Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Affection 🌹

.
.
.

Treasure In My Life
By: Monica F

.
.
.
Happy Reading

Cahaya matahari masuk melewati jendela yang terbuka, disertai semilir angin. Seorang lelaki bersurai merah muda dengan manik amaranth pink sedang duduk di tepi kasur dengan menaikkan satu kakinya dan kaki satunya menapak pada lantai. Memeluk sebelah kaki yang sudah ditekuk itu, lelaki itu menyandarkan kepala, memiringkannya ke samping. Tubuhnya hanya terlapisi kemeja putih yang cukup panjang, membiarkan bagian dadanya terbuka sehingga dada bidang itu terekspos.

(Sc: pinterest)

Tak berselang lama seseorang langsung membuka pintu tanpa permisi "Tenn-nii kok lama sekal-" Suara lelaki itu terputus namun bibirnya masih melongo terbuka. Muncul semburat yang bewarna senada dengan surai merahnya di kedua pipinya "Te-Tenn-nii...."

"Hm?" Tenn hanya merespon dengan deheman singkat.

Riku menghela nafas kecil sembari menggeleng-gelengkan kepala "Tenn-nii nanti masuk angin loh!" Tegur Riku. Riku mendekat dan mengancingkan baju kemeja kakaknya "Apakah Yaotome-san dan Tsunashi-san tau jika Tenn-nii memiliki kebiasaan seperti ini saat baru bangun tidur? Habis mandi langsung melamun gitu aja sampai gak ngantuk lagi kan" Celoteh Riku.

"Hm"

Riku yang mendapat deheman sebagai balasan perkataannya hanya bisa menghela nafas untuk kedua kalinya. Melihat Tenn yang masih membuka separuh kelopak mata, menandakan jika kesadarannya belum terkumpul seutuhnya. Riku berdiri di depan Tenn dengan sedikit membungkukan badan, tangannya terulur untuk membersihkan kotoran mata yang masih tersisa "Jika Yaotome-san melihat Tenn-nii yang begini, nanti Tenn-nii diledek loh"

Tenn memejamkan sebelah mata serta menguap kecil membuat Riku terpesona dengan ketamvaman kakaknya sendiri :'v

'Tenn-nii hontou ni ikemen!' Batin Riku dengan mata berbinar.

"Aku jadi bingung mana yang kakak mana yang adik" Ucap Riku kembali menghela nafas.

Tenn tersenyum kecil pada adiknya dan membelai surai Riku dengan lembut "Adikku rajin sekali ya"

"Begitulah" Bangga Riku karena dipuji oleh Tenn.

.
.

Tenn memiliki jadwal rekaman pagi ini dan selesai tepat pada tengah hari. Para staff sampai terkejut melihat perubahan sikap Tenn yang menjadi bersemangat. Tenn buru-buru menyelesaikan pekerjaan supaya bisa cepat menemui adiknya di apartemen.

Celingukan ketika Tenn tidak mendapat sambutan saat sampai. Sedikit khawatir akan Riku menghilang, Tenn menjadi panik. Ia menghela nafas lega ketika melihat Riku tertidur di atas sofa.

Tenn berdiri membelakangi lampu sehingga tercipta bayangan dirinya. Merasa tidurnya terganggu karena bayangan itu, Riku membuka kedua matanya lantas mengucek salah satu matanya dan menampilkan senyum "Tenn-nii sudah pulang? Kapan?"

"Baru saja"

Riku meregangkan tubuhnya lalu mengubah posisinya menjadi duduk, masih terlihat mata Riku yang ingin kembali terpejam "Aku ketiduran waktu menunggu Tenn-nii pulang"

"Gomene... Aku pulang terlalu lama" Ucap Tenn merapikan rambut Riku yang berantakan "Makan dulu baru Riku boleh tidur lagi, oke?"

Mengangguk mengerti, Riku melakukan seperti suruhan Tenn. Namun sehabis makan siang, Riku sudah tidak mengantuk lagi.

Berjalan menyusuri seluruh ruangan, Riku berhasil menemukan kakaknya yang berdiri menghadap lemari penuh buku. Nampak Tenn yang fokus memilih buku untuk dibacanya.

(sc: pixiv)

Dari belakang Riku melingkarkan kedua tangannya di pinggang Tenn dengan menyandarkan dagunya pada sebelah bahu kakaknya.

"Akhirnya Tenn-nii ketemu, hehe" Ucap Riku tersenyum lebar.

Tenn sedikit menolehkan kepala menyiratkan senyum kecil melihat Riku yang berada tepat di belakangnya. "Katanya Riku mau tidur lagi?"

"Sayangnya aku tidak mengantuk lagi" Balas Riku senyam-senyum, memiliki maksut tersembunyi dibaliknya.

Menghela nafas kecil Tenn tidak jadi mengambil buku yang tadi dipegangnya "Apa yang Riku inginkan?"

Riku tersenyum manis "Hehe, Tenn-nii tau aja"

"Tentu saja aku tau"

"Aku-Riku mau ditemani Tenn-nii!" Pinta Riku dengan menggunakan wajah imut dan nada manja.

"Baiklah baiklah..."

"Yatta!"

.
.

Riku menaruh kepalanya pada paha kaki Tenn, memiringkan tubuhnya menjadi menyamping. Riku melingkarkan tangan ke perut kakaknya sembari menduselkan wajahnya untuk merasakan hangat tubuh kakaknya. Serta menikmati elusan Tenn pada kepalanya yang seperti pengantar tidur.

"Tenn-nii..."

"Ya?"

Riku memejamkan kedua mata, mengingat hari dimana kecelakaan yang menyebabkannya tiada itu. Riku dapat mencium aroma khas milik kakaknya "Sumimasen.... waktu itu.... pasti menimbulkan trauma"

Gerakan Tenn yang mengelus kepala Riku menjadi terhenti "..."

"Aku tau pasti dengan tiadanya diriku membuat Tenn-nii terpuruk sampai seperti itu" Ujar Riku kembali membuka separuh kelopak matanya.

"Tapi... Tidak selamanya aku berada di dunia ini. Terlebih dunia ini bukan tempatku seharusnya berada" Lanjut Riku.

Riku membalikkan badan menjadi terlentang, masih merebahkan kepala di paha kakaknya, Riku dapat melihat wajah Tenn yang tertunduk "Akan kukatakan dengan jelas" Ucap Riku, dia tidak ingin menyakiti perasaan Tenn namun mau bagaimanapun ia harus mengatakannya "Aku tidak bisa selamanya selalu menemani Tenn-nii. Aku tidak selamanya berada di sisi Tenn-nii"

"Aku sudah memikirkannya sejak aku hidup kembali" Tangan Riku terangkat untuk menyentuh surai poni Tenn yang sepanjang dagu itu "Mungkin alasan aku berada di sini hingga detik ini karena harapan kita berdua yang saling terhubung"

"Aku yakin pasti kehidupanku ini tidaklah cuma-cuma. Maksutku mungkin ada pengganti untuk membayar nyawaku saat ini" Kata Riku.

Riku mendengus kecil "Huh... Aku bukan tipe orang yang suka berpikir keras seperti Iori"

"..."

"Intinya kau akan meninggalkanku?" Sahut Tenn setelah keheningan melanda beberapa saat.

Meski berat Riku tetap tersenyum "Uhm" Jawabnya tersenyum sendu.

Tanpa Riku sadari Tenn mengepalkan tangan yang berada di sisi paha satunya dengan erat "Wakatta... Tapi hingga itu tiba, tetaplah berada di sini Riku" Pinta Tenn tersenyum paksa.

Menyadari Tenn yang memaksakan untuk tersenyum membuat hati Riku tersakiti. Memiringkan tubuh menatap pada perut Tenn, Riku berusaha menahan air matanya untuk mengalir keluar.

Tangan Tenn kembali membelai surai merah adiknya "Selama itu aku akan memajakanmu, memberi kasih sayang padamu"

"Biarkan aku....bertingkah sebagai kakak di sisa waktu itu" Ujar Tenn menggigit ujung bibir bawahnya sendiri.

"Baiklah"

🌸🌸

Tenn segera membuka pintu ketika melihat rekan segrupnya datang bertamu dan Riku terlihat senang juga bersemangat mengetahui kedatangan 2 member Trigger itu.

Menampilkan sosoknya Riku melebarkan kedua tangan dengan senyum lebar yang tercipta di wajahnya "Kon'nichiwa Yaotome-san ,Tsunashi-san-"

Riku membelalakkan mata ketika mendapati Idolish6 dan Re:vale yang ternyata ada di belakang Gaku dan Ryuu. Sama halnya seperti Riku bahkan lebih parah, keenam member ainana beserta Re:vale membulatkan manik seutuhnya dan membeku di tempat.

Riku sendiri merutuki kecerobohannya karena langsung nyelonong keluar tanpa memastikan siapa saja yang bertamu. Rencana untuk merahasiakan keberadaannya sendiri telah gagal.

"Ri-Riku/Na..nase-san/Rikkun/Ri-Riku-kun?!" Pekik mereka bersamaan.

.
.
.

-To be continued-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro