It's Kinda Weird for Us
"So, lo pilih yang mana?"
Daylin berpikir sejenak. Bibirnya dilipat ke dalam terlihat serius sekali, sementara Jerka menyandarkan tubuhnya dengan santai karna apapun pilihan Daylin, dia tetap untung.
"Cuma foto doang, kan?" tanya Daylin pada akhirnya. Jerka mengangguk, matanya yg semula memejam kini terbuka, balas ngelirik cewek itu yg kembali terlihat berpikir. Jerka berdecak kesal, "Ck, lama banget sih, gue cabut ya."
"Eh eh tunggu dulu!" Daylin nahan lengan jaket Jerka, membuat cowok itu kembali duduk. "Apa? Udah mikirnya?"
Daylin mengangguk, "Iya, gue mau."
"Mau apaan?"
"Foto."
"Dah lah, gak usah. Gue udah gak mood," ujarnya santai. Emang sialan banget. Setelah membuat Daylin memutar otaknya untuk berpikir, bahkan menurunkan harga dirinya cuma buat bujuk cowok itu, Jerka dengan seenak jidatnya malah menolak.
"Eh ya gak bisa gitu dong!" Jelas Daylin protes, tapi Jerka mah bodo amat. Cowok itu udah buka pintu mobil, mau keluar tapi Daylin langsung menahannya. Bukan dengan tangan, melainkan dengan duduk di pangkuannya, membuat cowok itu seketika memaku di tempatnya.
"Jangan pergi dulu, kita kan belum foto," ujar Daylin serius, tanpa beranjak dari pangkuannya. Duduk dengan nyaman di atas paha kanannya yg menopang kuat.
Berbeda dengan Daylin yg terlihat biasa aja, Jerka justru merasa sangat kacau hingga tidak bisa menatap mata cewek itu. "Gue udah bilang kan gak us—" perkataannya terhenti saat Daylin tiba-tiba aja narik wajahnya hingga wajah mereka saling bersinggungan dengan tangan Daylin yg menahan salah satu pipinya.
Belum sempat Jerka mencerna apa yg baru saja terjadi, cewek itu kembali menyahut, "Jerk, fotonya yg bener, liatnya kesini, satu dua—"
Cekrek!
"Sip, udah." Daylin langsung kembali ke tempatnya semula seolah gak terjadi apapun, sementara Jerka masih ngebug.
"Captionnya terserah gue ya, yg penting gue post."
Jerka ngangguk aja, kayaknya ada yg gak beres sama dia, mendadak jadi pusing.
"Nih, dah gue upload!" Daylin menunjukan layar ponselnya pada Jerka. "Sesuai kesepakatan, mulai sekarang, lo gak boleh ganggu hubungan gue sama Lino, jadi lo kudu batalin pertemuan malem ini, ok?"
"Hmm."
"Ok, kalo gitu gue balik ya." Daylin langsung ke luar dari mobil dan berjalan menuju asramanya. Jerka yg masih ada di dalam mobil cuma ngeliatin cewek itu sampe menghilang di belokan.
"Gila, barusan gue ngapain?"
Bodo. Bodo. Bodo.
Barusan gue ngapain anjir?!
"Dasar Daylin bego, kenapa lu mau aja nurutin perkataan si Jerk itu, hah?"
Sesampainya Daylin di kamar, cewek itu uring-uringan sendiri. Gak peduli sama gedoran kedua temennya di luar sana, sekarang dia beneran merasa jadi orang paling bego di dunia.
"Sorry guys, gue lagi gak pengen diganggu sama siapapun malem ini!" Pekiknya keluar hingga suara gedoran itu tak lagi terdengar.
Membenamkan wajahnya pada bantal, cewek itu sedikit mengintip foto yg diambil tadi di ponselnya. Memperhatikan detail, dimana tangannya dengan enteng menyentuh pipi Jerka sementara pipi mereka saling bersentuhan. Padahal itu sudah berlalu, tapi masih berasa sampe sekarang membuat Daylin rasanya pengen ngilangin rasa hangat pipi Jerka itu di pipinya.
"Aaa mama ... Kenapa harus sedeket ini sih. Padahal kan fotonya bisa aja dari jauh ahh sial ... Daylin lu bego banget!" gerutunya denhan kedua kakinya menendang-nendang udara.
Setelah puas melampiaskan segala emosinya, Daylin kembali mengambil hapenya. Lagi, dia merhatiin foto yg tadi, kali ini fokusnya pada ekspresi Jerka yg datar, malah terlihat kesal, membuat bibirnya kembali mencibir.
"Dih, ekspresinya nyebelin banget. Kesannya jadi kayak gue yg maksa buat foto, padahal dia yg minta."
Tadi tuh Daylin bisa aja minta foto lagi tapi dia keburu sadar dengan posisinya yg awkward dan pengen langsung buru-buru cabut aja dari sana karna malu.
Well, yeah, penyesalan emang selalu terasa diakhir. Jadi Daylin nganggep ini sebagai pengorbanan buat mempertahankan pertemanannya dengan Lino.
"It's okey Daylin, udah gak usah dipikirin lagi. Bodo amat sama komentar orang, yg penting lo gak kehilangan seseorang yg cukup penting," monolog Daylin, menyemangati dirinya sendiri.
Dia cukup sering melakukan itu disaat dia merasa terpuruk atau merasa telah melakukan kesalahan. Hal itu cukup ampuh untuk membuatnya kembali tenang dan tidak memikirkan hal yg tidak penting. Daylin mungkin tidak bisa mengontrol orang lain, tapi dia memiliki kendali penuh untuk mengontrol dirinya sendiri, dan itu sudah lebih dari cukup.
"Okey, lets sleep."
Daylin memutuskan untuk tidur lebih awal. Baru saja matanya terpejam, wajah Jerka langsung muncul, membuatnya kembali terjaga.
"Hah ... Kayaknya gue butuh obat tidur."
Jerka melompat ke atas kasurnya. Tidur tengkurap dengan ponsel di tangannya. Kembali membuka ig untuk melihat caption postingan Dahyun yg di upload tadi.
Caption: Malesin banget punya cowok ngambekan gini 😒 @shalenky.jk
"Anjir, gemes banget!"
"Ngapain lo senyam-senyum kek gitu?" celetuk Chandra yg baru aja beres mandi, membuat Jerka refleks membalikan ponselnya dan berdeham.
"Siapa yg senyam-senyum? Lo salah liat kali."
Chandra menatapnya curiga, tapi cuma sebentar, dia kembali fokus keringin rambutnya yg basah sembari naik ke atas ranjangnya.
"Btw, malem ini lo gak jadi nemuin si Lino?" tanyanya setelah beberapa saat.
Jerka yg masih anteng sama ponselnya refleks mengangguk walaupun Chandra tidak melihatnya. "Hmm ... Ada urusan yg lebih penting."
"Apa? Ketemu Daylin?"
Pergerakan tangan Jerka terhentu. "Kok lo tau kalo gue habis ketemu dia?"
"Ya tau lah, kan gue punya ig bego."
"Ah iya juga ya." Jerka menertawakan kebodohannya sendiri terus ngebug, saat otaknya memproses sesuatu. "Tunggu, itu artinya lo—"
"Ya, gue ngefollow Daylin. Kenapa? Gak boleh?"
"Ck, emangnya gue sebocah itu apa? Itu kan hak lo, mau follow atau kagak, bukan urusan gue."
"Bagus deh kalo gitu. Cewek kayak Daylin tuh emang paling gak bisa diatur, jadi lo harus ekstra sabar ngadepinnya."
"Iya, gue tau, lebih tau soal dia daripada lo." Nadanya penuh kekesalan.
Chandra tersenyum miring. Cowok itu membaringkan tubuhnya. Posisi ranjangnya di atas, sementara Jerka di bawah.
"Jer."
"Hmm."
"Waktu itu lo bilang, kalo gue boleh deketin Daylin selagi gue bisa, kan? Apa itu masih berlaku?"
Jerka membuka matanya. Menatap langit-langit yg bergambar galaksi dominasi warna ungu dan biru tua. Jika waktu itu dia bisa menjawabnya dengan mudah, kali ini, rasanya sulit. Kayaknya, emang ada yg aneh deh dari dirinya karna dia tidak suka mendengar ucapan Chandra barusan.
"Kayaknya ... Engga. Sorry, gue emang egois, dan lo tau itu."
Hayoloh, kayaknya ada yg mulai ada rasa nih 😌
Anyway, Selamat hari raya idul fitri 1443H, bagi yang merayakan.
Taqoballahu minna wa minkum. Taqoballahu minna ya karim. Minal aidin walfaizin semuanyaa, mohon maaf lahir dan batin ya. Maaf kalo selama ini aku ada salah-salah kata yg menyakiti hati kalian, semoga kita bisa ketemu lagi bulan ramadhan di tahun yg akan datang 🙏💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro