
Solivagant
Tahun berlalu dengan cepat, secepat itulah ia melalui masa remajanya dengan hanya di rumah saja. Pandemi ini sungguh menyebalkan, mengekang kebebasan para teruna untuk mengadakan acara perpisahan. Yang sekarang seharusnya ia pergi dengan teman-temannya, bersama merayakan kelulusan mereka, saling menautkan tangan dan berpelukan seraya membagi kasih, diiringi gelak tawa dan tangisan sebagai penutup. Tapi apa? Buktinya ia masih saja berdiam diri di dalam rumah. Pun dengan otaknya yang dipaksa memahami materi yang tak pernah dijelaskan sedikitpun.
Ia lelah.
Dengan kehidupan yang ia jalani. Tepat hari ini ia genap berusia enam belas tahun, dan tidak ada yang spesial sama sekali. Masih sama seperti tahun-tahun yang lalu, masih ditemani dengan pria tampan berwujud 2D yang disebut husbu. Sekelebat pemikiran pernah menghampiri, akankah ia selamanya terus begini? Mencintai seseorang yang tak nyata dan tak akan pernah nyata. Padahal di luar sana banyak lelaki yang masih melajang, yang butuh gandengan sebab para gadis kini lebih memilih karakter 2D.
Entahlah, Key lelah memikirkan semua itu. Biarkan kehidupannya mengalir bagaikan air, urusan jodoh belakangan, karena katanya jodoh ada di tangan Tuhan.
Tapi bukan berarti kamu bisa bebas mencintai para gepengan itu.
Ini masih pagi, dan ia sudah melankolis. Dasar anak jaman sekarang, bukannya bantu keluarganya mengurus rumah, mana sekarang saudaranya bertambah banyak. Itu tak masalah bila hanya satu dua, tapi coba bayangkan dua puluh anak-anak manis dalam satu hari. Memikirkannya membuat Key bingung sendiri, alhasil rambut yang jadi sasaran.
"Acak aja terus tuh rambut, cantik enggak, kek mak lampir iya," sewot seseorang yang melintas di sampingnya.
"Diem kamu!"
Key memeringati yang dimaksud. Lantas pandangannya terhenti pada sekotak susu pada genggaman orang tersebut.
"Heh itu 'kan susu kotakku. Kok diambil sih?!" tanyanya kesal. Sejujurnya Key tak begitu peduli.
Shaa, gerangan sang pelaku pencolongan susu─nggak, becanda, ampun─pun membalas, "Emang napa sih ga boleh? Orang ditaruh di kulkas ya berarti milik bersama."
Raut marahnya kini tergantikan dengan senyum miring, membuat seonggok manusia pecinta Dazai Osamu itu bergidik ngeri.
"Ya gapapa sih. Habisin aja, orang udah kadaluarsa," balas Key santai.
Shaa lantas menyemburkan susu yang masih tersisa di mulutnya dengan dramatis, layaknya adegan di anime yang sering ditonton anak-anak halu.
"KAK KEEEYYY!!! KOK NGGAK BILANG SIH?! AKU NGGAK MAU MATI MUDA CUMA KARNA SUSU KADALUARSA," kata Shaa misuh-misuh.
Key lantas tertawa, "AHAHA Makanya, jangan asal ambil."
Merasa kesal, Shaa memukuli Key yang terus berlari menghindari pukulan penuh cinta dari Shaa sambil tertawa puas.
Mereka terus berlarian mengitari sofa hingga membuat penghuni rumah halu yang lewat langsung duduk dilantai menontoni mereka.
Memang tidak ada akhlak. Bukannya melerai malah hanya menonton bahkan menyoraki Shaa untuk semangat mengejar Key.
Maklum aja sih, soalnya pas pembagian akhlak mereka malah absen.
"SEMANGAT SHAA! KAMU PASTI BISA!" Teriak Sharon—salah satu penonton not have akhlak kita.
"AYO TANTE KEY, JANGAN MAU KALAH JUGA!" Shi tak mau kalah dari Sharon, dia ikut menyemangati Key dengan semangat seakan-akan Key dan Shaa sedang mengikuti lomba lari.
"Mau gak?" Shan juga sama akhlaklessnya. Dia malah menawari dua saudari persengklekannya dengan camilan yang ia bawa, dan tak ada niatan melerai KeyShaa.
Selama beberapa menit, semuanya terlihat sama. Key dan Shaa yang saling mengejar, dan para penonton yang masih stay ditempat sambil memakan camilan yang ada.
"Astagaa!"
Mendengar itu, mereka bertiga—Sharon, Shi, dan Shan—langsung menengok ke sumber suara.
"Ih, ada Kak Naomi. Ayo kabur!" Shan langsung berdiri sambil menarik lengan Sharon dan Shi untuk kabur.
Naomi selaku orang yang membuat ShanShaShi kabur lalu melipat kedua tangannya di depan dada, mengamati tingkah polah kedua manusia yang kini masih bertengkar.
"Key, Shaa, nggak mau berhenti?" kata yang lebih tua.
Shaa kemudian berhenti berlari, ia berbalik menatap Naomi di sana. Dengan wajah yang tertekuk dan tangannya yang masih menggenggam sekotak susu. "Kak Key duluan yang mulai, salahin aja dia!" jelasnya seraya menunjuk sang oknum.
Sedang yang dimaksud membalas dengan tatapan tidak terima. "Lah, kok jadi aku? Orang kamu duluan kok yang ngambil susu kotakku, ya salah sendiri minum susu kadaluarsa."
"DIH! 'Kan, aku―" kalimat Shaa terpotong oleh seruan Shi yang tiba-tiba datang lagi.
"TANTE KEEEEEEEEEEYY! TAU GAK?"
"Gak usah ngegas, cok!" ujar Shaa, ngegas.
"Situ juga sama aja kali!" kata Shi, gak mau kalah ngegas.
"Eits! Stop, kalian berdua!" lerai Tante Key.
Terjadi keheningan sementara, setelah akhirnya Tante Key kembali membuka suara.
"Um, jadi, Shi tadi mau ngomong apa?"
"OHHH, ITU! TADI, TADI! TADIIIII!"
"Tadi?"
"TADI!"
"Tadi apa? Kenapa?"
"Enggak, tadi Megumi ngajak aku pergi. Betewe, katanya Emak mau pergi ke Gramedia ntar siang, bareng Kak Lin ama Tante Shan." jelas Shi panjang kali lebar kali tinggi.
"Oke, sip. Kalo Shaa, ada rencana gak hari ini?" tanya Tante Key.
"Eh? Paling nanti kalo gak sibuk Dazai mau ajak aku pergi." jawab Shaa santuy.
"Eh, gitu? Ya udah lah, kayaknya aku bakal sendirian di rumah seharian ini." ucap Tante Key.
"Bukannya ada Mbah Mars?" celetuk Shi.
"Iya, sih. Tapi, Kak Mars biasanya pergi juga, 'kan?"
"Iya juga, ya. Ya udah, Tante Key gak papa sendirian? Ato mau ngikut sama yg lain?" Shi memastikan.
"Enggak, ah. Di rumah aja, gak mau ganggu." ujar Key, tidak tahu-menahu tentang apa yang menunggunya.
"Ahh, akhirnya, waktu sendirian!" gumam Key sembari menghela napas senang setelah semua admin Halu pergi.
Ia pun beranjak untuk mengambil handphonenya, mulai asyik dengan lempengan besi itu.
Waktu berlalu. Tidak terasa, sudah hampir 1 jam Key berkutat dengan handphonenya. Merasa haus, Key menyeret langkah kakinya menuju dapur.
Semuanya damai dan tenang, Key minum seperti biasa, sebelum gelas yang berada di meja jatuh dengan tiba-tiba. Key tahu jelas, tidak ada orang di sekitarnya. Lantas, bagaimana gelas yang terletak di meja itu bisa jatuh?
Key meyakinkan diri untuk menolehkan kepala ke meja yang berada persis di belakangnya.
Tidak ada. Tidak ada siapapun atau apapun di belakangnya. Hanya pecahan gelas kaca dan beberapa makanan yang masih tersaji di meja. Tidak mungkin gelasnya tersenggol, 'kan? Secara tadinya gelas itu berada sedikit ke tengah meja.
Keanehan terjadi kembali. Dispenser tempat Key mengambil air tadi juga mengalir dengan sendirinya.
Diselimuti rasa takut yang hebat, Key merapalkan segala macam doa. Mengabaikan air yang terus mengalir dari dispenser.
Aliran airnya berhenti, semakin banyak doa pula yang ia ucap.
Sebuah tangan menepuk bahunya. Key terdiam di tempat; terkelu. Dia hanya bisa membatin doa.
Dapur yang gelap menerang seketika. Itu Yuna, napasnya tersengal-sengal.
"T-Tante! Lexa, Lexa kesurupan!" serunya dengan suara bergetar.
"Eh? Hah? Kesurupan giman―" Yuna menarik tangan key sebelum mengutarakan pertanyaannya.
***
Sampai di villa sebelah, Key dikejutkan dengan Lexa yang berteriak-teriak dan mengamuk tidak jelas. Kak Naomi dan Kak Rei sudah terlalu kewalahan untuk mencegah Lexa menyakiti dan menghancurkan sekitarnya.
Tapi yang Key lihat bukan hanya itu. Ada wanita cantik dengan gaun putih khas zaman Eropa 80-an di belakang sana. Lebih tepatnya, di pepohonan yang berada di belakang kerumunan orang ini.
Di matanya, terlihat sangat jelas paras cantik wanita tersebut. Padahal, jarak mereka cukup jauh.
Tak tinggal diam, Key dengan segera merogoh sakunya. Dan ia sadar, handphone-nya tertinggal di atas sofa. Segala sumpah serapah sudah siap di ujung mulutnya, namun Key berusaha untuk tetap tenang.
"Yuna bawa hape nggak?" tanyanya pada yang lebih muda.
Yuna menganggukkan kepalanya dua kali lebih cepat, agaknya rasa panik telah menyelimutinya. "I-ini," katanya sembari menyerahkan benda pipih tersebut.
Key kemudian segera mengetikkan sebuah nomer, lalu mendekatkan handphone milik Yuna pada telinganya.
Lamat-lamat suara mulai terdengar dari seberang sana, Key segera memulai percakapan sebelum yang dihubungi menyapa.
"Sat!!! Buruan ke sini!! Ini gawat, genting, darurat!!" Key tak lagi peduli dengan yang namanya tenang, di situasi saat ini ia tak bisa tenang, terlebih yang berhubungan dengan makhluk tak kasat mata.
["Tapi aku udah di sini, beb. Aku udah di villa, tapi kok sepi?"]
"Bukan yang itu, yang satunya. Buruan!!!" balas Key lagi.
Satoru─orang yang ditelepon Key─akhirnya tiba. Lengkap dengan setelan jas dan setangkai mawar yang terjepit di kedua belah bibirnya yang menawan. Pria itu tersenyum tampan sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Hai say─"
Key menukas, "Cepet sadarin Lexa!"
"Sadarin gimana?! Aku bukan dukun kaleng-kaleng yang kerjaannya ngeramal masa depan, aku lebih suka membangun masa depan bareng kamu~"
Seolah dunia hanya milik berdua, Rei, Naomi, dan Yuna yang ada di sana bagaikan nyamuk. Ah jangan lupakan Lexa yang sekarang semakin menjadi-jadi.
"Satoru bego!!! Buruan ini Lexa kesurupan, kamu dukun 'kan?!!" Key mengacak rambutnya.
Tak ingin membuat yang terkasih tambah murka, Satoru lalu memutar otak. "Hmm, kalian..."
Ketahuilah, mereka yang ada di sana selalu tidak suka bila ada seseorang yang menggantung kalimatnya. Maka mungkin halal hukumnya untuk menendang Satoru.
"Kalian nggak sadar? Sejak kapan book ini bergenre horor?" sambung Satoru.
Sedetik setelah pria itu menuntaskan kalimatnya, Lexa kembali sadar. Ia tak lagi berteriak-teriak dan mengamuk seperti sebelumnya. Dan bertepatan dengan itu pula Satoru menghilang dari sana.
"Sekarang apa?" tanya Key ngawur.
Naomi hanya mengernyit heran, apa memang kelakuan anak-anak halu ini selalu random? Kiranya itulah yang memenuhi kepala Naomi.
Merasa tak ada lagi urusan dengan berada di sana, Key pergi keluar sebelum dihentikan oleh satu-satunya manusia di sampingnya.
"Mau kemana? Masih pagi mau keluyuran?" tanya Naomi menginterogasi.
"Nggak kok, kak. Mau cari angin aja, panas habis deketan sama Lexa yang kesurupan," balas Key santai.
Naomi mengangguk paham, genggaman tangannya lantas dilepaskan, membiarkan gadis pecinta Pororo itu pergi.
Tiba-tiba, tak ada angin tak ada hujan, Shaa kembali dengan tatapan nyolot-nya. "Heh jangan main pergi gitu aja, selesaikan masalah ini secara betina."
Key menaikkan alisnya. "Loh tadi katanya mau pergi sama Dazai?"
"Uso dayo~" balas Shaa.
Teringat dengan tatapan nyolot dari manusia di depannya membuat Key sedikit marah. "Perasaan tadi udah selesai kok, mau apa lagi? Mau aku minta maaf? Yaudah iya aku minta maaf udah bikin Shaa minum susu kadaluarsa."
Mendapat perlakuan seperti itu malah membuat Shaa salah tingkah, pasalnya ia pikir Key akan marah. Tapi sepertinya Key terlalu dewasa menanggapi semua itu, yeah Shaa tidak heran, memang Key suka labil.
Karena tak ingin situasi menjadi terlalu serius, Shaa berusaha untuk melawak, walaupun ia pikir terdengar garing macam rengginang.
"Santai aja kali, aku udah kebal kok, tenang aja!" balasnya sambil mengacungkan jempol.
Key menaikkan alisnya, bingung dengan apa keinginan Shaa. Ia sudah minta maaf, apa yang kurang? Oh ayolah, Key ingin segera menyendiri.
Perlahan tatapan Shaa mulai melembut, tanpa sadar mengembangkan senyuman, tanpa sadar pula menubruk tubuh Key.
"Kak Key, kakak punya masalah apa? Jangan dipendam sendiri, kak Key juga terlalu serius nanggepin aku tadi," kata Shaa dengan suaranya yang teredam.
Key benar-benar tidak tahu apa yang menghinggapi anak-anak halu hari ini, apa mereka ketempelan?
Anak halu tiba-tiba kalem? Mungkin akan terjadi sesuatu nanti.
Terlalu sibuk dengan apa yang ia pikiran, agaknya membuat Key tidak menyadari hawa keberadaan orang-orang di sekitarnya. Mereka bagai Kuroko Tetsuya saja.
Pandangannya tiba-tiba tertutup, sepertinya sebuah tangan dari arah belakang. Kemudian disusul dengan suara kompak bagai orkestra di dalam ruangan itu.
"Selamat ulang tahun, Key/Kak Key!!"
Key akhirnya sadar, bahwa hari ini ia tak lagi sendirian. Kehangatan ini sebagai bukti bahwa orang-orang selalu mendukungnya. Kebersamaan yang kini ia rasakan bukanlah hal semu, ini nyata dan ia sekarang berada di sini, bersama anak-anak halu yang telah mengisi kekosongan di hidupnya.
Sepasang tangan yang menutupi kedua matanya kini telah menghilang, Lin ikut bergabung bersama yang lain, membiarkan Key seorang diri dengan dikelilingi mereka semua. Ingin ia menjaga image-nya, namun kelakuan mereka selalu membuatnya gagal.
Sharon berucap, "Nangis aja kali, kamu 'kan cengeng."
"Makasih semuanya, aku seneng banget bisa kenal kalian semua. Aku... aku kehabisan kata-kata, aku nggak tau mau ngomong apa lagi," katanya. Yang membuat mereka dengan kompak mengucap 'Aww'.
"Aku pergi bentar ya, ada yang perlu aku lakuin," sambungnya meminta izin dan pergi meninggalkan semua anak halu.
"Ah Tante Key nggak asik, masa pergi gitu aja. Ini dimakan dulu kuenya," celetuk Shi.
Mars lantas menengahi. "Udah biarin aja, Ke-chan mungkin butuh waktu buat sendiri."
***
Key sekarang tidak punya tujuan, satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah menendangi kerikil yang menghalangi jalan. Pikirannya selalu melanglang buana kala ia merasa sendirian, namun memang ini yang ia inginkan.
"Cari tempat deh, yakali aku dipinggir jalan. Udah macem anak buangan," monolognya.
Sembari mencari tempat untuk menyendiri, Key kembali mengingat kejadian barusan. Mungkin tak seharusnya ia pergi.
Yang terbesit dipikirannya kini hanya sebuah tempat yang sepi dan tenang, tak seperti suasana dirumah halu.
Bukan untuk hal yang aneh-aneh, dia hanya ingin menyendiri dengan tenang. Jika dirumah halu ia menyendiri mungkin ia tak akan bisa. Karena tak akan ada yang bisa membiarkan dirinya seperti itu, mungkin dirinya akan dicap menyedihkan dan akan langsung diajak untuk melakukan hal yang akan mengalihkan pikirannya.
Lamunannya kini telah membawanya ke sebuah hutan. Key sendiri sadar kalau dia sudah berada di dalam hutan. Tapi, bukannya berlari keluar hutan, Key sengaja memasuki hutan makin dalam.
"Lumayan juga," gumam Key melirik tiap sudut hutan belantara yang menimbulkan kenyamanan tersendiri dalam diri Key.
Menghela napas, Key duduk di samping batang pohon yang sudah dilumuti. Pikirannya melayang ke langit ke tujuh, memikirkan segala macam hal yang membuatnya resah dan senang secara bersamaan. Dasar, overthinker.
Key tertawa hambar. "Kukira, tidak akan ada yang mengingat ulang tahunku," ia menghela napas cukup panjang dan berat. "Ternyata, masih ada yang ingat tanpa harus kuumbar."
Seisi rumah halu bersin.
Key memejamkan matanya, ia tersenyum kecil. "Terima kasih." Key pun terlelap.
"Key!"
"Key!"
"Keyanjing!!"
"Tante Key!"
"Hadeuh …. Ke mana sih anak ini?" monolog kak Mars sembari berkacak pinggang.
"Jangan-jangan, Key dingab Chrollo!" terka Sharon yang sepertinya 100% benar.
"Chrollo gak berkelas. Masa ngab anak orang di tengah hutan, sih," sambar Shi sambil mengangkat daun kering dan meneriaki nama Key.
"Kamu lupa, ya? Chrollo 'kan gembel."
"Hush! Fokus cari Key!" tegas Shan padahal doi mau ikutan ghibah Krolo juga.
"Kak Key!"
"Okay, gini aja," otak Sharon mulai berjalan ke neraka. "Kita bagi kelompok aja. Dua kelompok, isinya 4 orang."
"Mau sama emak!" - ini Shi (ya Allah)
"Sip, nanti kita nyebur bareng, ya."
"Tolol!" Shaa selaku yang paling waras menjitak Sharon dan Shi(ajg, namanya susah).
Sharon berdeham. "Jadi, dibagi gini: kelompok pertama, aku, Shi, Shaa, Shan! Sisanya diskusi sendiri, bai~"
Lho, kok satu kelompok isinya 4 orang? Iya, sayang. Kak Rei sama kak Naomi ikut, say. Doi yang paling khawatir soal Key, padahal Key udah gede.ggt
Shi—dengan semangat 45—menarik isi kelompoknya sampai-sampai Shan tersandung(f in the chat). Kak Mars dan kak Rei hanya dapat menggeleng sambil berdecak.
"Lin sama yang waras aja, ya," ujar Kak Naomi meluruskan.
"Siap. Lagi juga, aku gak mau mati konyol."
Mulutmu, Lin.
Sementara itu, dengan kelompok 1
"Tes, tes, mic. Ekhem. Bersama reporter tercinta kalian, Sharon, di sini. Hari ini, saya ingin melaporkan kejadian menggegerkan yang baru-baru terjadi di rumah halu. Key hilang. Gak geger amat, sih. Cuma dilebih-lebihkan dikit aja biar laku beritanya. Sekian dari saya, terima kasih."
Shi mengacungkan ibu jarinya, "bagus, Mak. Dapet banget feel reporternya."
"Oh, jelas, kan aku( ´◡‿ゝ◡')."
"Gak waras." - Shan & Shaa
"Gaes, ada jurang!" Shan menunjuk jurang di depan mata. "Siapa tahu, Key ada di sana. Ayo, cari!"
"Samanya gak waras." - Shaa
Dengan kelompok waras
"Key!"
"Key! Gak diculik sundel bolong, kan?!" teriak Kak Mars.
"Ke mana sih dia?" monolog Lin dengan nada kesal.
"Sabar, Lin. Kita cari lagi, ya?" Sasuga, Kak Rei!(≧▽≦)//tepuk hati//
"Pasti ketemu," tambah Kak Naomi(gak sih, kak, gak pasti, gak janji)
Setelah mencari sekitar setengah jam, mereka mendapat chat dari grup.
❬ ⸙: ✰❛ Halupro • Admin ❀❜ ❭
❥ Keyanu
Kalian dimana?
Gak ada di rumah, di kamar juga, di gudang juga, di bawah tempat tidur juga
Kemana?
"Oh, ternyata dia udah ada di rumah^^," suara hati mereka yang nyari Key sampai kepleset ke rawa.
"Hoho, minta digetok rupanya," suara hati mereka yang didorong Sharon dari pohon.
Sesi kali ini pun ditutup dengan Key yang diceramahin Kak Mars dan para SAR dadakan Key yang mengigil gegara mandi malam. Tamat~
♯💌❭ Here's your messages! ꜜ ཻུ۪۪.
- ̗̀ ⌦ Sharonthefox ִֶָָ࣪
Hbd.
- ̗̀ ⌦justcallme_shi ִֶָָ࣪
Heyy! Met ulang tahun, yaa!
Moga tambah pinter, tambah rajin, mwah. Lainnya doa sendiri, ya. Udah gede, lho.
Makasih banget udah jadi motivasi dan inspirasi aku selama ini. Makasih udah baik banget sama aku. Makasih udah selalu panik pas aku marah― //slap//
Semangat sekolahnya! Saingan di sana pasti lebih susah lagi, 'kan? Makanya, harus semangat! Ayo, kita berjuang bareng-bareng!
Pokoknya, makasih. Maaf juga, aku pasti banyak salah.
Selamat ulang tahun, tahun ini harus lebih baik dari yang kemaren! ♡
- ̗̀ ⌦ Rinkusuu ִֶָָ࣪
Cieee udah 16 tahun 🌚
Aku nggak pinter ngasih ucapan sih... But, semoga kamu senantiasa diberi kelancaran dalam menjalani hidup, selalu berada di jalan Tuhan, karena semakin bertambah usia kadang bisa lupa sama Yang Maha Esa, sebab kesibukan yang semakin padat dan mungkin cobaan yang begitu berat. Kalau Key ada masalah, Key bisa cerita kok, atau lebih milih buat cerita sama Tuhan itu juga gapapa.
Y'know, you're so kind. Everything you do always motivates me. I want to be like you, but I know I can't be someone else, it's me in my own way.
Happy Birthday to someone who always motivates me 💜
- ̗̀ ⌦ Shaniasukamto ִֶָָ࣪
Ekhem–
A ... Aku mau ngomong apa ya tadi
//Buka kertas
OH!!
SELAMAT ULANG TAHUN YA KEY!!
SEMOGA HAPPY BIRTHDAY–//dibuang
Ga ga ga
Oke serius-serius, eh aku males serius ah–//dibuang pt. 2
Ih, ngga bosen apa buang aku mulu:(
Nanti ngga ada yang mungut aku gimana?
Kan, aku jadi ngelantur:(
Kamu sih–//dibuang pt. 3
Udah, udah anjim, capek dibuang mulu
Ekhem–
Sekali lagi, HAPPY BIRTHDAY YA KEY~!!
Acie, yang umurnya makin kepotong–//slap
Canda ih, jangan marah:(
Btw, Key pernah marah ngga sih'-')?.gg
Oh, maaf ya Key, aku ngga ngucapin lewat wa, serius aku bingung mau ngucapin apa engga. Dan ... Berakhir ngucapin lewat ini aja biar barengan sama ceritanya.
Kamu suka kan ceritanya? Semoga suka ya, muach.
Dan semangat buat sekolahnya, jangan kek aku males-malesan kerjaannya. Tapi kamu pasti rajin, kan kamu 11 12 sama Shi.
Terusssss...
Ngga tau mau ngomong apalagi, ini juga udah panjang njim.
Inti dari ketikan absurdku adalah, HBD, makasih.
- ̗̀ ⌦ Nathxliee ִֶָָ࣪
Happy Birthday!
誕生日おめでとう
Tanjōbiomedetō
Selamat ulang tahun buat kak Key-! Smoga panjang umur dan sehat selalu! <3
Selalu semangat dan terus jaga kesehatan! Oh iya, semoga yang di semogakan kak Key tersemogakan ya!
Sekian, Nathalie.
- ̗̀ ⌦ Starly_galaxy13 ִֶָָ࣪
Selamat ulangtahun Key~
Semoga panjang umur, semua impian tercapai, semoga semua yang di inginkan terkabul.
Semoga kewarasannya terjaga aja :')
Ya intinya itu aja sih dari aku
- ̗̀ ⌦ Alexarthur_20 ִֶָָ࣪
Ekhmmm—tes satu dua lima—tiga.
Langsung tu de poin aja tante key, kalau ga tu de poin bisa bisa saya banyak bacot, ntar di somplak sama all mem halu pro—//plakkk
Noh kan banyak bacot?
Oke tu de poin,
Hepi mensip—eh?!
//PLAKKK AJG KAU INI GA JELAS BGT.
MAKSUDNYA, HEPI BROJOL HARI, SEMOGA PANJANG UMUR, SEHAT SELALU, REJEKINYA DI LANCARKAN—Aamiin.
Satu lagi, kalau tante key ada masalah, gilanya jangan bikin perut sakit:(.ggt
Kami ga tau tentang hidup tante key di rl bagaimana rinciannya, soalnya setiap orang punya privasi masing masing ya kan?
Tapi pesennya buat tante key, setiap orang punya titik jenuh masing masing. Jadi ada waktunya buat kita curhat, dll.
Maaf, emg saya ga pinter buat beginian, but FIGHTING TANTE KEY><!
Misalnya kalau ada masalah juga, boleh cerita ke kita sekali sekali, soalnya kalau di pendem juga sakit, nyesek, berat gitu kan? :(
Jangan stres stres juga ya, aku tau di setiap kehidupan seseorang ga ada yang baik baik aja, tapi—tante key udah berusaha jadi yang terbaik buat kita juga, jadi terimakasih^^
Duh kan ga jelas gini kesannya—
Aduh, maaf kalau bahasanya berbelit:(
Eh btw tante key umur berapa—?
Tapi berapapun umurnya, aku tau tante key lebih tua dari aku:D
YEY TUA.g
Jan lup traktiran juga'-'
Kami sayang tante key❤️
Ets tapi bener.hiya hiya
-perwakilan member halu pro
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro