ᴍᴀʀɪᴏɴᴇᴛᴛᴇ
Seakan mereka mengetahui bahwa kita adalah Marionette sempurna yang tak pernah melakukan kesalahan. Seakan kita adalah Marionette patuh pada perintah yang mereka berikan. Seakan semua yang kita perbuat adalah sebuah perintah dari mereka sehingga tidak ada satupun celah dimana kita bisa membantah perintah itu. Hanya dapat menganggukkan kepala patuh terhadap perintah tersebut. Maupun itu perintah yang baik ataupun yang buruk. Seakan mereka tidak memperdulikan apapun perintah yang mereka berikan hanya kita yang merasakan akibat dari perintah itu. Mereka sendiri hanya duduk menyaksikan apapun yang kita lakukan. Mereka yang menjalankan diri kita harus melakukan apapun yang mereka inginkan.
Tapi apakah mereka pernah sekali saja bertanya kepada kita ,
“Apakah kau lelah ?”,
“Apakah itu terlalu berat bagimu ?”.
Seakan pertanyaan itu adalah hal tabu tidak bukan hal tabu melainkan hal yang tak dibutuhkan untuk bersimpati pada Marionette. Yang hanya bisa menjawab ketika tapi yang menggerakkan kepala nya itu digerakkan seolah membuat jawaban iya atau tidak, dikarenakan mulut yang ada hanya menjadi hiasan saja. Marionette yang mereka anggap sebagai boneka yang mereka gerakkan saja. Mereka berpikir untuk apa menanyakan hal tabu seperti itu pada boneka yang mereka gerakkan. Bukankah menanyakan hal itu termasuk sesuatu yang gila jika ditanyakan pada boneka mereka. Itulah isi pikiran mereka sehingga tak pernah sekalipun mereka menanyakan hal itu.
Terkoyak secara perlahan layaknya kayu yang lapuk akibat rayap. Seluruh jiwa menghilangkan ekstensi nya bersamaan dengan hembusan nafas terakhir dan pertama yang dirasakan. Ucapan yang terdengar darinya hanyalah perintah semata dari mereka. Tali tali boneka tipis nan tajam yang hanya menggerakkan diri kita saat ini.
Rasa ingin melarikan diri sangatlah tinggi , tapi satu pertanyaan itu menghantui kita. “Jika melarikan diri, kemanakah kita akan pergi ?”. Bukannya tidak ada tempat yang akan dituju hanya saja seolah terdapat rantai yang terlihat jelas di depan kita. Rantai takdir yang seolah mengatakan bahwa kita hanya akan menghabiskan waktu menjadi Marionette. Rantai yang tak dapat di lepaskan walau berusaha sekuat tenaga.
Kita sebagai Marionette memang mendapatkan posisi serba salah. Terutama oleh para pemilik kita yang sangat-sangat ketat. Tidak bisa sembarangan bergerak. Hanya bisa bergerak sesuai keinginan mereka. Ada batasan untuk menjadi diri sendiri. Seakan akan sangat banyak batasan terhadap diri kita sendiri itu.
Kita hanya bergerak untuk memenuhi kebutuhan ataupun hiburan mereka. Seakan-akan sudah jelas bahwa kita hanya harus menurutinya seperti demikian rupa. Harus selalu menurut tanpa membantah satu patah katapun bahkan bergerak satu inci tanpa mereka suruh saja kita sudah diberikan hukuman. Seakan kita ini hanya alat saja tanpa jiwa yang berada di dalam nya. Hanya bisa melakukan perintah mereka dengan sangat sempurna juga patuh. Sampai sampai tidak jarang itu juga mengakibatkan kita tak dapat merasakan kebebasan.
Di satu sisi kita bertanya-tanya kenapa berada pada keluarga seperti ini. Di satu sisi kita juga tidak bisa sembarangan berucap karena itu adalah orang tua kandung. Di satu sisi jiwa juga memberontak ingin bebas
Torehan tinta membentuk tiap kata dapat di torehkan akan Kita sang Marionette. Tapi pada kenyataannya kita hanyalah manusia bukan Marionette.
ᴍᴀʀɪᴏɴᴇᴛᴛᴇ - ᴇɴᴅ
_________________________________________________________________________________
Ekhem-- jadi gini oneshoot orific ini tercipta saat aku dan Nomi a.k.a 4_SaKUra_4 sedang sama sama tertekan mental bersama di WhatsApp dan yah hampir secara keseluruhan kata di oneshoot orific ini adalah chat kami. Lalu ku rangkai dan ku perpanjang juga dengan tambahan beberapa kata dari Naomi maka jadilah orific ini.
Rin & Naomi
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro