Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

⃟꧂ 𝘊𝘩. 𝘛𝘸𝘰


"

Nih buat lo. Kalo lu ke kantin sekarang pasti semuanya udah abis. " Ujar perempuan yang menghampirinya itu sambil dengan santai sambil memasukan tangannya ke kantong rok pendeknya.

Halilintar melototi perempuan itu sejenak lalu melihat kearah roti yang dia berikan.

" ... Ini gak beracun kan? " Alih- alih Halilintar yang bertanya, Malah Blaze yang sekarang bertanya sambil menatap horor roti tersebut.

Perempuan itu pun tertawa lepas. " Ya enggaklah. Ngapain juga gue ngeracunin si Halilintar yang dinginnya sekutub utara itu? "

Blaze menatapnya tak percaya sedangkan Halilintar menatapnya tajam. " Ngapain lu ngasih ginian? " Ujar Halilintar dingin.

Perempuan itu bertingkah kecewa. " Yaelah lu ga percayaan banget sama gue Hal, padahal kita udah kenal lama loh. " Ucapnya sambil berakting tersendu- sendu.

Dan tentu saja, tampaknya Halilintar juga tak ada niatan untuk mendengarkan bullshit perempuan tersebut dan hanya diam saja tanpa menyentuh makanan yang ia berikan.

Melihat hal tersebut Taufan pun meleraikan mereka semua. " Yaudahlah li terima aja, daripada lo kelaperan ampe istirahat selanjutnya. Gue tau pasti tadi pagi lu belom sarapan kan? Lagian Sal juga bukan tipe yang ngeracunin orang kalo lagi kesel sama orang itu. " Ujar Taufan berusaha meyakini kembarannya itu.

Perempuan itu adalah Salsaria Eusthasice, Salah satu murid yang lumayan populer disekolah mereka, karena jago dalam olahraga dan sifatnya yang sangat easygoing jadi dia banyak memiliki teman. Dan sifatnya juga agak lebih sedikit bar- bar daripada perempuan pada umumnya.

" Tuh dengerin si Taufan. Masa adeknya lebih pinter dari kakaknya? " Ujar Salsaria sambil tersenyum miring.

Halilintar hanya menatap tajam cewek itu, lalu mengambil roti yang tadi ia kasih dan dengan kasar membuka bungkusnya dan langsung memakannya.

" Udah kan? Puas lo? " Ucap Halilintar setelah ia menelan roti itu.

Salsaria hanya tertawa terbahak- bahak " Hahaha, yaudah sih kan gue cuma mau jadi baik. Lain kali kalo mau lagi bilang aja ke gue~ " Tawarnya dengan nada usil.

Baru saja Halilintar ingin membalas, tiba- tiba saja ada yang menarik kerah belakang seragamnya Salsaria. Perhatian pun langsung tertuju pada mereka.

Perempuan berambut merah muda yang diikat half ponytail, menatap ketiga lelaki yang berada didepannya dengan tajam lalu melihat Salsaria. " Ngapain lu ngobrol sama mereka? " Ujarnya lalu melepas pegangannya dari kerah Salsaria yang sudah tak bisa bernapas tadi.

Salsaria hanya tertawa kikuk sambil memegang kerahnya yang jadi berantakan karenanya " Ehehe engga ada apa- apa kok Cinn. Kita cuma ngobrol santai aja, ya kan guys? " Ucap Salsaria sambil menghadap kearah ketiga lelaki di sampingnya.

" Iya Cinn, ngga kenapa- napa kok hehe. Btw Hai. " Sapa Taufan yang tidak dipedulikan oleh sang perempuan.

Cinn Eusthasice adalah adik kembar Salsaria yang hanya berbeda 5 menit saja. Berbeda dengan kakaknya, Cinn memiliki sifat yang mirip dengan Halilintar. Cinn selalu bersikap dingin dan susah untuk didekati, namun banyak juga yang menyukainya karena hal tersebut.

Cinn menghela nafas. " Udah gue bilang gausah temenan sama mereka, ga ada untungnya. Ayo, Ay udah nunggu diluar. " Ujarnya lalu menarik tangan Salsaria dengan paksa dan menyeretnya keluar.

" Eh sabar lah~ babai guys jangan kangen gue yah! " Ucap Salsaria dan melambai kearah mereka sebelum mereka berdua meninggalkan kelas itu.

Halilintar bergidik ngeri " Siapa juga yang mau kangen sama dia. " Gumamnya lalu memakan sisa roti tadi sampai habis.

Blaze melihat kearah pintu sejenak. " Ga nyangka sih kita sekelas sama mereka. Tapi kayaknya mereka dari dulu ga berubah ya? Apalagi si Cinn, 11/12 sama bang Hali. " Ujarnya malas, yang mana membuatnya mendapat jitakan kasih sayang dari sang kakak.

" Aduh! " Ringis Blaze sambil memegang kepalanya yang sakit.

" Maksud lo apa? " Ucap Halilintar tajam, dibalas gelengan kepala dan cekikikan dari Blaze.

Taufan hanya menatap kearah pintu sejak tadi kedua perempuan yang menjadi teman sekelas mereka itu pergi, ia menundukkan kepalanya sebentar.

" Lo kenapa Pan? " Tanya Blaze yang menyadari tingkah lakunya.

Yang ditanya pun hanya menggeleng. " Hah? Gak apa- apa kok, eh btw ke lantai bawah kuy kita cari Thorn. " Ujar Taufan sambil beranjak dari tempat duduknya.

Blaze pun langsung bersemangat " Kuy! Lo mau ikut ga bang? " Ajak Blaze kepada Halilintar.

" G. "

" Elah singkat amat "

┄┄╼ ܻ⨍ɑׁׅtׁׅꫀׁׅܻ݊ ╾┄┄

" Cinn lu kenapa sih?? Kan gue cuma mau ngobrol doang sama mereka. " Ujar Salsaria yang terdengar sedang merajuk.


Sekarang mereka sedang pergi menuju entah kemana Author pun tak tau, pokoknya somewhere in the school lah.


Cinn pun menghela nafas kasar dan berbalik menghadap kearah kakaknya yang berbeda 5 menit itu. " Buat apa? Lo sendiri tau kan gimana hubungan perusahaan keluarga kita sama keluarga mereka? Ngapain buang- buang waktu buat mereka. "

" Ya tapi kan tetep aja, sekolah bukan tempat berbisnis wahai adikku tercinta. Iya gue tau lu pengen jadi successor perusahaan kita, tapi bukan berarti lu harus jadiin semua orang musuh oke? Cobalah buat temenan sama setidaknya 5 orang ajaa. " Ucap Salsaria sambil memegang bahu Cinn.

Cinn tak menjawab melainkan hanya membuang muka saja.


" Iya Kak Sal ada benernya. Kak Cinn harus punya seenggaknya teman cowok maupun cewek, emangnya Kak Cinn ga bosen terikat sama perusahaan terus? " Ucap seseorang disamping mereka.

Cinn menghembuskan napas dengan kasar lalu menepis tangan Salsaria. " Ini ga segampang itu Ay. Kamu tau kan tua si bangka sialan itu bagaimana sifatnya. " Ucapnya dengan suara kecil sambil menghadap kearah lain.

Aybo Eusthasice, adalah anak yang lahir terakhir diantara mereka bertiga. Sifatnya berbeda juga dengan kakak- kakaknya, dia sangat penyayang dan lemah lembut. Karena itu banyak yang menyukainya.


Mereka bertiga seketika terdiam, mereka tahu betul sebaiknya mereka tak usah membicarakan hal- hal seperti itu didalam sekolah.

" Ah udahlah, tolong berteman sama mereka ya?? Pleasee banget ini mah. " Rengek Salsaria yang masih mencoba memohon padanya.

" Gausah berharap. " Elak Cinn.


Mereka tetap saja seperti itu sampai Aybo bertanya. " Kalian daritadi sebenernya ngomongin siapa sih? " Tanyanya bingung.

" Itu loh Ay- "

" Si BoBoiBoy kembar tujuh itu. " Ucap Cinn lalu mendengus.

Aybo berpikir sejenak lalu tersenyum. " Ide bagus sih, kenapa Kak Cinn ga mulai berteman sama mereka? Lagian bukannya dulu kakak sama Taufan deket ya? " Ujar Aybo.

" Eh bener juga. Kan lo dulu temenan sama si puting beliung! " Lanjut Salsaria.

Cinn berdecak kesal lalu menengok kearah lain. " Itu dulu, ngapain lu samain sama yang sekarang? " Ucapnya dengan kesal.

Aybo menggenggam tangan Cinn. " Ayolah kak, dunia sekolah sama dunia luar itu berbeda. Tolong berteman sama mereka yah? Kalo ngga minimal sering ngobrol sama orang lain deh. " Ucap Aybo dengan memasang puppy eyes.


Fyi, Salsaria dan Cinn itu tidak bisa berkata tidak pada adik mereka itu. Jadi mau tak mau Cinn hanya pasrah dan mengangguk atas kemauan adik satu- satunya itu saja.

" Yaudah, bakal gue coba. " Ucapnya pelan. Membuat kedua kembarannya itu senang.


Salsaria merasakan ketidak adilan yang ia dapatkan. " Dih giliran sama Ay aja langsung nurut lo, dasar petrik. " Ujarnya sambil menjitak kecil adiknya itu.

" Ah berisik. " Ucap Cinn sambil mengelus kepalanya yang dijitak.


════════To be continued════════

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro