Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The Fact

.
.
.

Treasure In My Life
By : MonMonicaF

.
.
.
Happy Reading 🌟

"Sedang apa kau berada di sini dan apa yang kau lakukan malam-malam begini?"

"Katakan tujuanmu datang ke sini?"

"Di mana saudara kembarku, Kujo-san?"

.
.

Membiarkan kran dalam kondisi terbuka, membuat air terus mengalir keluar tanpa henti. Ia membasuh wajahnya dengan air itu. Kedua tangannya memegang mulut permukaan wastafel sebagai penahan, sembari memandang pantulan dirinya pada cermin.

'Re:vale... Selanjutnya kedua senpai inilah yang akan melupakan dirinya,' ucap Tenn dalam diam. Lantas ia mengambil handuk kecil untuk mengeringkan wajahnya yang basah.

'Aku seperti cenayang saja,' batinnya menghela nafas kecil. Sehabis dari kamar mandi, ia kembali ke kamar dan melangkahkan kaki mendekati kasur. Lantas Tenn mendudukkan diri di tepi kasur sembari memandang wajah tidur adiknya. 'Apakah... Riku akan menghilang jika teman-temannya telah melupakannya?'

Tatapan manik amaranth pinknya perlahan menyendu. Ia mengambil beberapa helai surai merah adiknya. 'Warna merah ini sama persis dengan warna yang aku lihat saat kecelakaan merenggut nyawa Riku'

'Aku tidak membencinya namun warna merah di hari itu masih menghantuiku. Menyebalkan. Tidak mungkin aku trauma karena hal seperti ini,' benaknya melepaskan beberapa helai rambut yang disentuhnya.

'Yang lebih penting saat ini...,' Ia menolehkan kepala mencari di mana keberadaan penunjuk waktu di kamarnya. Kedua maniknya dilirikkan saat dirinya melihat ke arah jam. "Riku, kau harus bangun sekarang!"

"Riku! Kau tidak ingin melewatkan konsermu hari ini kan? Bangun!" titah Tenn mengguncang tubuh Riku sebagai upaya untuk membangunkan.

"Ehm.. Aku mengantuk... aku tidur larut malam... aku capek... aku ingin tidur lebih lama...," ucapnya dengan nada merengek sembari menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya kecuali kepala.

Mendengus kecil Tenn terpaksa menggunakan cara lain untuk membangunkan adiknya. Selimut yang menyelimuti tubuh Riku, disingkirkannya ke sembarang arah. "Bangun atau pergi dari apartemenku sekarang juga!" ancam Tenn tersenyum manis yang sebenarnya memiliki maknah seram.

"Ehngg! Tenn-nii hanya mengancam saja!" balas Riku merengek.

"Oh. Jadi Riku sudah berani membantah ya. Bagus. Sekarang aku akan mengemasi pakaianmu," balas Tenn beranjak membuka lemari.

"Iya aku bangun!" sahut si surai merah sontak mendudukkan tubuhnya meski matanya nampak sayu.

Menghela nafas kecil Tenn menutup lemari yang dibukanya dan kembali duduk di tepi kasur menyebelahi adiknya. "Konser Idolish7 berlangsung malam. Setelah sarapan kau boleh tidur lagi"

"Kenapa Tenn-nii bisa tau jadwal pekerjaanku?" tanya Riku sembari mengucek matanya.

"Jangan banyak bertanya," balasnya.

"Cepat buka matamu dengan benar dan mandi sekarang!" suruh Tenn dengan nada dingin khas miliknya.

Si manik crimson itu menolehkan kepala untuk menatap kakaknya. "Kenapa Tenn-nii berbicara dengan nada dingin kepadaku?!" Namun ia hanya mendapat tatapan dingin dari kakaknya.

"...."

"Jangan melihatku seperti itu...," ujarnya dengan lirih. Tetapi itu tidak membuat si surai baby pink merubah espresinya dan tatapannya yang berkesan dingin. Ini sama seperti cara Tenn menatapnya saat mereka bertemu di pertama kali.

"...."

Berpindah posisi, Riku mendudukkan diri di tepi kasur dan bersampingan dengan sang kakak. Kedua kakinya menapak pada lantai. "Sudah kuduga Tenn-nii masih marah".

"Tapi aku tidak mau mengalah," ujarnya memeluk sebelah lengan kakaknya bersamaan dengan kepalanya yang disandarkan pada bahu Tenn.

(Cr: key_Og)

Poni panjang miliknya pun menutupi sebagian wajahnya sembari memejamkan kedua matanya. "Karena Tenn-nii tidak membiarkanku pergi, sebagai gantinya Tenn-nii tidak boleh mengusirku dari sini"

Si surai baby pink itu melirikkan manik amaranth pink nya pada adiknya. "Tapi kau bahkan tidak bisa berjanji akan hal itu, jadi untuk apa aku harus menurutimu?"

Riku kembali membuka kelopak matanya sehingga manik crimson itu kembali terlihat. "Tenn-nii seharusnya tau alasan mengapa aku ada di dunia ini meskipun telah meninggal"

"Itu karena aku yang payah ini tidak bisa merelakan semua itu," jawabnya.

"Alasan aku hidup saat ini karena harapan Tenn-nii yang saling terhubung dengan harapanku. Aku tidak ingin tiada dan Tenn-nii juga menginginkanku untuk hidup. Iya kan?" balasnya.

Tenn beralih membuat kepala Riku bersandar padanya dengan kedua lengannya yang menahani tubuh adiknya. Tepatnya ia melakukan hal itu karena si manik crimson hampir terhuyung ke depan, seakan ia tidak memiliki cukup tenaga untuk menahan berat tubuhnya sendiri. Ia juga menyadari bahwa nada suara adiknya melemah. "Riku?"

"Aku mengira Tenn-nii adalah bayaran dari kehidupanku ini- tidak itu memang benar. Tetapi itu hanya salah satunya," ucap Riku.

"Apa maksutmu?" tanya Tenn tidak mengerti.

"Aku baru menyadari jika tubuhku semakin memburuk seiring waktu berjalan. Aku sampai tidak menyadarinya karena ini terjadi sedikit demi sedikit," ujarnya.

Bibir bagian bawah digigitnya sendiri serta dahinya yang mengernyit. Ia sekarang mengerti apa maksut perkataan Riku barusan. "Riku-"

"Tapi aku tak berniat mati karena sakit pada kehidupanku kali ini. Aku tidak akan mati- tapi kenyataannya aku telah tiada.. haha...," selanya diakhiri tawa kecil yang memiliki kesan lain.

"Namun jika saja waktu itu aku tidak meninggal karena kecelakaan, aku yakin tak lama setelah itu tubuhku akan semakin melemah dan hasil akhirnya tetap sama saja," ujarnya.

"Intinya roda takdir terus berputar mengembalikan semua yang salah"

"Riku!"

"Aku tidak peduli jika Tenn-nii marah atau tidak. Tapi setidaknya aku sudah mengatakan hal-hal yang aku sembunyikan semasa hidup," Riku-

"Aku akan mengungkapkan segalanya selagi aku masih memiliki waktu," lanjutnya yang kini sudah terlalu lelah untuk berbicara.

"...Hasilnya akan tetap sama... Dalam artian lain kau ingin pergi tanpa penyesalan," gumam Tenn.

"..uhm... gomene... aku sangat le..lah..... sebentar saja.... biarkan aku tidur....," ujarnya sebelum kegelapan melahap kesadarannya begitu saja. Kelopak matanya kembali menutupi manik crimson itu. Dia bernafas dengan baik meskipun nampak mengkhawatirkan.

"Sekarang ini begitu membingungkan. Hal-hal diluar logika yang tidak seharusnya terjadi," gumam Tenn memegang kepalanya. 'Lantas apa yang harus kuperbuat? Aku juga sudah terlalu lelah dengan semua ini' benaknya.

"Takdir memang kejam" monolognya.

~~

"Apa?" balasnya satu patah kata dengan nada dingin miliknya ketika menjawab panggilan telefon dari leader Idolish7.

"Riku tidak menjawab telefon bahkan tidak membaca pesan dariku. Apa Riku tidak mengecek hp nya?" Yamato-

"Apa kau sedang mengerjaiku?" balasnya malah balik bertanya.

"Tidak. Di mana Riku? Aku ingin bicara dengannya" Yamato-

Ia mengernyitan dahinya. "Riku bilang mau pulang ke asrama bersama kalian kan?"

"Apa? Katanya Riku langsung pulang ke apartemenmu..." Yamato-

"Siapa yang bilang? Jangan bercanda. Riku mengirimkan pesan jika dia pulang bersama kalian!" balasnya mulai meninggikan nada.

"Aku tidak bercanda! Dan Riku itu kehilangan hp nya, mana mungkin bisa menghubungimu-" Yamato-

*prang

"Ku-Kujo?!" Yamato-

Gelas yang dipegangnya merosot dari genggaman tangannya dan terjun bebas menghantam permukaan ubin lantai. Membuat serpihan kaca berserakan di sana dengan air yang tumpah karena wadahnya pecah. "Nikaido Yamato! Kau bilang hp Riku hilang?!"

"Y-ya... Riku yakin dia membawanya tetapi saat dicek di tas ternyata ga ada... tunggu..." Yamato-

"Siapa yang bilang padamu jika Riku pulang ke sini?"

"Staff"

"Riku tidak mungkin kabur setelah apa yang dia katakan padaku. Kemungkinannya-" Tenn melemparkan ponselnya ke sembarang arah tak peduli bagaimana nasib ponselnya nanti. Ia segera melegang pergi, mengetahui apa yang telah terjadi. Cerobohnya ia tidak menanggapi orang itu dengan serius hingga semua berujung pada adiknya.

'Kau begitu menginginkanku sehingga ingin menyingkirkan hartaku satu-satunya'

'Sejak hari di mana kau membawaku, kau sama sekali tidak memiliki niat untuk membantu kami,

Aku hanya diam saja tapi kau mencoba mengambil hartaku?'

"Aku akan membunuhmu jika sesuatu sampai terjadi pada adikku"

"Aku bukanlah orang sebaik Riku"

-To be continued-

*Duar
Wih alurnya makin kini makin gaje ya bund .ygy :D
Otaq sy lagi bercampur aduk diduga akibat stres kena US dan Uprak :V mau gimana... anak hobi rebahan punya penyakit malas akut ini telah melewati deadline pengumpulan uprak- :>
Kecekek dedlen sana-sini- syudah gila watashi .haha
/ smile tertekan
Lope lope buat para readers yg masih mau mampir apalagi NGEVOTE ^^
Maap nieh makin lama makin aneh aja alur nya / ngilang

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro