Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

୧ *·˚ 1.4 • Rencana awal┆↰

"Hokuto!"

Anzu dan [Name] terkejut mendengar teriakan Subaru. Hokuto dan Subaru pun sama terkejutnya ketika melihat Anzu dan [Name] yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Sekarang, aku berencana bicara dengan ketua OSIS tentang masa depanku. Isara dan Yuuki pun mungkin saja merasakan hal yang sama, bukan?" Hokuto berbalik dan melanjutkan ucapannya. "Selama ini memang menyenangkan. Arigatou. Berkatmu, aku jadi bisa sedikit menyukai idol."

"Ku berdoa semoga kau...

... mampu menjaga cahaya harapan itu terus bersinar." Ujar Hokuto lalu berbalik badan lagi dan melenggang pergi melewati Anzu dan [Name].

"Hah? Gimana gimana? Aku lupa alur!!" Batin [Name] yang linglung.

༆ |  "Bahasa Jepang"
༆ |  "Bahasa Indonesia"
༆ |  "Membatin"

Warning
OOC
Kata kata tidak baku
Typo bertebaran
Bahasa kasar dimana mana:)
Kalo ada kata atau kalimat yang kurang tepat mohon dikoreksi ( ◜‿◝ )

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Hoam~, masih ngantuk..."

[Name] melipat tangannya dan menjadikan nya bantal untuk kepalanya. Lalu melihat keluar jendela.

"Bakal sibuk nih minggu ini. Yah, emang udah tugas produser sih."

"Oh iya! Aku harus ketemu Anzu sekarang!" [Name] bangkit lalu berjalan keluar kelas dan menghampiri Anzu di kelas sebelah.

Flashback on

"Izu nii mana sih?!" Gumam [Name] kesal sambil menunggu kakaknya pulang.

Drrt drrt

"Hum?" [Name] langsung berjalan ke arah meja makan dan mengangkatnya.

"Moshi moshi, dare ka?"

"[Name]-chan..."

"Anzu? Tunggu, kamu kenapa?"

"Bagaimana ini, Trickstar mulai terpecah... Aku tak tahu harus bagaimana..."

"Eh? Oke oke, sekarang coba tenang dulu, kita omongin dengan tenang."

"Um..."

Mereka membahas bagaimana cara membantu agar Trickstar bersatu kembali hingga larut malam. Mereka menyusun rencana untuk mulai menyatukan mereka berempat.

"Arigatou [Name]-chan."

"Um! Sama-sama, kalau begitu kamu tidur saja dulu. Besok kita lanjut lagi."

"Um... Oyasumi."

"Oyasumi."

Tut

"..."

[Name] menghela napas panjang, lalu ia berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Flashback off

"Jadi, rencananya mulai hari ini?" Tanya Anzu

[Name] menganggukkan kepalanya. "Um! Kamu minta bantuan Kiryuu senpai untuk kostumnya dan aku akan meminta bantuan Chiaki senpai dan Rei senpai." Ujar [Name] yakin. "Hah~ andai aku bisa ikut tampil..."

Anzu yang mendengar gumaman [Name] terkekeh. "Baiklah, mohon bantuannya."

"Ya!"

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

[Name] POV

"Ini pada kemana deh, emang sih sekarang waktunya pulang atau kegiatan club."

Aku baru keluar dari kamar mandi, kukira gak akan lama, ternyata saat aku keluar, sekolah udah lumayan sepi. Ku putuskan untuk kembali ke kelas untuk mengambil tas dan lanjut mencari Chiaki senpai.

"Oh? Maa-chan?" Panggilku saat melihatnya keluar dari kelas 2-B.

"[Name]..."

"Mau ngobrol sama Hoku-chan?"

Aku melihat dia hanya diam menunduk, ia masih ragu untuk melihat kearah ku dan menjawab pertanyaan ku tadi.

"Kalo belum mau bilang sih aku gak masalah. Tapi ingat kamu gak sendiri, ada aku dan teman kelas yang siap dengerin curhatan mu." Ujar ku mengingatkan.

"[Name]..."

Kenapa manggil namaku terus sih! Bikin kesal. "Maa-chan, jangan manggil namaku terus dong?!"

Aku mendengar suara tawa-an dari arah depanku. Ya, Maa-chan tertawa, lebih tepat nya ia berkekeh.

"Apa-apaan itu?! Kau ngetawain aku hah?!"

"Haha, warui warui, kau jadi mirip Koga kalau sedang marah." Tawanya

"JANGAN SAMAKAN AKU DENGAN DIA DONG?! Sudah ah, aku mau ngambil tas. Jangan terlalu fokus sama berkas OSIS terus, jangan lupa jaga kesehatanmu juga!" Kesal ku meninggalkannya yang masih di luar.

Aku membereskan beberapa barang yang masih tergeletak di atas mejaku. Berasa sudah semua masuk, aku melangkah keluar kelas dan menutup pintunya.

Saat aku keluar, aku tidak melihat Maa-chan di tempatnya tadi dia berdiri. Yah, mungkin dia sudah ke kelas sebelah saat aku membereskan alat tulis ku. Lanjut berjalan menuju club basket. Ah, lebih tepatnya gedung olahraga dan tentunya melewati kelasnya Hoku-chan.

Aku berhenti tepat di depan pintu kelas 2-A, aku melihat ke dalam dan masih tersisa Hoku-chan di sana. Aku ingin menghampirinya tapi aku tidak tahu harus apa jika aku masuk ke dalam.

"[Name]?"

Tunggu? Kok jadi gelap? Tadi kan terang. Aku menepuk kedua pipiku, akhirnya aku kembali tersadar dari lamunanku, aku sedikit terkejut saat melihat ke depan, Hoku-chan sudah ada di depanku.

"Astaga, Hoku-chan! Kamu ngagetin." Ujar ku sembari mengelus dada. "Ternyata tadi aku melamun."

"Maaf. Kau sedang apa berdiri di depan pintu lalu melamun?" Tanyanya.

"Aku hanya ingin memastikan kalau di dalam masih ada orang atau tidak." Jawab ku yang hampir sepenuhnya benar.

"Begitu. Um... [Name] apa pilihanku sudah tepat?" Tanya Hoku-chan sedikit menunduk.

"Entahlah, tapi aku tetap mendukung apapun yang kau pilih. Lalu, apa hatimu merasa tenang dengan pilihanmu yang sekarang?" Tanya ku padanya. Oh, sepertinya pertanyaan ku sangat sulit untuk dijawab olehnya.

"Aku..."

Aku melihat kearahnya dan menunggunya menyelesaikan ucapannya.

"Aku juga bingung. Di satu sisi aku tidak ingin melihat Trickstar dihancurkan dan sisi lainnya yang dikatakan oleh ketua osis ada benarnya." Lirihnya.

"Begitu, ya. Kalau kau butuh teman untuk curhat, kau bisa cari aku. Aku akan mendengarkannya dengan baik." Ujar ku lalu tersenyum.

"Kalau begitu, Lebih baik kau pulang untuk menenangkan pikiran mu. Aku permisi." Saran ku lalu melenggang pergi meninggalkannya di depan pintu.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Sesampainya aku di belakang gedung olahraga, aku melihat Chiaki senpai sedang menyenggol (?) Takamine-kun yang sedang minum dari keran.

Aku memutuskan untuk menghampiri mereka berdua.

"Selamat sore Chiaki senpai dan... Takamine-kun?" Sapa ku pada mereka. Hoho, tentu saja aku harus pura-pura tidak tahu nama Midori-kun. Dan jangan lupa untuk jaim, jaga image, fufu~.

"Oh [Name]!! sore!/ Sena senpai Sore." Sapa mereka berdua.

"Apa kau membutuhkan pertolonganku, [Name]?" Tanya Chiaki senpai.

Aku mengangguk sebagai jawaban. "Ini soal Trickstar..."

"Kenapa dengan mereka? Dan ngomong-ngomong, tadi Akehoshi dan Isara tidak datang ya? Kau tau kenapa Takamine?" Tanya Chiaki senpai pada Takamine-kun.

KENAPA GAK NANYA KE AKU AJA GITU?!

"Aku tidak tahu. Tanya saja pada Sena senpai." Jawab Takamine-kun dengan lemas.

Srek srek

"Sengoku-kun?" Panggil ku saat melihat setumpuk semak-semak mendekat kearah kami bertiga.

"Sessha tau kenapa mereka tidak datang. Wah! ternyata Sena-dono! tahu ini sessha de gozaru." Ujar Sengoku-kun.

"Tentu saja aku tau, fufu~"

"Nampaknya Trickstar ditertibkan oleh OSIS. Katanya, mereka dibubarkan." Ujar Sengoku-kun dengan nada serius.

"[Name], yang dikatakan sengoku itu benar? Tapi, tidak mungkin mereka bubar..."

"Sayangnya yang dikatakan Sengoku-kun itu benar, senpai. Soalnya mereka sudah terpisah." Aku memotong ucapan Chiaki senpai dan menjawab pertanyaannya tadi. "Jadi aku ingin meminta bantuan senpai. mereka, Ah, lebih tepatnya Baru-chan.

"Tidak bisa dipercaya. Kalau itu serahkan saja pada ku!" Ujar Chiaki senpai. "Jadi kau punya rencana?"

Aku menganggukkan kepalaku lagi lalu memberitahu rencana aku dan Anzu yang semalam kami susun.

[Name] POV end

Duk! duk! duk!

Suara bola yang dipantulkan terdengar dari arah gedung olahraga. Empat orang itu mengalihkan pandangannya kearah suara berasal.

"Itu pasti Baru-chan." Gumam [Name]

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Terlihat Subaru yang ingin menembakkan bola basket kearah ring tapi diurungkan.

"Kenapa aku menjadi idol?" Lirihnya

Di saat Subaru merenungkan tentang masalah kemarin dan masa lalunya, ada empat orang yang sedang mengintip dari arah pintu.

"Ini gak apa-apa nih ngintip begini?" Tanya [Name] berbisik.

Posisi mereka seperti ini, Midori dengan Chiaki ada di pintu sebelah kiri lalu [Name] dengan Shinobu di pintu sebelah kanan.

"Sepertinya tidak apa de gozaru." Jawab Shinobu yang bungkuk di depan [Name].

"Akehoshi!"

Semua yang ada di pintu terkejut, mereka tidak menyadari kalau Chiaki menghampiri Subaru.

"Sejak kapan dia...?"

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Hah~"

Helaan napas terdengar dari mulut seorang gadis yang sedang asik tiduran dan menatap langit-langit kamar.

"Moga aja rencana tadi berhasil."

Tring!

[Name] mengalihkan pandangannya kearah handphone yang sedang di cas di atas meja belajar. Rasa penasaran memenuhi pikiran [Name], lantas ia beranjak dan melihat siapa yang meneleponnya malam-malam.

'+81** **** ****' nomor itu yang tertera di handphone milik [Name].

"Siapa deh? Gak mungkin dari jurusan biasa 'kan?" Batin [Name] bingung. Dia tidak memiliki teman di jurusan lain. Lalu ini nomor siapa?

"Biarin aja deh, ntar juga mati sendiri. Kalo dimatiin dikira sombong atau marah." Monolognya lalu kembali merebahkan tubuhnya ke kasur kembali.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Di lain tempat dan di jam yang sama, ada dua orang yang sedang menunggu telepon nya dijawab.

Tut... Tut... Tut...

"Bagaimana, ***-kun?" Tanya seorang pria pada teman sekamarnya.

"Tidak diangkat." Jawab teman sekamarnya itu.

"Yah~ salah nomor kali." Ujar pria tadi tak percaya.

"Itu tidak mungkin, ****-san."

"Seharusnya kita ada di sana waktu itu, warui ******~" Ujarnya dengan nada sedih.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Hatchi!!"

"Siapa yang ngomongin aku weh!"

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

HAI!!! sebenarnya project nya belum selesai sepenuhnya sih, tinggal dikit lagi tapi aku dah greget pengen up (' . .̫ . ').

Oke itu aja, See you next chapter and don't forget to vote (。•̀ᴗ-)✧

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro