Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Choice 🍂

.
.
.

Treasure In My Life
By: Monica F

.
.
.
Happy Reading


Lelaki dengan surai merah itu terlihat sedang serius memikirkan sesuatu. Meskipun awalnya ia merasa senang dapat hidup kembali. Namun tetap saja, ini kejadian yang sangat mustahil untuk terjadi. Tidak-bukan itu yang Riku pikirkan saat ini, entah kenapa firasatnya sangat buruk kali ini. Seperti dengan kehidupannya ini... Akan membawa malapetaka bagi orang orang yang berharga baginya.

"Tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini" Ujar Riku yang raut wajahnya nampak setengah pucat.

"Apa maksutmu?" Tanya Tenn menatap lekat pada Riku yang terlihat khawatir juga ketakutan "Memang sesuatu yang mustahil ya.... Orang mati hidup kembali" gumam Tenn.

'Suatu keinginan yang terwujud pasti memiliki bayaran' Tenn tersentak kala dalam pikirannya terngiang suara yang sama dan perkataan yang juga sama, seperti saat ia menemukan Riku di kamarnya. Tenn tanpa sadar meremas kuat kain yang menutupi kakinya, dan keringat dingin mulai keluar dari pori pori kulitnya.

'Apa maksutnya Riku yang hidup kembali... Bukanlah mujizat? Sejak awal itu memang mustahil terjadi.... Kalau begitu apa ada bayaran atas keinganku agar Riku kembali?' Tanya Tenn dalam batin.

'Jangan ambil Riku dariku...' Batin Tenn kini menggigit ujung bibir bawahnya sendiri dan menundukkan kepala, menutupi raut wajahnya. 'Sebagai gantinya... Aku akan menerima bayaran apapun itu'

...

Seketika Tenn merasakan denyutan kuat pada kepalanya. Rasa sakit dan pusing menyerangnya secara tiba tiba. Dengan sikut lengan bertumpu pada sebelah paha kakinya, Tenn memegang dahinya. Berusaha menahan rasa sakit yang tiba tiba itu.

"Tenn-nii!" Panggil Riku khawatir, karena ia sudah memanggil kakaknya berkali kali. Namun yang dipanggil tidak merespon dan tiba tiba memegang kepala.

Riku pun duduk berlutut di atas ubin lantai di depan kakaknya yang sedang duduk di atas sofa. Menyilahkan surai poni merah muda yang sepanjang dagu itu, Riku terkejut ketika mendapati wajah Tenn dipenuhi keringat dingin. Nampak juga Tenn yang mengerutkan dahi menahan sakit pada kepalanya.

"Tenn-nii!" Panggil Riku sekali lagi dengan suara yang lebih keras. Dan itu berhasil membuat fokus Tenn tertuju padanya. Wajah Tenn terlihat pucat dan dapat Riku tau, tubuh kakaknya gemetar.

Meraih tangan Tenn dan menggenggamnya, Riku merasa sangat khawatir "Tenn-nii kenapa?! Tenn-nii sakit?! Pusing?!" Tanya Riku.

Menggelengkan kepala sekali Tenn menyiratkan senyum kecil di bibirnya yang pucat "Daijoubu.."

"Daijoubu dari mananya?! Jujurlah padaku!" Pekik Riku merasa kesal, karena Tenn tidak mengatakan yang sesungguhnya pada Riku.

"Apakah.... Ini terjadi karena diriku?" Ucap Riku mengungkapkan dugaannya yang cukup kuat. Riku merapatkan bibirnya sebentar "Aku yang hidup kembali.. Itu membawa keburukan kan? Dan.... Berdampak pada Tenn-nii?!"

"Tidak!" Balas Tenn cepat, ia balik membalas genggaman tangan adiknya dengan tangannya yang sedikit basah karena keringat.

"Aku memang merasa kurang sehat tiba tiba, tapi ini bukan karena Riku!" Tegas Tenn tidak ingin dibantah.

"Tapi-"

"Tidak ada tapi tapi an!"

Tenn menepuk sofa di sebelahnya, mengisyaratkan Riku untuk duduk di sana. Sementara Riku menuruti apa kemauan Tenn.

"Biarkan aku tidur sebentar" Ujar Tenn tanpa menunggu balasan dari sang adik. Ia menaruh kepala di paha kaki Riku dan menaruh kedua kakinya di atas sofa, sedikit menekuknya.

"Te-Tenn-nii?!" Pekik Riku terkejut dengan tingkah Tenn yang tiba tiba itu.

"Kau tau kan aku kurang tidur akhir akhir ini" Kata Tenn memiringkan tubuhnya dan perlahan memejamkan kedua matanya "Aku mengantuk"

"....Jangan pergi kemanapun selama aku tertidur" Ujar Tenn.

Sementara Riku menjadi tegang karena Tenn. Ia merasa canggung karena tidak biasanya Tenn bersikap seperti ini. Membiarkan sang kakak yang menjadikan paha kakinya bantal, Riku hanya menatap wajah kakaknya. Samar samar Riku dapat mendengar suara gumaman Tenn "Jangan tinggalkan aku"

Riku memalingkan muka ke arah lain, berusaha menahan cairan bening yang memaksa keluar dari pucuk matanya 'Tenn-nii' Sebelum tercipta bekas lengket di pipinya, Riku buru buru menyeka air yang berada di pucuk matanya.

Riku kembali menolehkan kepala menatap pada Tenn yang kini telah tertidur. Tatapan Riku menjadi sendu ketika melihat tubuh kurus Tenn 'Apa sebegitu sulitnya untuk melepaskanku?'

Tangan Riku secara perlahan menyingkirkan surai poni yang menutupi wajah Tenn lantas ia beralih mengusap lembut pipi putih kakaknya "Temukanlah kebahagiaanmu sendiri Tenn-nii" Ujar Riku pelan.

'Karena di dunia ini tidak hanya ada aku. Masih ada orang yang akan selalu berada di sisi Tenn-nii'

.
.

"Tenn-nii.... Tenn-nii okitee.." Riku membangunkan Tenn yang masih tertidur dengan posisi yang sama. Dia tidak ingin mengusik tidur Tenn, tapi sekarang Tenn sungguh harus bangun.

Membuka kelopak mata Tenn lantas mengucek matanya dan dengan masih setengah sadar ia membalas "Nani Riku? Aku masih mengantuk~" Ucap Tenn berniat memejamkan mata kembali.

"Tidak jangan dulu!" Larang Riku yang nampak panik "A-ada tamu"

"Tamu?" Beo Tenn, meskipun masih mengantuk ia membangunkan tubuhnya menjadi posisi duduk, dan memang benar ada tamu. "Ya ampun... Siapa sih.." Racau Tenn mendengus kecil karena tidak jadi melanjutkan tidurnya.

Menekan tombol, kini muncul wajah dua orang lelaki dengan surai uban dan brown sugar di depan pintu kamar apartemennya "Pulang sana"

"Oi kami sudah meluangkan waktu kesini dan kau malah mengusir kami hah?!" Balas Gaku marah marah.

"Lagian siapa yang menyuruhmu datang?!"

"Bocah iniii!"

"Gaku jangan marah marah gitu, dan Tenn kami berkunjung karena khawatir denganmu" Ujar Ryuu berusaha menengahi.

'Khawatir?' Tenn menolehkan kepala pada Riku yang nampak mengendap-endap masuk ke dalam kamar.

Saat hendak memanggil, Riku dengan cepat menaruh jari manis di depan bibirnya, dengan tatapan mata yang seakan mengatakan 'Jangan sampai mereka tau aku ada di sini'

"Oi! Kau lihat apaan? Apa ada seseorang di dalam?" Tanya Gaku.

Mengabaikan pertanyaan Gaku, si surai merah muda itu menunggu hingga Riku masuk ke dalam kamarnya. Setelahnya tanpa banyak basa basi lagi, Tenn membukakan pintu membiarkan 2 member Trigger untuk masuk ke dalam.

"Kenapa lama sekali bukanya? Aku sudah capek berdiri lama di luar" Omel Gaku.

"Sudah dibukain masih aja cerewet" Balas Tenn merasa kesal.

"Eh?" Ryuu membuat atensi kedua orang itu beralih menatapnya "Tenn.... Kau berbicara"

"Memang sejak kapan aku bisu?"

Mendengar perkataan Ryuu membuat Gaku tersadar akan hal itu "Tenn sejak kapan?!"

Tenn menaikkan satu alisnya bingung "Hah? Kalian ini ngomongin apa?"

"Dasar bodoh!" Celetuk Gaku.

"Kau menjadi pendiam bahkan tidak merespon sedikitpun saat kami mengajak bicara dan sekarang kau kembali seperti semula. Dengan mulut tajam mu itu" Ucap Gaku menjelaskan.

"Memang apa yang salah? Aku tidak boleh bicara gitu?"

"Aku hanya bersyukur Tenn kembali seperti semula. Yokatta ne..." Ujar Ryuu tersenyum kecil menatap penuh arti pada centernya.

"Maa... Yokatta" Gumam Gaku juga menyiratkan senyum kecil kepada Tenn.

Semburat merah tipis terlukis di pipi Tenn, ketika mengetahui jika teman temannya sungguh mengkhawatirkan dirinya selama ini dan ia tersenyum kecil sebagai balasan "Arigato-"

*Bruk

"A-aww... Itte..."

Suara ringisan seorang yang terdengar tepat setelah suara sesuatu terjatuh, mengambil paksa fokus dari Trigger. Gaku dan Ryuu menatap waspada pada pintu kamar Tenn yang tertutup.

"Ada orang lain di sini?" Tanya Gaku.

"Siapa itu Tenn? Siapa yang ada di apartemenmu?" Tanya Ryuu.

"Itu.." Tenn bingung harus menjawab bagaimana. Dirinya sendiri merasa khawatir mendengar suara gaduh dari dalam kamarnya.

"Kau membawa pacar?-iee.. Jelas itu tadi suara lelaki" Ucap Gaku yang menatap Tenn dengan tatapan aneh.

"Dasar ubaman mesum!" Celetuk Tenn mengerti maksut tatapan Gaku yang tidak tidak.

"Matte... Barusan... Suara itu...familiar sekali" Ucap Ryuu yang nada suaranya terdengar bergetar.

"R-Ryuu... Ja-jangan bercanda..." Balas Gaku, ia sendiri juga merasa kenal dengan suara barusan.

"Te-Tenn... Si-siapa di dalam sana??"

"Tidak ada siapa siapa!"

"Tenn!!"

Tenn kini sedang bingung apa yang harus dilakukannya. Ia berusaha menyangkal jika memang Riku ada di dalam kamarnya. Namun rasa khawatirnya yang tinggi membuatnya tidak punya pilihan lain.

Tenn berjalan cepat menuju kamarnya diikuti oleh Gaku dan Ryuu yang merasa merinding. Memegang kenop pintu, Tenn membukanya.

"!!"

Tepat saat Tenn membuka lebar pintu sehingga menampilkan seisi kamar, manik Gaku dan Ryuu membulat seutuhnya. Mereka berdua mematung di tempat dengan bola mata yang bergetar tak menentu.

Tidak mempedulikan dua rekannya yang menjadi syok, Tenn menghampiri Riku yang terduduk di lantai "Riku?!" Panik Tenn.

"Da-daijoubu, aku hanya terpleset dan jatuh karena tidak hati hati" Ucap Riku berusaha mengurangi rasa panik Tenn.

Riku melirikkan mata pada sosok Gaku dan Ryuu yang masih membeku di tempat "Y-Yo... Kon'nichiwa Yaotome-san, Tsunashi-san" Sapa Riku menampilkan senyum kecil.

Gaku memundurkan langkah ke belakang namun pandangan matanya masih terpaku pada sosok si surai merah. Sementara Ryuu membekap mulut dengan telapak tangannya, melihat sosok center Idolish7 itu.

Setelah melihat Riku dengan seksama, Tenn menghela nafas kecil "Dasar ceroboh. Lain kali berhati hatilah!" Ingat Tenn. Ia lalu menatap pada 2 member Trigger nampak sangat terkejut "Aneh sekali mereka takut ya?"

"Justru Tenn-nii yang aneh karena tidak takut saat melihatku" Balas Riku.

"Na-Nanase-?!!" Gaku-

"Riku-kun?!!" Ryuu-

"Lama tidak bertemu, hehe" Balas Riku menanggapi dengan tawa kecil sembari menggaruk sebelah pipinya yang tidak terasa gatal.

.
.

Pada akhirnya Riku menjelaskan apa yang telah terjadi dari sudut pandangnya. Meski yang dikatannya memang sulit dipercaya, namun itulah kenyataannya. Fakta yang telah terjadi.

Menyentuh pergelangan tangan Riku, Ryuu bisa merasakan sesuatu mengalir "Aku bisa merasakan denyut nadinya!"

"Nanase kau benar benar hidup kembali?!" Pekik Gaku untuk kesekian kalinya setelah yang terakhir.

"Memang sulit dipercaya, tapi ini sungguhan! Aku sudah tiada dan sekarang hidup kembali dengan tubuh yang utuh tanpa luka sedikitpun" Balas Riku.

...

Butuh beberapa waktu yang cukup lama hingga kedua orang itu percaya dengan apa yang mereka lihat. Ini memang mustahil, tapi lelaki bersurai merah itu jelas adalah Nanase Riku, yang telah tiada setahun lalu...

"Demo... Yokatta... Aku senang bisa bertemu Riku-kun lagi" Ujar Ryuu menampilkan senyum.

"Yah... Meski ini sulit dipercaya, tapi ini memang kau, Nanase" Ujar Gaku yang dari ekspresi wajahnya masih nampak terkejut dan tidak percaya.

Gaku mengerti sesuatu setelah mengetahui kehadiran Riku "Naruhodo ne"

"Hm? Apa maksutmu Gaku?" Tanya Ryuu.

"Alasan bocah itu kembali berbicara pasti karena Nanase. Berkat kembalinya Nanase, keterpurukan Tenn perlahan terobati" Jawab Gaku menjelaskan opininya.

"Ah... Kau benar Gaku" Balas Ryuu setuju.

Riku sekilas bertatapan dengan kakaknya dan kini beralih menatap dua member Trigger "Arigatou gozaimasu, telah berada di sisi Tenn-nii saat Tenn-nii membutuhkannya" Ujar Riku tersenyum tulus.

Riku menundukkan kepala melihat ke arah bawah "Meskipun aku selalu berada di dekat Tenn-nii, namun tetap saja aku tidak bisa berbuat apapun. Aku hanya bisa melihat Tenn-nii menderita sendirian"

"Tapi kau tetap berada di samping Tenn kan Nanase. Itu sudah cukup" Gaku-

"Arigatou Yaotome-san"

Riku memainkan jari-jemarinya "Anu... Bolehkah aku meminta sesuatu" Ucap Riku tanpa menatap Gaku, Ryuu ataupun Tenn.

"Ya, tentu saja. Riku-kun boleh meminta apapun" Jawab Ryuu tersenyum ramah.

Riku menatap pada Gaku dan Ryuu secara bergantian "Tolong tetap temani Tenn-nii" pinta Riku yang tatapan matanya menyendu.

"A-apa maksutmu Riku?! Kau mengatakan itu seolah akan meninggalkanku?!" Balas Tenn merasa takut jika suatu hari Riku akan meninggalkanya lagi'

Riku memang memasang senyum namun senyumannya berkesan sendu "Aku sudah memutuskan pilihanku"

Riku sudah menyiapkan tekad saat semua itu tiba. Dia sungguh tidak menyesal dengan takdir hidupnya. Lelaki bersurai merah itu masih mempertahankan senyum di bibirnya dengan manik crimsonnya yang nampak berkaca kaca.

"Aku akan hidup jika keberadaanku bisa membuat Tenn-nii menjadi lebih baik"

"Tapi..."

"Jika sesuatu terjadi. Jika kehidupanku ini membawa bencana bagi Tenn-nii dan teman teman. Jika ternyata ini adalah kutukan"

"Maka aku akan meninggalkan dunia ini tanpa ragu"

"Aku sudah menentukan pilihanku, kuharap Tenn-nii menghargainya"

.
.
.

-To be continued-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro