∅3. Pantas
05
Lonely - Noah Cyrus
01.25━━━━━◎─────04.20
↻ ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤ⇆
Ugetsu terdiam cukup lama saat tubuhnya membatu di ruangan keluarga. Di sana sosok yang sudah lama menghilang dari ingatannya tiba-tiba muncul, dengan dua orang wanita yang kaget melihat kedatangannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Ugetsu bersuara, kalimatnya cukup kasar.
"Nak, Ayah--"
"Ayah tidak berhak di sini. Meninggalkan kami seenak Ayah layaknya membuang sampah."
"Ugetsu!" teriak wanita paruh baya
"Apa?!" Ugetsu menoleh ke arah suara. Ibunya sudah meminta perhatian atas teriakannya.
"Ugetsu, Ibu sudah memikirkannya. Mungkin lebih baik jika kamu dirawat oleh Ayahmu. Toh kamu dan Ayahmu punya kesukaan yang sama, jadi lebih baik kamu diasuh oleh Ayahmu," ujar ibunya itu.
Tas Ugetsu terjatuh. Matanya menatap sosok yang selalu ia panggil Ibu itu. "Ibu bercanda, kan? Nichi-nee!"
Gadis yang dipanggil Nichi itu menoleh. "Ugetsu, kamu tidak akan pindah sekolah, tenang saja. Hak asuhmu hanya pindah ke Ayah sampai kamu masuk universitas."
Ugetsu tidak tahu bagaimana kehidupannya sedang berlangsung. Yang ia rasakan saat ini, ia kembali dijatuhkan setelah dibawa terbang tinggi. Ia kembali berada di dalam ruangan yang kosong tanpa satu figura foto pun di dalamnya.
"Kalian para orang tua, egois sekali. Datang dan pergi seenaknya, memutuskan semaunya. Pernah tidak sekali saja memikirkan perasaan anak-anak sepertiku?"
"Ugetsu, ini tentang tanganmu. Bukan tentang Ayah atau bahkan Ibumu. Ayah mau kamu kembali melukis untuk masa depanmu."
06
Membasuh - Hindia
00.31━━━◎─────06.14
↻ ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤ⇆
Sayup-sayup suara percakapan antar siswa merembes masuk di ruangan klub seni saat jam istirahat telah tiba.
Ugetsu duduk dengan kepalanya yang tergeletak di atas meja, matanya tertuju pada Kana yang tengah melukis.
Sejak gadis itu bergabung ke klub seni, guru pembimbing mereka, Chou-sensei, memintanya untuk melukis satu hari 1 lukisan setiap hari dengan apa yang dipikirkannya pada hari itu.
"Kamu masih tidak mau merubah pikiran untuk masuk ke universitas seni Tokyo?" Kana bersuara, ia sesekali mencuri pandang ke arah Ugetsu.
Ugetsu menegakkan kepalanya, kemudian menyenderkannya pada sisi tangannya yang lain. "Sebenarnya kemarin ayahku datang ke rumah. Dia mau mengambil hak asuh dari Ibuku dan melakukan operasi pada tanganku. Yah, dia orang kesenian, pasti akan melakukan apa pun pada aset berharganya."
"Tak peduli apa yang dibilang Ayah kamu, tapi kamu sendiri bagaimana? Mau melakukamnya sebagai aset Ayahmu atau sebagai diri kamu sendiri?" Kana berhenti melukis. Ia berdiri dari tempatnya, lantas duduk di depan Ugetsu menatapnya dengan serius.
"Aku sangat ingin menjadi pelukis sebagai diriku sendiri. Tapi, apa aku yang sudah menyerah seperti ini masih bisa melanjutkannya? Setelah dua bulan lebih menghentikan ini? Apa aku masih pantas?"
Kana meraih tangan Ugetsu, meremasnya dan memeluknya di dalam dekapan. "Kamu pantas, Hayate-san."
Ugetsu meletakkan tangannya di pipi Kana. "Lalu, jika jadi pacarmu, apakah aku pantas?"
Bisakah kita tetap memberi
Walau tak suci?
Bisakah terus mengobati
Walau membiru?
Cukup besar 'tuk mengampuni
'Tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Saat ini Ugetsu ingin bergerak kembali, bangkit pada dirinya yang sempat terhenti. Ia tidak ingin memikirkan ibu, ayah, atau bahkan kakaknya saat itu. Yang ia pikirkan adalah bagaimana ia bisa menyaingi gadis yang ada di hadapannya setelah tertinggal beberapa langkah.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro