan kehidupan ini. Bukannya tidak bersyukur, tapi aku benar-benar kelelahan. Mungkin aku memang harus banyak berterima kasih pada orang yang mendukungku hingga sejauh ini. Atau untuk siapa pun yang berada di situasi yang sama denganku dan masih bertahan sampai sejauh ini.

08
Hope for the Underrated Youth - YUNGBLUD
01.18━━━━━◎─────04.01
↻   ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤ⇆


"Apa pun hasilnya, kamu harus tetap bersamaku."

Kana memegang erat tangan Ugetsu, kemudian mereka berpelukan. Dalam hitungan detik, bel berbunyi, menandakan semua peserta harus memasuki ruangan ujian mereka.

Kana dan Ugetsu berada di ruangan yang berbeda meskipun mereka memilih program studi yang sama. Mereka telah banyak melakukan perubahan dalam waktu yang sangat cepat. Mungkin dua bulan atau bahkan lebih, mereka sendiri juga tidak ingat.

Tapi Ugetsu sangat berterima kasih karena Kana sangat keras kepala, dan membuatnya berpikir arah sebaliknya.

"Yah, kalau kamu enggak lihat dari sisi lainnya, kamu juga gak bakal tau apa yang sedang terjadi. Cobalah lihat dari berbagai sudut pandang, Ugetsu!"

Saat mengucapkan itu, Kana tersenyum sangat lebar. Meskipun di mata Ugetsu, gadis itu terjerat oleh benang merah dan harus terus bergerak atau ia hanya akan mati tercekik.

Ugetsu sangat berterima kasih pada dirinya sendiri karena ia tidak berhenti dan masih mau mencoba. Check up rutinnya berjalan sangat baik, dokter hanya menyarankannya untuk mengurangi melukis sebelum jadwal operasinya dilakukan.

"Aku tidak ingin operasi," ujar Ugetsu saat mereka keluar dari ruangan ujian yang sudah selesai pada ujian pertama.

Mereka berada di kafe terdekat, meminum kopi hangat sembari menceritakan tentang apa yang terjadi pada ujian mereka.

Kana memegang tangan Ugetsu yang lebih besar darinya. "Kalau kamu gamau, terus kamu kapan sehatnya?"

"Aku takut jika semuanya tidak berjalan baik-baik saja," balas Ugetsu. Ia menenggelamkan kepalanya di atas meja.

Pesanan kopi latte nya sampai. "Kalau kamu berpikir sebaliknya, kamu pasti akan baik-baik saja. Ayolah, aku akan selalu bersamamu. Jadi jangan takut. Lakukanlah operasinya setelah ini."

"Kana, jika aku tidak lolos ujian tahap pertama, maka kamu harus bisa lolos di universitas seni itu." Ugetsu menatap Kana dengan tatapan sayunya, seolah ia sudah melihat masa depan dan meyakini kalimatnya.

"Kita akan lolos bersama, Ugetsu. Tenang saja."

Lalu, ketika pengumumannya keluar Ugetsu benar-benar tidak lolos. Pemuda itu bahkan tidak memperlihatkan kesedihannya di depan gadis nya itu, karena Kana lolos tahap pertama.

Di dalam kesendiriannya, Ugetsu menangis dalam keheningan. Tidak membuat siapa pun penasaran atau pun khawatir. Ia melakukannya dengan sangat sempurna. Meskipun emosinya memuncak, tetap tidak ada yang mengetahuinya.

Dua hari setelah pengumuman, Kana melanjutkan ujian tahap kedua, dan di saat bersamaan, Ugetsu mulai di masukkan ke rumah sakit untuk melakukan operasi tangan.

"Ayah. Terima kasih sudah mau membantu Ugetsu. Maaf karena tidak lolos ujiannya," ujar Ugetsu. Hanya tinggal beberapa menit lagi sampai perawat menemuinya dan membawanya ke ruangan operasi.

Kobayashi memeluk anaknya itu. "Tidak apa, kamu sudah melakukan yang terbaik, Nak. Saat ini, kesehatan kamu yang paling penting. Ibu dan kakakmu akan ke sini nanti. Jadi berjuanglah lagi."

Ugetsu tahu itu. Masih ada orang yang menantinya. Ia tidak akan berhenti, ia sudah memutuskannya. Ia tidak akan menyerah, ia akan berusaha lebih baik dari sebelumnya. Ia berterima kasih pada banyak orang dan memutuskan akan kembali mencoba ujian masuk tahun depan.

Tamat

Terima kasih sudah membaca karya saya sampai sejauh ini. Nantikan cerita lainnya.

Salam hangat, Ashlan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro