True or False 🌻
.
.
.
Treasure In My Life
By: Monica
.
.
.
Happy Reading
"Apa yang telah kalian lihat tidak salah"
"Ini bukanlah mimpi ataupun ilusi"
"Aku, Nanase Riku benar benar bangkit dari kematian"
"Entah ini mujizat atau kutukan"
"Aku yang kembali hidup sehat hingga detik ini, orang yang seharusnya sudah tidak berada di dunia"
"Apa keputusanku berada di dunia ini..."
"Benar atau salah?" Nanase Riku-
.
.
Tidak merasakan sesak dan sakit akibat dipeluk dengan erat oleh beberapa orang justru si surai merah itu merasakan kenyamanan. Kehangatan yang sangat dirindukannya. Satu satunya harta berharga baginya tak hanya kakak kembarnya saja, teman-temannya juga tak kalah berharga. Ia benar benar menyayangi mereka semua, bersyukur bisa menjadi salah satu bagian dalamnya.
Hingga tanpa sadar ia pun semakin terlena dengan situasi...
Semua masih berjalan normal, tidak ada kejanggalan sedikitpun. Namun itu tidak akan bertahan selamanya.
Karena...
Ini baru saja dimulai...
...
Satu menit dua menit-iee, hampir satu jam penuh dihabiskan dengan berlinang air mata. Namun si surai merah masih dipeluk erat oleh member termuda i7.
Riku mengusap kepala Tamaki yang tersandar pada bahunya dengan tangan Tamaki yang melingkar erat di tubuh Riku. Baju yang awalnya kering itu menjadi basah terlebih di bagian bahu.
"Hiks Rikkun baka! Kenapa meninggalkanku sendirian. So-chan terlihat seram karena tidak bertingkah seperti dulu lagi. Bahkan So-chan hanya menjawab iya dan boleh, saat aku meminta sesuatu" Racau Tamaki keluar dari topik pembicaraan.
Entah indra mereka lumpuh atau mati rasa, aura hitam yang menguar dari si surai merah muda itu terabaikan. Perempatan imaginier muncul di dahi Tenn semenjak tadi dan dia sudah berusaha bersabar.
"Jangan berisik di apartemenku" Ujar Tenn dengan nada penuh penekanan disertai tatapan tajamnya pada Tamaki.
Tersadar dengan sesuatu itu, Tamaki menjadi merinding seketika "Hikd... Tenten menyeramkan!" Seru Tamaki bersembunyi di bahu Riku.
"Menyeramkan?" Beo Riku bersamaan dengan lirikan matanya pada sang kakak. Memiringkan kepala, yang terlihat di pandangan Riku hanyalah wajah Tenn yang tampak seperti Tenshi "Tenn-nii tidak begitu"
"Dasar brocon" Celetuk Iori yang matanya terlihat sembab, meskipun ia mengelak dari fakta jika dirinya memang menangis.
"Ouh Rikuu, Momo-chan rindu bangettt" Ucap Momo memeluk Riku dari sisi lain.
"Haha... Aku juga merindukan Momo-san" Balas Riku.
"Hei senpai kumohon berhentilah sebelum Tenn mengamuk" Sahut Gaku yang telah menyingkir dari dekat center Trigger itu.
Momo hanya memiringkan kepala menatap Tenn namun tangannya masih memeluk Riku "Hm? Kenapa Tenn marah?" Tanya Momo dengan nada polos.
"Momo lepaskan Riku-kun dulu" Ujar Yuki membawa Momo pergi menjauh dari Riku.
"ehhh kenapaa??"
"Momo-san, Kujo sudah bersabar sedari tadi" Mitsuki-
"Bisa bahaya jika kita meneruskannya lebih dari ini" Yamato-
"Kami merindukanmu Riku-kun" Sogo-
"Watashi masih mau hug Riku desu" Nagi-
"Jangan sekarang Rokuya-san" Iori-
Tenn menatap tajam membuat mereka terpaksa diam dan tidak mendekati Riku lebih lama. Dapat mereka rasakan dalam ruangan dipenuhi aura hitam yang berasal dari satu orang.
Riku yang menyadari suasana menjadi aneh segera beralih duduk di samping kakaknya dan memeluknya "Tenn-nii jangan marah dong" Pinta Riku dengan mata memelas.
Tenn tersenyum kecil serta menatap adiknya itu dengan lembut "Aku tidak marah kok ^^" Ucap Tenn, seketika aura hitam itu menghilang.
'Brocon' batin mereka semua.
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Bersenandung kecil si manik crimson itu sedang asik-asik nya menonton televisi sebagai penangkal kebosanannya, sembari menunggu si manik amaranth pink selesai menyiapkan makan malam.
Sementara sang kakak tersenyum kecil kala mendengar senandungan adiknya itu. Hari hari yang telah dilalui bersama adiknya sungguh membahagiakan. Sampai sampai ia ingin melupakan fakta jika Riku sudah tiada.
"Aku berharap Riku benar benar hidup dan tidak akan pernah meninggalkan sisiku lagi" Gumam Tenn yang tanpa sadar maniknya berkaca kaca membuat pandangan matanya memburam "Ouch-" Dan benda tipis tajam itu menyayat kulit jari jemarinya.
Riku yang mendengar ringisan sang kakak segera menghampiri Tenn. "Te-Tenn-nii?!" Pekik Riku khawatir melihat cairan merah itu keluar dari luka sayatan.
"Ti..tidak apa-apa Riku... tidak apa apa" Ucap Tenn berusaha menenangkan kepanikan Riku.
"Ta-tapi Tenn-nii berdarah!"
"Aku baik baik saja Riku" Bantah Tenn segera membersihkan noda darah di jarinya dan bergegas mengobatinya.
Sementara si Riku hanya bisa membututi Tenn dengan penuh kecemasan.
"Riku ini hanya luka kecil jangan khawatir ya" Ujar Tenn menunjukkan jari telunjuknya yang telah tertutupi plester.
"Dasar Tenn-nii ceroboh! Tenn-nii ngapain sih sampai bisa terluka gini?! Sakit kan!" Balas Riku memegang tangan Tenn dengan lembut.
Satu tangan Tenn yang bebas mengusap pucuk kepala Riku "Gomene, Tenn-nii membuat Riku khawatir"
"Huhmp" Riku mempoutkan bibir "Tenn-nii duduk diam aja, biar aku yang masak!" Ucap Riku tidak ingin dibantah.
"Terserah Riku, tapi hati hati ya. Tenn-nii tidak mau Riku juga terluka" Ingat Tenn.
"Wakatta. Mokoknya Tenn-nii duduk diam aja"
"Iya iya"
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
'Aku lengah'
'Aku tanpa sadar telah melupakan fakta'
'Kehadiranku disinipun masih belum diketahui alasannya'
'Tapi aku malah menikmati semua ini'
'Tanpa kusadari semua ini telah dimulai'
.
.
Air dibiarkan mengalir sejak tadi, tidak ada niatan untuk mematikannya. Tepatnya ia belum bisa mematikan kran air itu.
Si surai merah muda itu mengerutkan alis membuat dahinya mengernyit. Sembari menuntup lubang hidungnya sebagai usaha untuk menghentikan cairan kental yang keluar dari sana.
Padahal awalnya ia sedang bersiap untuk pergi berangkat untuk syuting. Tapi secara tiba tiba sesuatu mengalir keluar dari sebelah lubang hidungnya.
"Ayolah... aku harus segera pergi syuting" gumam Tenn melakukan upaya tuk' menghentikan mimisannya.
'Padahal beberapa hari ini aku memperbaiki pola kesehatanku. Aku juga tidak merasakan sakit sebelumnya'
'Kenapa tiba tiba mimisan tidak jelas begini?!'
Menghela nafas setelah cairan merah itu berhenti mengalir, Tenn mencuci bekas darah di telapak tangannya.
Tenn melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi karena adiknya sudah memanggil-manggil namanya berulang kali. Ia tidak ingin Riku tau jika dirinya mimisan.
"Tenn-nii ngapain sih? Nanti telat loh!" Omel Riku menaruh tangan di pinggang, bergaya layaknya seorang emak :v
"Kenapa penasaran? Ini privasi" Balas Tenn.
"Privasi apa? Kok sama adik sendiri pake privasi sih?!"
"Kan setiap orang pasti punya privasi" Ucap Tenn memajukan kepalanya beberapa cm ke wajah adiknya "Riku sendiri yakin tidak ada privasi atau sesuatu yang dirahasiakan dari Tenn-nii?"
"E-eh ya...i-itu" Riku menjadi gelagapan, memainkan jari jemarinya sembari memutar bola mata ke arah lain.
"Jadi Riku merahasiakan sesuatu dariku?!" Pekik Tenn meninggikan nada.
"A-ah etto ne... Oh! Nanti kuberitau, pokoknya Tenn-nii ayo cepat! Nanti telat! Kayak bukan Tenn-nii aja kalau datang terlambat" Ceplos Riku mendorong tubuh Tenn untuk berjalan.
Tenn mendengus kecil "Huh! Nanti Riku harus cerita!"
"Iya iya, mouuu"
"Dan" Tenn mengucapkan satu kata membuat Riku menghentikan aktivitas untuk menggeretnya pergi "Di sini Riku itu adik, aku kakaknya!" Tegas Tenn.
"...." Riku terdiam di tempat entah kenapa pernyataan Tenn membuatnya senang sekaligus terharu. Tersenyum manis Riku menerjak tubuh kakaknya dengan pelukan "Iya aku adik Tenn-nii, hehe~"
Menyadari gerakan Riku yang tiba tiba, Tenn hanya menanggapinya biasa dan mengelus bagian belakang kepala Riku "Uhm. Biar aku bertingkah sebagai kakak, Riku cukup jadi Riku saja"
Adegan pelukan adik-kakak itu berlangsung hingga beberapa menit berlalu. Riku baru saja tersadar jika... "Tenn-nii beneran terlambat!!"
Tenn dengan cepat melihat jam yang menempel di tembok "Aku terlambat" Ucapnya enteng.
"Kok Tenn-nii masih santai aja sih!" Tegur Riku melepas pelukannya dan segera menggiring Tenn untuk segera berangkat.
"Aku jadi bingung di sini siapa kakak dan adiknya"
.
.
-To be continued-
__________________ ׂׂૢ་༘࿐
┊ ⋆ ┊ . ┊ ┊
┊ ┊⋆ ┊ .
┊ ┊ ⋆˚
✧. ┊
⋆ ★
Aloo minna 🤗
Maaf y chap kali ini singkat :"D
Sebenernya aku agak ragu up chap ini, karena alurnya GaJe :"V
Tapi tetep ku publis daripada gak up kan ya~ / digeplak
Wkwkwk
Maaf juga sy uploud nya lama, hehe~
Jangan lupa tinggalkan jejak ya~
Ja nee~
(❁ᴗ͈ˬᴗ͈)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro