Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1

Cast : Sakura.H × Ikemen Prince

Ganre : Kingdom, Romance

●○●○●○●○

●○●○●○●○

●○●○●○●○

Membuka mata cepat, langsung bangun dengan nafas memburu.

Di tengok kanan - kiri.

Ia seperti tengah berada di rumah kecil tapi tidak begitu gubuk.

" Jadi... Mimpi? Tunggu. Apa itu... Mimpi??? " Gumamnya pada diri sendiri.

Di lihat tangannya yang mungil. Ia melihat jendela tidak jauh darinya. Ia, seorang Haruno Sakura berubah menjadi anak - anak berusia 8 tahun?

Badan kecil kurus, pakaian yang tidak bagus tapi masih layak, rambut sebahu dengan mata hijau bulat dan ada tanda segi empat di dahinya.

" Kau akan terlahir kembali sebagai manusia biasa. Kekuatanmu akan tersegel sampai saatnya tiba. Namun, kau masih memiliki ingatan di kehidupanmu sebelumnya."

" Misimu adalah. Pilih salah satu dari delapan pangeran "binatang" berbahaya untuk dinobatkan sebagai raja berikutnya. Tapi waktunya singkat. Kau harus menemukan kecantikan hati sang pangeran sebelum kelopak terakhir dari mawar ajaib jatuh. Kau juga harus menghentikan seseorang yang berniat jahat, seorang yanga mengatakan sebagai peran utama."

" Terperangkap dalam pusaran kutukan dan rahasia kelam, bisakah kau menemukannya, wahai gadis manusia."

" Jalani kehidupan barumu di dunia baru ini. Kau telah telahir kembali. Semoga kau tidak mati di kehidupan baru ini."

Mulut kecil Sakura mulai mengab-mengab.

Dia tidak memercayai apa yang dia mimpikan. Tidak percaya! Jadi untuk membuktikan, dia keluar rumah mencari sesuatu sebagai bukti.

Ternyata agak jauh sampai di sebuah pasar. Dia menanyakan sama semua orang dewasa di sana dan jawaban mereka adalah....

" Tempat ini adalah kekuasaan Kekaisaran para hewan buas tinggal."

" Hewan buas? Tidak ada manusia, paman? "

" Manusia masih hidup tapi tidak banyak, dan yang tinggal di sini para hewan buas berwujud seperti manusia, kami memiliki darah, kekuatan dan bau hewan buas. Seperti paman. Paman adalah kuda."

Mendengar jawaban dari orang dewasa yang tidak berbeda jauh, melihat bendera yang tidak seperti di desanya, Sakura mulai yakin kalau dia hidup kembali dan tinggal di dunia lain.

Dunia hewan berwujud manusia.

Tidak masuk akal tapi ia harus menelan pil pahit kalau itu ada.

Pernah dia mendengar seekor hewan merubah wujud mereka menjadi manusia di sebuah buku di perpustakaan milik desanya. Tetapi ia tidak menyangka aja kalau itu ada. Sakura kira itu cuma karangan yang tidak berarti.

" Hahh. Kayaknya. Di kehidupan kali ini, aku harus berjuang lebih keras dari kehidupanku sebelumnya." Gumam Sakura pada diri sendiri.

Dan sudah sekitar seminggu Sakura Haruno baru kita memulai kehidupan baru dia di dunia baru. Ia sangat beruntung masih bisa di hidupkan, tapi tidak menyangka saja kalau dia di hidupkan di dunia agak aneh ini.

Sakura masih kecil. Dia ternyata anak telantar, entah bagaimana dia bisa tinggal di rumah itu.

Tidak ada makanan, rumah ini memiliki satu petak saja, jadi kasur, dapur semua dijadi satu, kalau kamar mandi ada di pintu pojok, itupun kamar mandinya kecil. Jadi untuk memenuhi kebutuhan, Sakura mengumpulkan uang dengan cara bekerja membantu kedai atau toko.

Beruntung toko atau kedai dia datangi mau membantunya. Walau banyak pemilik toko atau kedai menanyai kenapa dia tidak memiliki bau hewan seperti mereka?

Tapi, mungkin keberuntungan Sakura, ada pemilik kedai berpikir mungkin dia masih kecil jadi bau itu belum ada. Dan Sakura harus bernafas lega. Hanya saja itu tidak lama, ia harus cari cara gimana mereka tidak curiga kalau dia tidak seperti mereka? Tapi dia manusia asli.

Dalam perjalanan pulang kerumah, dia melihat ada anak kecil tengah di lempari batu kecil sama anak - anak kecil lainnya.

" Dasar bodoh! Lihat dia tidak bisa apa - apa, lemah! Dia tidak pantas memiliki darah seperti kita! "

" Hahahaha "

Duk- Batu kerikil mengenai anak yang bicara. Mereka menatap anak perempuan berdiri di depan melindungi anak laki - laki yang mereka lempari pakai kerikil tadi.

" Kalian mau apa!? Apa tidak kasihan melempari dia seperti itu " Celetuk Sakura kesal.

Anak laki - laki yang di belakang Sakura, mengintip sedikit ingin melihat. Punggung anak kecil merah muda menyapa penglihatannya.

" Suka - suka kami dong? Dia pantas mendapatkannya "

" Pergi sana atau aku teriak sambil lemparin kerikil ini! "

" Hah!? Apa _ Hei! Apa yang ... Hei berhenti gila! " Teriaknya karna Sakura melempari mereka dengan kerikil sungguhan.

" Aku gila memang kenapa! Sana pergi! Pergi! Pergi! "

" Aww sakit bodoh! "

" Hei kita pergi saja, jangan ladenin gadis gila itu " Ujar temannya.

Anak laki - laki yang memulai pertengkaran mendengus kesal. Dia mengikuti apa yang di katakan temannya.

Sakura bersedekap dada bangga dengan tekad beraninya.

Ia berbalik badan, berlutut di depan anak laki - laki berambut pirang itu. Di tepuk pelan atas kepalanya, anak laki - laki itu kaget, dia menatap takut Sakura dengan wajah kusam, kotor dan beberapa lembab memar di wajah, lengan dan kaki juga ada goresan luka.

" Apa kau baik - baik saja? "

Anak itu tidak menjawab.

" Apa kau tidak punya rumah? "

Anak itu menggeleng.

" Mau mampir ke rumahku. Aku bisa memberikan baju untuk kau pakai."

Anak laki - laki itu menatap ragu dan takut pada Sakura. Melihat pandangan anak itu padanya, Sakura memperlembut tatapan matanya dengan cengingiran di bibir.

" Kau tidak perlu takut, aku tidak akan mulukaimu karna kita sama - sama sendiri. Ayo ikut denganku, nanti jika di sini kau akan di nakalin lagi."

Anak itu menatap mata Sakura. Dia mengangguk pelan. Membiarkan Sakura menuntun dia ke rumahnya.

Di rumah Sakura, anak itu di kasih kaos milik Sakura dan celana milik gadis itu. Dia dan Sakura juga makan bersama. Anak laki - laki itu melirik rumah kecil Sakura.

" Kau berasal dari mana? "

" Sa-saya tidak ingat si-siapa saya. Ta-tapi sa-saya tahu, sebelum kesini sa-saya dari tempat bu-bu-budak " Anak itu menjawab terpatah - patah dengan pandangan mata masih takut.

Mengerti perasaan anak kecil ini maka dia harus bersabar, bertanya tentang anak ini sebelum ambil keputusan harus membiarkan anak itu tinggal atau pergi.

" Kenapa kau bisa di sini. Lalu. Luka baretan di punggungmu itu, kenapa?"

Wajah anak itu sedih. Dia menundukan wajah. " Sa-saya kabur dari tempat budak. La-lalu bekas luka ini... Mereka... Sering menyiksa kami kalau melakukan kesalahan " Suara bergetar dan badannya ikut bergetar.

Sakura menatap sedih anak di depannya. Dia memikirkan sampai sebuah ide muncul.

" Rumah ini memang kecil. Tapi sebentar lagi aku akan pindah." Celetuk Sakura.

" Pi-pindah? " Beo anak itu.

" Uumm. Ah, apa kau mau ikut bersamaku? "

Anak itu menatap Sakura tidak percaya.

" Kalau kau mau ikut bersamaku, setidaknya kau tidak kesusahan seperti ini. Aku tahu perasaanmu kok, karna aku juga sama, tinggal sendiri, bekerja cari uang untuk kehidupan, kalau kita bersama mungkin kita bisa cari uang bersama dan kehidupan kita sedikit lebih baik."

Anak itu kembali ragu. Selama ini ia begitu sengsara. Tidak ada yang memerdulikan. Dia juga di jadikan budak, beruntung dia bisa kabur dari tempat budak itu, tapi ia malah ketelantar, tidak ada yang menolongnya, ia kelaparan dan banyak yang menatap dia jijik seperti sampah.

Anak itu menggepalkan tangan di atas kedua pahanya. " S-saya ta-takut." Gumam dia lirih.

Di pegang kedua tangan yang menggepal itu. Anak itu menatap Sakura yang tersenyum lebar.

" Kau tidak perlu takut. Sekarang kita bersama, kau bukan seorang budak lagi, kau hidup sesuai keinginanmu, jangan takut, aku bersamamu, aku tidak akan jahat padamu, kau percaya padaku yah."

Airmata anak itu meleleh saat Sakura mengelus lembut kepalanya. Sakura juga memeluknya lembut dan mengatakan. " Jangan takut. Kau tidak akan terluka seperti saat ini. Aku tidak akan memaksa. Dua hari lagi aku akan pergi meninggalkan rumah ini." Anak itu terkejut.

" Kalau kau tidak mau ikut juga tidak apa - "

" S-a-saya mau ikut! " seru anak laki - laki itu.

Melepas pelukan, anak itu menatap Sakura dengan airmatanya masih mengalir. " Bolehkah saya ikut? Saya akan bantu apapun, jadi biarkan saya ikut hiks hiks "

" Aku kan yang mengajakmu jadi kau boleh ikut jika itu keinginanmu."

" Te-terimakasih ... Nona "

" Nona?! Jangan panggil seperti itu. Panggil namaku, Sakura "

" Saya berasal dari tempat budak, jadi saya harus sopan sama orang yang menolong saya, saya ingin melayani nona."

" Tidak! Panggil namaku dan jangan bersikap formal, bersikap biasa saja, kau paham? "

" Ta-tapi ~ biarkan saya memanggil nona~ " Lirihnya dengan mata berkaca - kaca.

Sakura mendesah berat. Kalau terus berlanjut anak ini bisa nangis dan tidak akan selesai nantinya.

" Terserah mau manggil aku apa, kau kubolehkan manggil namaku atau nona, tapi jangan bersikap formal, kalau tidak, kau tidak boleh ikut! "

Anak itu langsung mengangguk.

" Boleh aku tanya siapa namamu?"

" ... Saya - ah maksud aku, aku tidak tahu siapa namaku. Di tempat budak, kami biasa di panggil ' kau ' atau ' Hei budak kecil ' jadi aku tidak tahu siapa namaku." Jawabnya polos.

Sakura menatap prihatin. Bagaimana bisa ada anak kayak gini mengengalami hal kayak gini. Untung dia menawari agar ikut bersamanya, hitung - hitung dia membantu seorang yang menderita.

" Kau ku panggil Rio, nama lengkap Rio Ortiz, karna matamu biru dan rambutmu pirang, kau juga punya wajah lumayan tampan, jadi bakal cocok untukmu."

Wajah anak laki - laki yang sekarang bernama Rio bersemu merah.

Dia merasa senang ada yang mau menerimanya, memberi dia baju, makanan, di izinkan tinggal bersama dan di kasih nama yang bagus.

Mata Rio menatap dalam lurus Sakura di depannya.

Ia tersenyum lebar bersama Sakura.

●○●○●○●○

●○●○●○●○

●○●○●○●○

Beberapa tahun berlalu.

Sekarang Sakura dan Rio tinggal di pinggiran kota.

Mereka tinggal di pinggiran kota setelah beberapa tahun sering pindah - pindah tempat. Dia mau melindungi Sakura dari mereka ( hewan buas) jika tahu kalau Sakura adalah setengah Manusia dan setengah hewan yang belum di ketahui.

Untuk kehidupan, Sakura dan Rio sudah mengumpulkan uang yang cukup, jadi mereka membuka kedai seperti rumah makan. Rio yang mengurus usaha mereka, sedangkan Sakura mengurus rumah, lalu di pagi hari sebelum kedai buka dia membantu Rio membereskan kedai mereka. Di kedai itu mereka juga jual beberapa bunga yang di tanam Sakura sendiri di rumahnya.

••••

••••

Menjelang sore. Di pinggiran kota yang tidak jauh dari perbatasan hewan Karnivora, sekelompok dari Kerajaan bertarung dengan kelompok pemberontak.

" Pangeran. Kita butuh bantuan." Ujar salah satu prajurit dari kelompok kerajaan.

Laki - laki dewasa yang di panggil pangeran, melirik dengan mata birunya yang tajam menakutkan.

TRANGG!

Pedang milik pangeran itu menghantam pedang lawan. Lawan yang di hadapi tanpak kesusahan beradu tangkis dengan pangeran itu.

Lalu empat orang datang membantu, mengeroyok pangeran tersebut. Pangeran itu tidak begitu kesulitan, dia malah dengan lihai menjatuhkan orang - orang itu.

Karna banyak yang menyerbu dia, dia enggak lihat ada anak panah mengarah kepadanya.

Salah satu pangeran lain, sadar akan bahaya pangeran itu, dia berteriak keras. " Kak Chevalier! "

Pangeran yang di teriakin berbalik badan.

TRANG! _ DUAK

Helai rambut pink sebahu terkibar angin, sosok gadis berbadan mungil tertangkap di kedua bola mata biru.

Gadis itu juga membantu menghabisi beberapa yang mengeroyoknya.

Gimana gadis itu bertarung memakai pedang yang dia bawa, bahkan kaki gadis itu juga menendang musuh dengan begitu mudah, seolah sudah terbiasa.

Trangg-

Pedang gadis itu menahan pedang pria di depannya. Pria itu sangat kuat menekan pedang gadis itu. Lihat gadis itu kesusahan, kedua pangeran langsung menghampiri, pedang mereka ikut menahan pedang pria itu.

" Tolong tahan sebentar "

" Apa? " Beo salah satu pangeran berambut hitam.

Gadis itu melepaskan pedangnya, dia merunduk kebawah pedang.

Pria itu terlalu fokus sama dua pangeran di depannya sampai dia baru sadar setelah lihat gadis itu sudah di bawahnya dengan kepalan tangan kirinya.

Kepalan tangan kiri itu menghantam keras perut pria itu sampai memuntahkan isi perut, dan menghantam ke tanah dengan retakan kecil di tanah.

Kedua pangeran terbengong. Tidak mempercayai seorang gadis bisa melakukan hal seperti itu.

" Huff, selesai." Berbalik badan. Di kasih senyum cengingiran andalan dia. " Kalian baik - baik saja kan? "

Kedua pangeran itu menatap, merekam wajah gadis di depannya.

Gadis dengan tinggi 161cm dengan badan kurus, rambut merah mudah sepunggung, tanda segi empat di dahi tengah dan pakaian yang tidak pernah mereka lihat. ( gaya rambut Sakura mirip naruto the last )

" Kalian baik - baik saja? "

" A-aa. Kami baik - baik saja. Dari mana kau berasal? Kenapa bisa ada di tempat seperti ini." Ucap pangeran berambut hitam.

" Aku?.. Aku tinggal di pinggiran kota, agak jauh dari sini. Aku mau pulang dan lihat ada petarungan, karna penasaran jadi kemari dan lihat pria ini dalam bahaya." Jawab gadis itu sambil melirik pangeran berambut pirang.

" Aku sudah membantu, jadi.. "

Gadis itu tidak melanjutkan ucapannya karna pangeran Chevalier mendengus yang terdengar olehnya.

" Sudah kuduga. Kau membantu karna tahu kami dari istana. Apa kau menginginkan imbalan, katakan, akan aku kasih "

Wajah gadis itu mendatar. Dia maju mendekati Chevalier, sampai di depan pria itu masih menyerigai, telunjuk dia menunjuk tepat di depan wajah pangeran itu.

Chevalier tentu tidak suka. Dia menatap tajam gadis di depannya yang di balas juga sama tajamnya. Sempat sedetik Chevalier terkejut.

" Mau dari istana, bangsawan atau apapun, aku tidak peduli. Niatku menolong secara ikhlas, jadi jangan sampai niat tulus ku jadi sia - sia gara - gara nolong orang tidak berterimakasih seperti kalian." Setiap kata di lontarkan di tekan dengan emosi.

Gadis itu berbalik badan berjalan cepat tidak mau berlama - lama disana.

" Nona! Siapa namamu! " Teriak pangeran berambut hitam tadi.

Gadis itu menengok sebentar dengan wajah datar dia. " Sakura "

" Namaku Leon - "

Leon memadang Sakura yang sudah jauh. Leon beri senyum seakan dia tertarik. Ia melirik Chevalier masih tidak bergeming.

" Niat gadis itu baik tapi kak Chevalier berkata seperti itu." Ucap Leon.

Chevalier melirik dingin pada Leon. Dia berbalik meninggalkan Leon sendirian.

Leon agak takut di tatap kayak tadi sama Chevalier. Tapi lagi - lagi dia tersenyum lebar. Menatap kemana gadis itu tadi pergi.

" Sa-ku-ra? " Gumam Leon sendiri.

T. B. C

Aku enggak tahu apa cerita ini bagus apa enggak, gimana pendapat kalian?

Apa cerita ini perlu lanjut atau enggak?

Kalau mau lanjut tekan vote dan kasih komentarnya 😀

Sampai jumpa di chapter cerita yang lainnya 👋🧕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro