Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

∅2. Hanya

03

Perfume - Mehro
01.05━━━◎───────02.30
↻   ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤ⇆

"Ugetsu! Ada yang nyari!"

Ugetsu menoleh saat merasa namanya dipanggil. Ia menggerakkan tubuhnya menuju depan pintu, dan menatap satu gadis yang ia yakin pernah melihatnya.

"Hayate Ugetsu-san?"

Ugetsu mengangguk. "Ya ... ?"

"Ah, perkenalkan, saya Fumiko Kana dari kelas 3-5, anggota klub seni yang baru. Miyuki-san bilang kalau saya ingin bertanya tentang ujian masuk universitas seni Tokyo, saya bisa bertanya pada Hayate-san. Tentu saja jika kamu tidak mau, tidak apa-apa! Saya hanya tidak tahu harus bertanya pada siapa!" Kana berseru dalam setiap ucapannya. Ia gugup tapi ia juga penasaran.

Ugetsu tersenyum tipis. "Tidak masalah. Mau cari tempat yang lebih nyaman untuk berbicara?"

Kana mengangguk cepat dan semangat.

Mereka berdua akhirnya menuju taman sekolah dengan dua kaleng minuman di tangan mereka.

"Sejujurnya saya juga tidak terlalu tahu lebih detil karena setiap tahun ujian masuknya selalu berbeda. Kamu mau ambil apa?" Ugetsu mulai berbicara.

"Program studi Lukisan cat minyak."

"Ah, sama. Jadi ujiannya pasti dibagi-bagi. Ujian cat minyak biasanya memiliki persyaratan yang ketat akan alat apa saja yang boleh digunakan. Untuk tipe ujiannya, biasanya di awal peserta diminta menggambarkan sesuatu sesuai tema. Untuk ujian pertama seperti itu," jelas Ugetsu. Ia menegak minumannya.

"Pertama?"

Ugetsu mengangguk. "Jika lolos ujian pertama maka akan lanjut pada ujian kedua. Biasanya jika tidak menggunakan patung maka akan menggunakan model telanjang, dan peserta diminta untuk menggambar sesuai teori dan tema yang mereka pikirkan. Hanya saja ..."

"Hanya saja?"

"Hanya saja ujian kedua berlangsung selama tiga hari dalam waktu beberapa jam. Dan kembali perlu diingat bahwa setiap tahunnya berbeda makanya info ini tidak terlalu akurat," tambah Ugetsu setelah meyakinkan dirinya.

Perlahan aroma yang manis menggelitik hidungnya. Aromanya seperti buah beri yang berasal dari gadis yang sedang berbicara dengannya.

"Apakah kamu benar-benar mengikuti ujian masuk di cat minyak?"

Ugetsu menoleh. Kemudian ia mengelus tengkuknya. "Sebenarnya tidak. Saya sudah menyerah untuk memasuki universitas seni Tokyo. Mereka memiliki saingan yang kuat, dan di antara itu hanya sedikit anak baru lulus yang bisa masuk universitas itu, sisanya adalah anak-anak gapyear."

"Kamu menyerah hanya karena itu?"

Ugetsu terdiam. Bukan karena pertanyaan yang sepele. Tapi karena tatapan yang merasa menyerah itu bukanlah sebuah pilihan.

"Saya mengalami cidera, dan sangat tidak mungkin jika tetap melukis," ujar Ugetsu yang melemah saat menatap Kana.

"Tapi kamu tetap bisa melukis, kan?"

Ugetsu mengangguk. "Kalau saya melakukan operasi, saya bisa. Lagi pula, Ibu saya tidak mendukung jika saya melukis. Lebih baik memikirkan program studi yang lain daripada memaksakan kondisi."

"Hayate-san, bagi saya itu hanya sebuah alasan. Jauh di dalam hati kamu, kamu masih mau melukis meskipun tanganmu akan patah, kan?"

Ugetsu itu tidak tahu harus merespon bagaimana tapi yang dikatakan Kana benar adanya. Ia tetap akan melukis dan akan terus melukis walaupun tangannya tengah terluka. Ia hanya menyerah pada keadaannya saat ini. Mengikuti kemauan ibunya paling tidak untuk membuat wanita yang mengandungnya itu bangga.


04
Daddy Issues - The Neighbourhood
01.25━━━━━◎─────04.20
↻   ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤ⇆



Ruangan klub seni kini sedang diramaikan oleh anggotanya sejak jam klub di mulai. Beberapa dari mereka sudah menggambar di buku sketsa sembari menunggu pembimbing mereka.

Ugetsu menatap Kana dengan rasa penasaran. Saat jam istirahat sebelumnya, ia tidak melihat Kana dengan jelas, tapi kini ia bisa melihat luka lebam serta beberapa plester di tangan gadis yang sedang melukis itu.

"Luka itu ... Kamu dapat dari siapa?" Ugetsu bersuara setelah diam-diam mendekati Kana.

"Ayahku," jawab Kana santai. Ia menggoresi kanvas dengan pensil HB-nya.

"Tidak perlu khawatir. Ini hal yang biasa sejak saya masih kecil. Hubungan saya dengan Ayah saya tidak baik. Dia hanya pekerja kantoran yang pulang selalu dalam keadaan mabuk. Jika ia merasa terganggu maka akan memukul. Mungkin dia hanya stres. Walaupun begitu, saya hanya memiliki Ayah saya di dalam hidup saya." Kana bersuara lagi.

"Ibu kamu?"

"Ibu? Saya tidak punya. Dia menghilang saat umurku 4 tahun. Pergi bersama selingkuhannya, membuat keluarga bahagia yang baru."

Ugetsu merasa percakapan itu makin berat. Di saat dirinya yang tidak memiliki ayah, gadis yang ada di hadapannya justru tidak memiliki ibu. Semakin lama, rasa penasaran itu mendarah daging pada Ugetsu.

"Hei, cobalah melukis. Saya ingin melihat lukisan kamu."

Ugetsu menoleh, senyuman milik Kana itu menggerakkan hatinya. Ia mengambil kanvas kecil serta penyangga dari ruangan penyimpanan. Ia duduk di sebelah Kana dan mulai melukis.

Sejujurnya Ugetsu tidak tahu ingin melukis apa. Tapi tangannya bergerak sendiri.

"Ternyata kamu masih bisa melukis." Satu kalimat itu keluar dari mulut Kana dengan tawa yang mengikutinya.

Tanpa disadari, wajah Ugetsu memerah layaknya tomat matang.

"Hei, mari berbicara informal."

Ugetsu bersuara, gadis yang ada di hadapannya itu sudah merubah caranya berpikir.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro