Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The Beginning 🥀

.
.
.

Treasure In My Life
By: Monica F

.
.
.
Happy Reading

Riku pov

Aku...

Sudah tiada...

Kepergianku ini terlalu tiba tiba...

Aku sendiri juga tak menduga akan tiada secepat ini...

Huh... Padahal selama ini aku baik baik saja...

Aku juga tidak sakit...

Yah... aku tidak menyesali apa yang sudah terjadi karena ini takdirku.

Tapi ini terjadi tiba tiba! Terlebih terjadi langsung di depan mata kakakku...

Aku tidak bisa membayangkan seberapa takutnya saat Tenn-nii melihatku mati dengan mata kepalanya sendiri...

Jika aku akan menghilang... jika aku akan celaka... aku ingin semua itu terjadi diam diam... aku tak ingin membuat yang lain menderita...

Takdir tidak selalu indah... Hidup tidak hanya dipenuhi oleh kebahagiaan... Kesedihan, kemarahan... itu semua selalu ada dalam kehidupan kita... Kehidupan itu memang tidak selalu manis.

Memang kita selalu berharap untuk selalu mendapat kebahagiaan. Siapa juga yang mau berharap mendapat kesedihan?

Hah... tak ada gunanya mengomel, menangis, berteriak, dan memohon sebanyak apapun sampai berlutut pun... tidak akan bisa mengubah apa yang telah terjadi. Apa yang telah terjadi memang sudah terjadi.

Pepatah mengatakan 'Nasi sudah menjadi bubur'

Waktu tidak bisa diulang...

Aku... Nanase Riku, Center Idolish7.... telah meninggal.

Penyebabnya adalah kecelakaan yang tidak disengaja.

Dan itu nyata, memang benar benar terjadi padaku.

Dan parahnya.... kecelakaan itu terjadi tepat di depan mata Tenn-nii...

Waktu itu... seandainya aku menunggu di luar mobil, mungkin saat ini aku masih hidup.

Aku berada di dalam mobil tepatnya taksi berniat untuk pulang ke dorm setelah menyelesaikan pemotretanku dan kebetulan Tenn-nii juga memiliki jadwal pemotretan di hari yang sama dan jam yang sama.

Tentu aku melaksanakan pekerjaanku sebaik mungkin dan berusaha untuk tidak membuat kesalahan. Saat jadwalku sudah selesai aku berniat menemui Tenn-nii, tapi sayangnya Tenn-nii masih belum selesai.

Aku memutuskan untuk pulang saja, karena aku benar benar lelah. Hari itu fisikku melemah karena faktor cuaca.

Menunggu dalam taksi karena supir taksi sedang mengangkat panggilan telepon, aku memakai headseat untuk mendengarkan lagu Idolish7. Kaca mobil dibuka separuh karena aku yang memintanya.

Aku sontak menolehkan kepala dan tersenyum lebar kala siluet lelaki bersurai merah muda memasuki indra penglihatanku. Aku melambaikan satu tangan saat Tenn-nii melihat ke arah taksi yang aku tumpangi.

Namun aku melihat raut wajah Tenn-nii yang mendadak berubah... histeris... Tenn-nii berlari cepat menuju ke arah taksi dengan mata yang terbelalak. Mulut Tenn-nii terbuka dan bergerak gerak seperti sedang mengatakan sesuatu. Namun aku tidak dengar, karena suara musik yang berasal dari headseat menutupi indra pendengaranku.

Aku hanya memiringkan kepala bingung, hingga di seperkian detik.... Dengan kencang sesuatu menabrak taksi yang kutempati hingga menabrak ke bagian samping gedung. Bagian belakang taksi sepertinya hancur total dan tercipta api pada bagian depan taksi.

Ah... Tubuhku... aku tidak bisa merasakan tubuh bagian bawahku...

Samar samar dapat kudengar suara riuh dari banyak orang... Pandanganku menjadi tidak jelas...

Cairan merah itu mengucur keluar dari kepalaku... juga dari aku memuntahkan cairan yang sama dari mulutku.

Sesuatu menusuk tepat di perutku.... namun anehnya... aku tidak kesakitan...

Nafasku menjadi tersengal kala asap dari api membuat dadaku terasa sesak...

Kurasa ini akhir dari hidupku...

Aku melirikkan mata ketika menyadari ada yang memukul mukul pintu taksi dan berusaha membukanya.

"RIKU!"

Aku dapat mendengar Tenn-nii yang memanggil namaku dengan keras. Wajah Tenn-nii dipenuhi air mata.

...

Namun pintunya macet dan tidak terbuka. Dapat kutau saat ini kakakku sedang frustasi karena tidak bisa membukanya...

Tidak apa...

Aku juga tidak bisa bertahan lama...

Aku ingin mengatakan banyak hal sebelum kesadaranku menghilang selamanya...

Tapi kurasa itu mustahil...

Waktunya tidak akan cukup...

Menyiratkan senyum di bibir aku menatap lembut pada kakakku.

"Jangan khawatir Tenn-nii, aku baik baik saja"

Dari sekian banyak yang ingin kukatakan... namun hanya kalimat itu yang terucap. Karena aku yakin... kejadian ini.... akan menjadi trauma bagi Tenn-nii.

Meskipun kata kataku tidak membuat Tenn-nii merasa lebih baik..

...

Ah... padahal sepulang kerja Mitsuki akan membuatkanku omurice... Aku bahkan belum mendengar ceramah Iori hari ini... Aku berjanji akan menemani Yamato-san nonton film... Menemani Tamaki bermain game... Aku belum sempat mengobrol bersama Nagi hari ini... dan aku belum meminum teh hangat dari Sogo-san... Re:vale juga katanya akan menginap di dorm hari ini...

Sepertinya.... hanya sampai disini saja...

Maaf tidak bisa memenuhi janji... Maaf aku tidak pulang tepat waktu.... Maaf karena aku pergi secara mendadak....

'Aku menyayangi kalian semua...'

'Senang bisa bernyanyi sebagai center Idolish7'

'Senang bisa mengenal senpai yang baik dan selalu mendukung kami'

'Senang bisa bertemu Yaotome-san dan Tsunashi-san, meski kami tidak terlalu akrab'

'Dan...'

'Senang bisa bertemu dengan Tenn-nii untuk terakhir kalinya'

"Terimakasih karena telah hadir dalam kehidupanku yang singkat ini"

Setelah itu pandanganku menjadi hitam....

Ah... apa ini yang dinamakan kematian?


Tapi...

Aku gentayangan... Jangan bilang aku jadi hantu?!

Haha... Aku jadi tau bagaimana rasanya menjadi hal yang tak kasat mata...

Entah ini patut disyukuri atau tidak...

Tapi... aku bisa melihat teman temanku, meskipun mereka tidak bisa melihatku...

Syukurlah Yamato tetap mempertahankan Idolish7, meski sudah tinggal nama...

Mereka masih tetap bernyanyi berenam, dengan nama grup yang berbeda... Syukurlah... mereka tidak menyerah..

Aku berharap kalian berenam akan terus bernyanyi... jangan bersedih atas kematianku... jika kalian sedih, mungkin selamanya aku akan gentayangan loh... huhmm...

Terimakasih Yuki-san, Momo-san... karena selalu mendukung dan menghibur mereka berenam. Terimakasih telah berada di sisi mereka... Terimakasih banyak...

Yaotome-san dan Tsunashi-san juga... Terimakasih telah mendukung dan menyemangati Idolish6... Meskipun kalian juga sedang dalam masa sulit... Terimakasih telah menghibur Idoliah6!

Dan Tenn-nii...

Maafkan aku... Tolong jangan menyalahkan Tenn-nii sendiri... Tenn-nii tidak salah apapun... ini hanya kecelakaan saja... ini takdirku...

...

Tenn-nii menjadi pendiam sejak kematianku... dan Tenn-nii selalu menyalahkan dirinya... Bahkan Tenn-nii tidak memperhatikan kesehatannya. Tenn-nii masih tetap bekerja sebagai idol... namun... Tenn-nii tak lagi tersenyum. Senyuman yang ditunjukannya hanya pada penggemar sekalipun itu adalah senyum palsu.

Kurasa Tenn-nii sangat menderita karena kepergianku...

Padahal aku kira Tenn-nii membenciku...

Tapi Tenn-nii lah yang tidak bisa melepas kepergianku dari dunia ini...

Sampai pada akhirnya Tenn-nii berniat mengakhiri hidup. Aku tidak tau dengan tiada nya diriku... sampai membuat Tenn-nii tidak memiliki semangat hidup. Tenn-nii selalu menyakiti dirinya sendiri.

Jangan... jangan lakukan itu Tenn-nii...

Namun apa dayaku? Sebanyak apapun berkata kata, seberapa keras suaraku... itu tidak menggapai Tenn-nii. Suaraku tidak terdengar oleh Tenn-nii.

Rasanya sangat menyakitkan melihat Tenn-nii tersiksa seperti itu... Aku tidak mau itu...

Aku tidak suka Tenn-nii menjadi menyedihkan seperti itu... Aku tidak mau Tenn-nii menyakiti diri sendiri...

Tenn-nii yang selalu menangis di setiap malam... Tenn-nii yang berteriak frustasi... Tenn-nii yang memohon agar aku kembali... Tenn-nii yang sengaja menyakiti tubuhnya sendiri...

Waktu terus berjalan... Tak terasa sudah setahun sejak hari kematianku... dan Tenn-nii, masih sama--tidak, justru bertambah parah.

Meski aku tau hal itu... Aku tidak bisa berbuat apapun. Ingin sekali kupeluk Tenn-nii dan mengatakan 'semua baik baik saja'.

Tenn-nii tidak membiarkan dirinya dihibur... Tenn-nii menolak uluran tangan dari yang lain dan memilih untuk menyesali kematianku hingga saat ini...

Hingga sampai pada hari ini...

Tenn-nii baru saja kembali setelah bekerja hingga larut malam tanpa istirahat. Begitu selesai membersihkan diri, Tenn-nii langsung merebahkan diri di kasur begitu saja. Tidak berniat untuk makan sama sekali.

Sementara aku... hanya bisa berharap Tenn-nii baik baik saja, berharap agar kakakku tidak sakit.

Meskipun Tenn-nii tidak dapat melihatku, namun aku berharap... agar keneradaanku dapat dirasakannya. Aku selalu berada di sisimu Tenn-nii... Aku tidak meninggalkan Tenn-nii seorang diri.

...

Tenn-nii menangis lagi... Meski dalam tidurnya, Tenn-nii menangis... Rasanya begitu menyakitkan melihat air mata yang terus keluar di setiap harinya.

Aku sungguh berharap Tenn-nii berhenti bersedih.

Aku berharap Tenn-nii tak lagi menangis seperti ini.

Kuharap...
Dengan kehadiranku... Tenn-nii bisa merasa lebih baik.

Aku berharap agar kakak selalu bahagia

...

Hah.. Aku benar benar lelah... Sudah lama rasanya sejak aku merasa selelah ini-

Are?!

Aku kelelahan?!

Apa hantu... bisa capek ya? Hmm, entahlah...

Tapi...

Aku sungguh lelah, aku merasa ngantuk.

Mungkin aku akan tidur sebentar.

"Oyasumi Tenn-nii"

.
.

Emm... Apa? Siapa yang menyentuh pipiku sih? Ini masih pagi loh... biarkan aku tidur 5 menit lagi-

Eh?!

Sontak aku membuka kelopak mata yang menutupi manik crimsonku, dan pemandangan pertama yang kulihat adalah Tenn-nii.

Tidak... bukan itu masalahnya!

Aku mengubah posisi menjadi duduk- tunggu duduk?! Aku duduk?!

Aku membelalakkan mata terkejut saat mendapati Tenn-nii yang nampak sama terkejutnya denganku. Dapat kulihat air matanya yang mengalir membasahi kedua pipinya.

Apa aku bermimpi?

Kenapa Tenn-nii bisa-

Aku menyentuh tubuhku sendiri, tanganku dan dadaku... Aku dapat merasakan detak jantung di dalamnya.

"Tidak mungkin! Jangan bilang...?!"

Tiba tiba Tenn-nii memelukku dengan erat. Tenn-nii menangis dengan keras dan terus memanggil namaku berulang kali.

Aku... apakah aku hidup?

Benarkah?! Apa ada keajaiban seperti ini? Apa ini sesuatu yang mungkin?

Mengabaikan hal itu... Perasaanku menjadi gak karuan. Tanpa kusadari, aku pun ikut menangis dengan keras.

Aku benar benar merindukannya...

Kakak kembarku...

Pelukan hangat yang diberikan Tenn-nii membuatku semakin terhanyut..

"Tenn-nii..."

.
.
.

-To be continued-

(Jika merasa familiar dengan chap kali ini, maka kalian benar :v Yang bagian kecelakaan itu, terinspirasi dari salah satu scene di Tokyo Ravengers :v)

Ja nee~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro