Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

☁︎ 𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 1

Genre : Romance
Warn : 12+, alur yang ngawur, plot cerita yang tidak menarik.

"Hei! Bagaimana jika kita pergi ke cafe yang terkenal itu besok?"

"Hahaha~ boleh saja"

"Bagaimana dengan nilai mu? Apakah aku bisa melihatnya?"

" Waaa waa waaaaa"

Berbagai suara memasuki pendengaran gadis bersurai [H/C].
Dunia itu sekarang sedang berpihak di bulan Maret, dimana kebanyakan sekolah di Jepang mengadakan upacara kelulusan untuk semua murid, atau juga bisa disebut sebagai sotsugyou shiki (卒業式) .

"Haah~"
Terdengar suara hembusan nafas keluar dari seorang gadis bersurai [H/C].
Sambil menggenggam surat kelulusan di tangannya, ia melangkahkan kakinya, berjalan menuju pintu keluar dari gedung itu.

Jika murid lainnya sedang bersama dengan teman-teman atau sahabat mereka, gadis ini hanya memandang semua itu dengan tatapan datar, tidak ada cahaya yang terpantul di kedua netra [E/C] milik nya.

'Sama saja.... Tidak ada yang berubah...'
Batin nya.
Ia berjalan menuju gerbang sekolah yang akan ia tinggalkan itu, dan menemukan sosok ibu nya berdiri di sana.

Wanita berparas elegan dengan Surai [H/C] itu melambaikan tangannya kepada [Name].
"[Name], selamat atas kelulusan mu.Ibu sangat bangga." Ucapnya sembari memeluk erat tubuh anak perempuan nya.

"Iya.... Terimakasih, Kaa-san."
Balasnya, dengan senyuman tipis tercetak di wajah nya.
Mereka berdua berjalan menuju lokasi dimana rumah mereka berada.

Sembari dalam perjalanan ke kediaman keluarga mereka, beberapa gadis yang sepertinya sedang Hang-out bersama melewati mereka.

"Hei, bagaimana kalau kita menonton film besok?"

"Ah, sepertinya ide yang bagus"

"Baiklah, tetapi kau saja yang bayar tiketnya"

"Heh, enak saja"

"AHAHAHAHA"

Suara tawa ceria dan perbincangan hangat memasuki telinga kedua orang itu.
"[Name]...." Ibu nya membuka suara.
Tahu apa yang akan dikatakan ibu nya, gadis itu menghembuskan nafas sembari memutar kedua netranya.

"Aku tahu, aku akan mencari teman di SMA nanti."
Balasnya dengan tenang dan disambut senyuman oleh lawan bicara nya itu.

'Hm, semoga saja.' batin [Name].

Time skip.
Beberapa bulan kemudian....

Hari pertama di SMA pun tiba.Dimana murid-murid lainnya mulai berkenalan dan mencari teman mereka.
Dan lagi-lagi, [Name] menyendiri di lorong yang sepi.
Menikmati pemandangan sekolah barunya melalui jendela.

Surai gadis itu melayang dikarenakan angin yang berhembus lembut di jendela.
Beberapa gadis melewati dirinya, tanpa sengaja ia menangkap perbincangan mereka.

"Hei, apakah kau tahu? Katanya jika kita menulis permohonan di kertas, membentuk kertas itu menjadi pesawat kertas, dan menerbangkan nya, permohonan itu akan terkabul"
Kata salah satu gadis itu.

Saat sosok mereka menghilang dari pandangan [Name], gadis itu berbisik pada dirinya sendiri.
"Rumor yang bodoh.... " Katanya.
"Tetapi layak untuk dicoba, apa boleh buat." Lanjut nya lagi.

Ting tong Ting tong

Waktu dimana bel berbunyi, menandakan pembelajaran hari ini telah selesai.Murid-murid mulai meninggalkan kelas dan kembali ke rumah mereka.

Saat ini, hanya [Name] sendiri yang terdapat di ruangan kelas nya.Ia mengambil secarik kertas, menulis beberapa kata di atasnya menggunakan pulpen.

Jika dilihat dengan baik, tulisan yang berada di kertas itu berbunyi berikut :

"Aku menginginkan seseorang yang dapat berada di sampingku."

Setelah itu, jari jemarinya bergerak melipat kertas itu dan berakhir dengan bentuk sebuah pesawat kertas.

Berjalan menuju jendela yang terdapat di kelas nya, Ia mengamati pemandangan dari jendela itu sejenak.
"Semoga... Ini berhasil." Bisiknya pada kertas pesawat tersebut.

Ia menerbangkan pesawat kertas tersebut.Waktu yang sangat tepat, angin berhembus menerbangkan benda itu di bawah langit biru yang terbentang luas.

Gadis itu berjalan menuju bangkunya, mengambil tas miliknya dan berjalan menuruni tangga untuk kembali ke kediaman nya.

Sembari berjalan menuju gerbang sekolah nya, sesuatu menepuk bahunya dengan lembut.
Gadis itu reflek berbalik dan mendapati sebuah sosok yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Sosok seorang pemuda bersurai putih dengan beberapa helai surai kemerahan berada di hadapannya.
Pemuda itu membuka suaranya,

"Permisi, apakah kertas pesawat ini milikmu? Tidak ada murid lain di sekolah ini selain kita."
Suara lembut nan hangat memasuki pendengaran [Name].

"Ah-- iya, itu milik ku."
Balas [Name].
Pemuda itu memberikan benda itu kepada pemiliknya.
"Terimakasih, anu...?" Kata [Name] menggenggam pesawat kertas tersebut.

"Ah, namaku Kaedehara Kazuha.
Bagaimana dengan mu?"
Balas pemuda itu, dengan arti lain ia mengajak [Name] untuk berkenalan.

"[Name], [Lastname] [Name].
Kata gadis itu dengan netra [E/C] nya yang menatap netra indah pemuda itu.
Bagai musim gugur yang indah.

"Salam kenal, [Lastname]-san."
Pemuda itu mengulurkan tangannya.
[Name] membalas uluran tangan nya,
"Kau boleh memanggil ku [Name]."
Balas gadis itu menatap dalam netra lawan bicaranya.

Pemuda itu terdiam sejenak, dan membalas perkataan gadis di hadapannya ini.
"Baiklah [Name], tetapi tolong panggil aku dengan namaku juga"

"Kalau begitu ..... Kazuha-san...Apakah anda mau menjadi teman saya? Bilang saja kalau tidak ingin" Balas [Name] dengan sedikit rona merah terlukis di wajahnya.
'Sepertinya kertas pesawat itu tidak berhasil, hahh.... Kalau begitu, kebetulan sekali ada kesempatan' batin [Name].

Dengan sedikit jeda, akhirnya pemuda itu membalas perkataan nya.
"[Name]-san, mari kita berteman" Kata pemuda itu dengan sebuah senyuman hangat, senyuman hangat yang seakan menyatu dengan langit senja yang indah.

"B-baik, mohon bantuannya, Kazuha-san"
Kata [Name], merasa sedikit canggung karena rona merah di wajahnya yang tidak dapat ia kendalikan.
Perkataan tersebut dibalas dengan senyuman pemuda itu.

Seiring dengan warna senja yang mulai mengambil ahli di langit, mereka berdua berjalan bersama, melangkahkan kaki mereka, pulang bersama menuju kediaman mereka masing-masing.

Dari sanalah, kisah pertemanan mereka dimulai.

Sampai....

Teng Teng Teng

Suara lonceng di sebuah kapel berbunyi.
Para burung bernyanyi, bunga-bunga bermekaran, angin sejuk berhembus.
Dibawah langit biru yang terbentang luas, tampak sebuah pesta pernikahan sedang digelar.

Sang pengantin wanita telah tiba dengan gaun putih panjangnya yang berkesan elegan dan manis.
Tampak di altar bagian kanan, sang pengantin pria berdiri menggunakan jas putih sembari menampilkan senyum bahagia nya.

Kini janji pernikahan akan segera dikatakan oleh kedua mempelai.

" Kaedehara Kazuha, apakah kau berjanji akan selalu mencintai [Lastname] [Name], menjaga nya di saat ia sakit, bahkan di saat ia dalam keadaan terburuknya? "

Sang pengantin pria membuka suaranya, dengan senyuman indah,
" Iya, saya berjanji "

Mengarah ke pengantin wanita.
" [Lastname] [Name], apakah--"
Memotong perkataan pendeta, sang pengantin wanita berkata,

" Ya, saya berjanji.Apapun itu, saya berjanji "
Suara lembut dan tegas itu membuat sang pengantin pria sedikit terkesiap, lalu disusul oleh senyuman hangat khas nya.

"Baiklah, silakan berciuman."
Kata sang pendeta.

Kedua insan yang resmi menjadi pasangan suami-istri itu pun berciuman, saling mempertemukan kedua bibir lembut dan ranum milik mereka, dengan air mata kebahagiaan yang menetes.

Dibalik altar tersebut, tampak sebuah pesawat kertas.
Kertas yang digunakan tampak sedikit dipenuhi oleh abu dikarenakan waktu yang terus mengalir, melewati berbagai kenangan dan momen indah.

Disaat angin berhembus sedikit kencang, pesawat tersebut terbang ke langit biru yang indah, dan menghilang bagai buih-buih mimpi.

Tetapi yang pasti, tampak beberapa kata di pesawat kertas itu sebelum benda tersebut menghilang.

Love is like the wind, you can't see it, but you can feel it.














Project : Paper Plane
By : Harunacchi

Tamat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro