Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5

Aku belum pernah naek gunung, gagal naik Mahameru gara-gara Corona jadi ini IB by temen-temen PA ku, Abangku, dan berbagai buku referensi pendakian terutama dari bukunya Donny Dhirgantoro sama Azzura Dahyana.


*

"Kenapa kita naiknya malam?"Aku menoleh ke Mina.


Bis berhenti di daerah Tumpang spesifiknya di dekat gerbang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sampai di tempat istirahat siang hari dan kami diberi waktu beberapa jam untuk istirahat.


"Simpelnya gini sih,"Mina bergumam, dia bukan anak PA tapi beberapa kali ikut naik gunung dengan Kirishima dan Sero. Sayangnya Mina beda kelompok denganku huhu, "Kan kita nanti naik jip, sampai ke desa terakhir, Ranu Pane. Pos pertama, nah disana nanti bermalam, paginya baru naik gunung. Biar sampai di Ranu Kumbolonya rada siangan. Sudah tidak terlalu dingin, nanti disana kalau ada yang mau naik ke puncak silahkan, yang lain nungguin di Ranu Kumbolo, terus bermalam disana, dan paginya balik ke Ranu Pane lagi."


"Gak paham."Aku nyengir. Menggaruk pipi.


"Setidaknya di kelompok lu ada Sero sih (Name), bego-bego gitu, dia berpengalaman banget kalo soal gunung. "


"Wajar sih, dia kan monyet gunung."


Aku mengangguk –angguk setengah niat, lantas menaruk tas carrier yang berat dan berlari ke arah Bayu. "Ada yang ketinggalan?"


"Aman-aman."Bayu yang sedang mengecek bergumam pelan. "Lu sendiri?"


"Aman sih, moga aja gada yang ilang."AK merapatkan jaket gunung. Menghela napas, "Padahal ini siang udah dingin, gimana malamnya?"


"Kalo yang gua denger sih dibawah sepuluh derajat. Mantep, harusnya bawa es lilin."


"Ya, abis itu elu yang jadi es lilinnya."aku menggerutu. Udah ga kebayang dinginnya.


"Butuh jaket tambahan?"Bayu berdiri, bertanya, "Aku bawa dua."


"Ga usah sih, ini aja udah tebel."


"Ga bakal cukup sih, suhunya kayak kulkas lho."


"Tas udah berat."Aku mengeluh, "Gua sama Jirou bawa SB yang rada tebel sih, itu jaketnya lu gunain aja."


"Nanti kalau butuh, langsung minta aja, repot nanti kalau sampe kenapa-napa."


"Okay."Aku berkata cepat tanpa basa-basi.


Maklum. Aku paham. Dulu kami usia SD kelas empat, aku dan Bayu gak sengaja- sebenarnya kami saling dorong-mendorong, terus kecebur sungai.


Pulang-pulang basah kuyup, aku dimarahin Mama tapi Bayu nya engga ih asli kesel banget. Padahal yang jatuh duluan dia, terus narik aku, jadinya aku ikut jatuh. Endingnya bisa ditebak, aku demam tinggi terus gantian Bayu yang dimarahin ama Paus.


Dulu kalau dia diancam gaboleh datang ke rumah karna nakal, udah nangis kejer-kejer, sampe guling-guling. Sekarang kalau si Paus bilang jangan kerumah, dia naik ke jendela kamarku. Makin gede makin gada akhlak anjir.


Jadi untuk mencegah dirinya tidak dapat asupan makan dari keluargaku, Bayu mendadak jadi baymax khusus. Sebenarnya dia bukan peduli dengan kesehatan saya, dia peduli dengan perutnya.


Padahal uang jajan dari ayahnya sebulan cukup untuk membeli hape Samsung Galaxy A32. Eyangnya juga udah nyewain pembantu tapi Bayu sering minta biar bersihin rumah mewah itu aja. Gausah bikinin makan. Kalau lapar, Bayu larinya ke rumah ku.


Bahkan kamar tamu seperti sudah dicap punya Bayu.


Beban emang, untung orangtuaku perhatian.


"Oiya, Yu udah ba-"


"Bayu!"


Kami berdua reflek menoleh. Kendo yang awalnya tengah berlari mendekat, mendadak berhenti. "Eh sorry-sorry, maaf ngganggu!"


"No Problem,"Bayu melambaikan tangan santai, "Kenapa Ken?"


"Final checking, yang lain udah disana. Tapi gapapa sih, bisa nyusul kok!"Kendo mengangkat tangan benar-benar tak enak jika harus mengganggu.


Aku mendorong punggung Bayu cepat, "Buruan sana."


"Tadi lu mau ngomong apa??"


"Kaga aih, cuman nanya lu bawa duit berapa."


"Anj-"Bayu mengumpat, menarik carriernya, padahal jauh lebih berat daripada punyaku, tapi diangkatnya pake satu tangan. Mendekat ke Kendo. "Inget lho, jangan sampe kenapa-napa, mak lu gada biaya rumah sakit buat beban keluarga."


"Ngaca nyet."


"Kita duluan ya (Name)!"Kendo melambaikan tangan, membantu membawa kompor portable milik Bayu.


"Yoi."Aku mengangguk. Melihat mereka berdua berjalan ke arah utara, tempat dimana kelompok Kendo sudah berkumpul.


Sebenarnya aku sedikit iri dengan perempuan-perempuan model Kendo, Yaoyorozu. Asli iri dalam artian positif.


Mereka cewek kuat, tapi anggun. Kokoh tapi tetap menunjukkan sisi elegan. Mana baik, rendah hati, suka menolong. Pinter. Kurang apa lagi sih. Mungkin kelemahan mereka satu-satunya adalah punya temen beban modelan aku.


Kendo wakil ketua OSIS, Pengurus Paskibra dan Padus. Yaoyorozu sekertaris MPK, anak KSN cabang Kimia dan kemarin maju sebagai Putri Kartini dari Yuuei maju sampai tahap Provinsi.


Levelnya sudah beda boss.


Mana gini-gini mereka kelihatan keren banget ih, Jaket palka tebal, rambut dikuncir, menggendong carrier, sambil berkacak pinggang mengatur anak-anak. Aura gurls crushnya terasa banget. Curang banget yang ngatur tim bikin Yaoyorozu sama Kendo sekelompok. Mana ada Bakugo yang notabene anak PA, sudah berpengalaman dan beberapa anak berbakat lainnya.


Lah ditempatku-


No sayang, dilarang adu nasib. Mari bersyukur ada Monoma dan Sero.


Gak cuman Yaomomo ama Kendo, Mina juga keren abis, dia terkenal dengan kemampuan parkournya yang luar biasa. Andalan sekolah tiap ada lomba olahraga. SMP nya dulu tembus nasional lomba senam lantai. Sekarang Mina berjaya menunda ulangan Kimia kelas karna berhasil menyembunyikan kertas soal di genteng sekolah.


Kalau kata Kirishima, tulangnya udah diganti sama karet ban jadi elastis.


"Lu ngapain melamun bege, gua cariin kemana-mana malah lagi nongki deket tong sampah, mau kembali ke habitat?!"Jirou mengomel, berlari kecil ketika melihatku yang sibuk berpikir.


"Sebenarnya lu pengen gua tampol tapi gua inget lu ada emas lima batang."


"Dih sarap."Jirou memutar mata, "Ambil carrier lu ceffat, si Momon udah ngomel-ngomel disana."


"Ngapain?"


"Final checking, trus Sero ama Monoma mau ngomong sesuatu apalah gitu. ayo ih buruan."


*


"Bongkar tas lu, (Name)."


"Ih kampret, udah gua tata!"Aku melotot. Jirou juga menggeleng enggan membongkar tasnya.


"Tinggal tata ulang!"Monoma ngotot, menarik carrier abu-abuku.


"Gamau!"


"Bongkar!"


Sero bergumam pelan, ikut membantu menurunkan tas Jirou, "Si Mawar tadi demam, jadi dia ga ikut. sekarang cuman lu ama (Name) doang cewe di kelompok kita."


"Oh ya?"Jirou menoleh. "Yah."


"Nah, tadi gua ama Momon diskusi, mending kelompoknya bagi jadi dua biar mudah merhatiinnya. Yang empat lagi tuh udah biasa hiking, nanti mereka di depan. Terus gua, Momon ama lu pada."


"Oke dapat."Monoma mengangkat tasku dengan satu tangan. Berhasil menariknya dari punggungku.


Padahal itu tasnya berat banget sial.


"Gamau tau intinya lu beresin sampe rapi."


"Sans adek, gua jauh lebih rapi daripada elu."


Sero menarik carrier Jirou ke dekat Monoma yang tengah membuka tasku, Jirou mengikuti di belakangnya.


"Untuk apa sih di bongkar?"


"Untuk keselamatan kita semua."Monoma berkata singkat.


"Ha?"


"Kemarin pas kita naik Rinjani, si Kaminari ga sengaja bawa boneka. Baju pink, kaya boneka bayi-bayi yang matanya bisa kedip itu lho."Sero membantu menjelaskan, "Dan ketahuannya itu di pos dua bayangin."


"Emang kenapa kalau bawa boneka?"Aku menoleh.


"Ga nalar banget sih Kaminari bawa boneka anjir, katanya sekolah tapi otaknya mana?"Jirou mengumpat, setengah malu sendiri.


"Itu boneka adek sepupunya, entah kenapa bisa masuk."Sero nyengir.


"Nah terus, waktu bermalam, intinya kita tuh bangun camp di deket pohon-pohon, kan banyak kabar kalau ada bagas-"


"Bagas apaan!?"Aku yang rada parnoan ama hantu menyela sedkit gusar.


"Babi ganas."


"Gua lanjut ya,"Sero sambil meluruskan kaki, "Nah kan katanya ada bagas di sekitar hutan, jadi kita gantian jaga, nah yang tidur dalam tuh cuman Bakugo, Tetsu, ama Momon. Gua, Kami, sama Kirishima nongki di luar, kayak gantian jaga gitu. Tapi kalo ada si Bagas ya paling yang di tenda kita tinggal lari."


"Kamvret."Monoma menggerutu.


"Kalo ada Bagas emang kalian lari gitu?"Jirou bertanya penasaran, "Ya nanti di kejar."


"Kagak lah, naik pohon dong, gunanya pohon-pohon disitu kan biar ngehindarin bagas."Sero tertawa, "Paling sialnya di atas pohon ketemu macan kumbang."


"ANJIR AH SERO NAKUT-NAKUTIN!!"Aku berteriak ga terima, "PAK ZAWA, SAYA MAU BALIK A- HMPH!!!"


"Berisik banget ni curut satu, dengerin ampe ending dong!"Monoma membekap mulutku, menyuruhnya diam.


"Gua lanjutin ya, jadi kan itu jadwalnya gua yang jaga, si Kaminari tiduran di rumput, terus Kirishima tidurnya sambil duduk, gua lagi main minecraft, soalnya gada sinyal sih."Sero tak mempedulikan (Name) dan Monoma yang lagi gelut, toh Jirou lagi fokus mendengarkan ceritanya.


"Intinya gini, waktu di gamenya gua ketemu skeleton tiba-tiba ya kan kaget, trus gua noleh dari hape. Itu boneka Kaminari lagi duduk manis deket Si kaminampret anying bego goblok babi bangsat itu. Asli gua jantungan, langsung buru-buru masuk ke tenda. Bodo amat ama jadwal jaga, Kaminari diseruduk badak gua ga peduli asal jangan setan."Sero misuh-misuh.


"Trus lu langsung ngasih tahu yang lain?"


"Di gunung, kalo lu pada ngeliat yang 'gitu-gitu' sebaiknya dipendam sendiri aja."Monoma menjelaskan, "Ga kenapa-napa tapi kalo diomongin ke regu malah bikin parnoan, alhasilnya semua takut. Jadi mending dipendem aja. Kalo pun mau ngomong, jangan ke semuanya. Misal lu, Jirou, kalo takut ngomongnya jangan ke (Name) yang emang parnoan, ngomongnya ke Sero atau ke gua yang emang udah biasa."


"Ya jadi cerita boneka itu gua baru kasih tahu mereka-mereka ini di pos bawah sebelum balik, dan Kaminari akhirnya ngasih boneka itu ke salah satu warga desa yang biasa ke gunung buat dikubur."


Aku merinding, "Harus dikubur?"


"Ada yang ngomong kalau pamali bawa barang dari gunung, nah si Kirishima ngusulin buat dikubur aja. Toh bagi kita-kita tu boneka udah ada 'pemilik'nya jadi mending dikembaliin daripada kenapa-napa dijalan pulang."


"Intinya gitu, meski gua tahu lu pada gabakal bawa benda semacam itu, tapi ya buat jaga-jaga aja."Monoma mengangkat bahu, "Ini pindahin ke tas gua aja,"Katanya sambil mengangkat sleeping bag , termos, dan matrasku.


"Hah? Kenapa?"


"Lu ama Jirou baru pertama kali kan? Takutnya kalian kena hipotemia gara-gara kecapekan itu gawat. Jadi mending beban carrier kalian dikurangin."


Sero tertawa, "Sans atuh gausah gengsian, kodratnya cowok gini-gini. Gua pernah bantuin bawa carriernya Ashido utuh. Jadi gua bawa dua carrier, satu di depan, satu di belakang gara-gara Ashido kekilir."


"Di gunung teu gada yang namanya beban kelompok. Jadi nanti kalo kalian capek ngomong, jangan dipendem, tenaga cewe beda ama cowo. Kalo gua ama Sero udah kuat, kalo kalian udah capek ya mana kita tau. Jadi disini jangan maksa cowok buat peka, kalian yang bilang lho ye."Monoma menuding kami berdua, "Ini juga bukan lomba jadi gabakal terburu-buru."


"Oiya buat lu (Name), jangan melamun. asli, mending lu nyanyi daripada ngelamun. Terus usahain jangan sendirian, kalo perlu kalian berdua saling ngiket tali satu sama lain biar gada yang ilang."Sero menoleh ke arahku. "Intinya lu berdua jangan sampe sendirian. Mau panggilan alam juga ngomong biar di temenin, malem-malem juga. Jangan gengsi, khusus di Mahameru ini gua gabakal ngeledek apa-apa."


"Oiya lu berdua ada lagi dapet ga?"


"Engga sih,"Aku menggeleng, period ku minggu lalu, Jirou juga menggeleng.


"Kalo semisal tiba-tiba dapet, itu roti jepangnya atau daleman yang kena, dikubur aja, jangan dibawa pulang. Secara logika, itu kan benda kotor- sorry gua ga bermaksud menyinggung tapi itu setan juga seneng benda kotor kan?"


Ini ilmu baru. Aku benar-benar baru paham. Contoh pelajaran yang didapat dari pengalaman. Apalagi aura Sero dan Monoma udah ga terlalu ngeselin, mereka justru terlihat SEDIKIT berwibawa dimataku.


"Apa lagi sih pamali-pamalinya selain yang tadi? Seriously ini first time gua hiking,"Jirou berseru penasaran. "Gua gamau kenapa-napa."


"Banyak sih,"Sero bergumam, "Oh kalau lu lagi benci atau kesel ama orang, dilupain dulu. Kalo bisa dimaafin sekalian. Gunung Indo kan genrenya psychological, supranatural, horror, thriller, mystery dan banyak lagi. Jadi buat waspada aja."


"Terus ini."Monoma berseru, "Amit-amit jangan sampe, tapi semisal, kalau lu tiba-tiba kesesat. Inget, desa di Mahameru paling ujung pendakian hanya Desa Ranu Pane, selebihnya gada pemukiman warga. Gua cuman denger cerita-cerita aja, tapi kalo bener-bener kejadian mending lu doa banyak-banyak terus menjauh. Jangan pernah coba masuk."


"Ih gua merinding,"Aku menggamit lengan Jirou.


"Seenggaknya lu berdua jangan parnoan lah denger cerita-cerita ini, sebenarnya kita berdua rada mikir sih, mau ngasih tahu kalian atau enggak. Tapi kita putusin buat ngasih tahu, seenggaknya sebagai antisipasi kita aja, semoga ga ada kejadian yang tidak diharapkan. At last, kita tetep gamau ada yang kenapa-napa."


"Oh iya, gua mau tanya,"Jirou mengangkat kepalanya, "Pembagian kelompok, PA ikut ngatur ga sih?"


"PA, OSIS-MPK, anak PMR, anak DA, ikut ngatur semua. Makanya anak PA di setiap kelompok mesti ada minmal dua orang. Jirou ikut PMR juga kan?"


Jirou mengangguk, sementara aku menoleh ke Monoma, "Kok gua gatau heh!?"


"OSIS-MPK yang join cuman Gua-Kendo, Iida ama Yaoyorozu, Ketu-wakil. Biar ga rusuh kalo ada orang-orang macam elu. Lagian lu kan cuman babu OSIS."


"Ih kampret."


"Oiya, rutenya gini,"Sero berseru, "Si Ahmad ama tiga temennya naik duluan, terus kita. Nah kemarin pas kocokan, kita dapet kelompok ama Kelompoknya Bakugo. Jadi nanti naiknya bareng. Tapi tetep satu kelompok-satu kelompok, jangan ngecampur biar gua ama Momon ngawasinya gampang."


Kelompok Bakugo? Aku mengernyit, melirik ke arah kanan,


Kelompoknya Kendo ama Bayu dong.


"Oiya, kan gua bawa tendanya cuman satu, nanti lu ama Jirou yang tidur, biar gua ama Momon yang tidur di luar."Sero bergumam.


"Hah sumpah? Dinginnya malem ampe minus lho?"Jirou mengangkat alis.


"Kaga seekstrem itu lah neng, paling masih di angka 10-an. Toh gua udah biasa."Monoma sok abissss


"Oh, kalo kalian tetep waspada ama pendaki lain- yang bukan dari sekolah kita terutama. Ga semua orang baik. Makanya gua bilang bener-bener, kalo malem, di tenda aja plis, jangan kemana-mana. Bagi gua, terkadang manusia lebih nakutin daripada hantu-hantu."


Simpelnya sore ini, sebelum kami naik jeep untuk ke Ranu Pane aka Pos Pertama, aku belajar banyak hal dari percakapan kami berempat.


Terutama kodratnya perempuan ama laki-laki. Simpel banget tapi bikin mikir.


Laki-laki lebih kuat maka yang seharusnya melindungi. Monoma sama Sero tau kalau aku dan Jirou itu tipe yang tidak suka direndahkan plus gengsi tinggi untuk minta tolong. Jadi mereka berusaha agar tidak menyinggung kami sama sekali saat melarang ini-itu dan berkali-kali bilang untuk ngomong jika capek karna mereka sadar kalo emang mereka kurang peka.


Entah kenapa, semua ini membuatku berfirasat kalau field trip kali ini bukan field trip biasa.


*

Boneka Legend Kaminari

OIya ini sama dapet art Bayu luar biasa UwU

Artist : Jeje1811

Aduh bang, sini ceffat jadi nyataaa!!!!

Artist :  zzhwa21

OWO I REALLY LIKE IT, INI KAYAK IMAJINASI GW SERIUSAN AAAAAAAAA


mana jepitnya couple lagi aduh


Sampai Babai

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: #owlyphia